Ketika Istriku Tak Lagi Manja

Haikal terpaksa menemui Laila. Pria ingin menyelesaikan masalah mereka. Dia tidak mau berlarut-larut dalam jebakan yang di buat Laila. Haikal akan membuat wanita itu mati kutu, karena telah berani menjebak nya.

Saat tiba di rumah Laila. Wanita itu tersenyum cerah, dia sangat bahagia melihat kedatangan Haikal. Segera dia beranjak ingin memeluk mantan suaminya itu.

"Mas … aku rindu."

"Aku tidak!" jawab Haikal datar seraya mendorong tubuh wanita itu pelan. Andai saja Laila tidak hamil, maka dia tidak akan segan untuk berbuat kasar. Namun, dia teringat istrinya juga sedang hamil. Tak mau karma menghampiri istri juga anaknya.

"Kalau kamu nggak rindu! Ngapain kamu ke sini?" tanya Laila menatap tajam mata mantan suaminya.

Haikal memutar bola matanya malas. Dia kesal dengan Laila yang berlagak pura-pura bodoh. Padahal semalam wanita itu mengirim nya pesan untuk bertemu.

"Kau ini pura-pura bodoh atau memang bodoh. Oh jangan-jangan kamu juga pikun! Kalau begitu akan aku ingatkan! Semalam kamu yang kirim aku pesan ancaman. Agar aku datang ke sini!" tegas Haikal menatap Laila tak kalah tajam. Bak pisau yang siap membelah daging.

Wanita itu mengerucutkan bibirnya. Dia merasa sangat kesal dengan sikap mantan suaminya. Andai saja dia tahu begini, maka malam itu dia akan memberikan obat perangsang untuk Haikal. Namun, pertemuan nya dengan Haikal juga di luar rencana. Itulah sebabnya wanita itu tidak dapat menyempurnakan rencana dadakan nya itu.

"Mas, kenapa kamu berubah sih? Padahal dulu saat kita remaja kamu tidak sedingin dan segalak ini sama aku!"

Laila mengingatkan Haikal pada cinta monyet mereka di masa lalu. Tentu saja Haikal berdecak kesal, pria itu memutar bola matanya malas.

Tentu saja dirinya berubah, dulu dia masih muda. Pikiran masih labil, sekarang pria itu telah dewasa dan tahu mana penting dan tidak penting.

"Dulu aku gila! Sekarang aku waras. Nah, ambil ini!" Haikal menarik tangan Laila lalu meletakkan amplop berwarna coklat di tangan wanita itu.

Laila terkejut, dia menatap bingung pria di hadapannya ini. Tak tahu apa isi dari amplop coklat tersebut.

"Apa ini, Mas?" Laila bertanya dengan nada pelan. Raut wajahnya heran menandakan dirinya penasaran.

"Buka." Haikal menjawab singkat. Pria itu tersenyum tipis, sehingga Laila tak melihat nya.

Segera Laila membuka amplop tersebut karena penasaran. Mata wanita itu melebar tak percaya setelah melihat isi amplop tersebut. Foto dirinya bersama mantan suami dan fotonya sedang tidur dengan salah satu wali siswa nya dulu.

Tangannya bergetar, menjatuhkan segala informasi yang diterima nya itu ke lantai. Dia menutup mulutnya tak percaya, matanya bergetar menahan air mata agar tak jatuh.

"Mas," panggil Laila dengan suara bergetar menahan tangis dan takut.

Haikal menanggapi nya dengan senyuman iblis. Pria itu menikmati ekspresi terkejut dan takut Laila. Salah sendiri siapa suruh mempermainkan seorang Haikal.

Hingga aib Laila yang tersimpan baik-baik, kini terbongkar juga.

"Jangan coba-coba mengusik rumah tangga ku atau mengancam ku lagi! Bila tidak! Aku bersumpah akan menghancurkan mu, Laila!"

Haikal berkata dengan nada tegas. Pria itu menatap tajam Laila, dia memberikan peringatan pada mantan kekasih nya itu agar tak mencoba lagi untuk mengusik rumah tangga nya.

"A-apa salah kalau aku menjadikan mu sebagai ayah anakku, Mas?" Laila bertanya bodoh dengan air mata yang mulai berlinang.

Banyak sekali dosa di masa lalunya. Itu semua ia lakukan demi bertahan hidup. Gadis miskin yang punya sejuta mimpi dan tak punya keluarga, akhirnya salah jalan. Menggunakan kecantikan wajah dan tubuh demi mendapatkan keinginan nya.

Mantan suaminya juga sudah tak lagi peduli pada Laila. Dia sendirian di dunia ini.

Sekarang Laila sadar, apa yang ia lakukan di masa lalu salah. Sayangnya ada anak yang tak direncanakan kehadiran nya ada dalam perut Laila. Itulah sebabnya dia menjebak Haikal malam itu.

Agar anaknya nanti memiliki ayah. Namun, wanita itu salah memilih pria, Haikal adalah pria yang telah beristri.

"Salah! Karena itu bukan anakku! Dan … aku sudah punya istri dan anakku sendiri." Haikal berkata dengan nada tegas membuat Laila tertampar oleh kenyataan.

Wanita itu menangis sesenggukan dengan suara yang tersendat, karena rasa sakit, sesal dan marah pada diri sendiri itu ada.

Haikal sebenarnya tak tega melihat Laila menangis. Tetapi, pria es balok itu tak tahu harus berbuat apa, jangankan Laila, saat Siska menangis kadang dia hanya bisa diam saja.

Bingung untuk sekedar memeluk.

"Kalau begitu lebih baik anak ini mati saja! Agar orang-orang tidak menggosipkan ku dan anak ini tidak menderita karena tidak memiliki ayah!" Laila yang kalut pun tak tahu membedakan mana yang benar dan salah. Sehingga membuat Haikal terkejut sekali mendengar nya.

"Hey! Apa kau gila!" sentak Haikal panik mendengarnya.

Laila tak peduli, dia berlari masuk ke dalam kamarnya. Diikuti oleh Haikal di belakang, segera Laila mengambil obat penggugur kandungan yang telah lama ia beli dari dalam laci.

"Maafkan mama, Nak. Kamu berhak hidup! Tapi, bukan di dunia ini. Karena dunia sangat kejam pada anak tanpa ayah!" Laila berkata di sela-sela tangisnya.

Dia mengambil empat butir obat, lalu bersiap meneguk nya. Namun, Haikal langsung menepis tangan Laila, hingga obat tersebut berserakan di lantai.

"Kau gila, huh?!" bentak Haikal mencekal kedua tangan Laila. Matanya melotot menatap wanita di hadapannya ini.

*

*

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏

🙏