Pernikahan Reynaldi dan Annisa awalnya harmonis. Namun, semuanya berubah di saat pernikahan mereka berusia lima tahun. Rumah tangganya berada di ujung tanduk. Hadirnya Viona sang mantan kekasih Reynaldi, membuat cintanya Reynaldi kepada sang istri menjadi goyah.
Perlahan sikap Reynaldi semakin berubah ke Annisa. Dia kerap menyakiti hati Annisa. Dia lebih memilih menghabiskan waktunya bersama Viona. Sampai suatu hari, Annisa melihat langsung suaminya bergandengan tangan dengan seorang wanita.
Apakah Annisa akan tetap mempertahankan rumah tangganya dengan Reynaldi, dengan menerima Viona sebagai madunya? Ataukah Annisa memilih bercerai, dan mencari kebahagiaannya sendiri? Bagaimana kisah perjalanan cinta Annisa selanjutnya? Ikuti kisahnya dalam karya "Hilangnya Cinta Suamiku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bulan Madu Kedua
"Kita mandi bersama dulu yuk, biar tak lengket!" ajak Reynaldi.
Hari ini dan besok, adalah hari untuk bisa bermesraan dengan suaminya. Bahkan Nisa sudah menyiapkan lingerie untuk dia kenakan selama berbulan madu. Dia ingin menyenangkan hati suaminya.
Mereka tampak bermesraan di kamar mandi, di bawah guyuran air shower. Suasana dingin membangkitkan libido keduanya. Sentuhan lembut dari pasangan, menjadi pengiring keromantisan mereka berdua.
Hari ini, Nisa melayani hasrat suaminya dengan maksimal. Membuat Reynaldi merasakan sensasi nikmat yang luar biasa. Ronde pertama telah selesai. Keduanya sedang mengatur napas, akibat permainan panas mereka.
"Terima kasih, ya, Sayang? Aku puas sekali. Kamu sudah semakin pintar," ucap Reynaldi yang memuji permainan istrinya.
Jantung keduanya masih berpacu dengan cepat, dan napasnya pun masih terengah-engah. Nisa dan Reynaldi sedang menghapus keringat yang membasahi wajah mereka. Dinginnya cuaca Puncak dan dinginnya AC, masih tak menutupi hawa panas di tubuh keduanya.
Selang berapa menit, tangan Reynaldi sudah menggerayangi tubuh istrinya kembali. Miliknya sudah menegang kembali, dia menginginkan kembali. Hingga akhirnya mau tak mau, Nisa melayani kembali. Meskipun tubuhnya masih merasa lelah.
Reynaldi memiliki fantasi **** yang liar, saat berhubungan intim dengan pasangan. Membuat Nisa kewalahan, menghadapi suaminya. Namun, dirinya berusaha menikmati permainan suaminya, agar suaminya tak kecewa dengannya. Nisa berusaha menyeimbangi suaminya.
"Yang, aku lelah," rengek Nisa. Setelah mendapatkan pelepasan di ronde kedua. Nisa meminta suaminya menghentikan dulu.
Reynaldi mengerti, tak seharusnya juga dia menggempur istrinya terus menerus. Istrinya bukanlah Viona, yang memiliki kelainan dalam ****. Menjadikan dirinya hiperseks, selalu haus dalam bercinta. Dia menemukan pasangan yang sebanding dengannya, yaitu Reynaldi.
Selama ini yang mereka lakukan, bukan karena sebuah paksaan dari Reynaldi. Selama ini mereka melakukan atas dasar sama-sama mau, Sama-sama membutuhkan, dan akhirnya sama-sama memuaskan.
Rasa lelah membuat Nisa tertidur, tubuhnya saat itu hanya di tutupi selimut. Karena Reynaldi tak mengizinkan dirinya untuk memakai baju, meskipun hanya lingerie.
"Ma, Reynaldi sudah berangkat?" tanya Viona kepada Mama Ratih.
"Sudah dari pagi tadi, Vi. Memangnya dia tak mengabari kamu?" tanya Mama Ratih kepada Viona.
"Tidak Ma, justru Reynaldi blokir nomor aku dan sampai sekarang dia tak ada kabar," ungkap Viona. Rasanya sangat sulit memisahkan Reynaldi dan Nisa. Cinta mereka sangat kuat.
Jam menunjukkan pukul 18.00 WIB, Nisa baru saja terbangun. Badannya terasa remuk, dan sulit untuk bangun. Karena tangan suaminya menghalangi dirinya untuk bangun.
"Mas, bangun! Aku ingin bangun. Sepertinya sudah malam," ucap Nisa. Dia mencoba melepaskan pelukan suaminya, dan mendorong tubuh suaminya.
Reynaldi, begitu berat untuk membuka matanya. Rasanya dia masih ingin terus tertidur. Namun, istrinya terus menerus membangunkan dirinya.
"Memangnya ini jam berapa, Ay?" tanya Reynaldi dengan mata masih terpejam.
"Ay? Siapa Ay?" tanya Nisa, membuat mata Reynaldi membuka dengan sempurna.
"Ay, ya kamu. Ayang. Ayang 'kan sama seperti Sayang," ucap Reynaldi berbohong. Padahal Ay adalah panggilan sayang dirinya untuk Viona. Bisa-bisanya saat dirinya bersama Nisa, Reynaldi teringat akan sosok Viona.
Reynaldi mengajak Nisa untuk menikmati malam minggu di Puncak, makan malam di luar. Kini mereka sudah berada di pusat sate kiloan yang terkenal di Puncak.
"Jangan banyak-banyak makan kambing Mas, nanti milik kamu menegang terus bisa repot," protes Nisa.
"Bukannya bagus, agar hasilnya maksimal," ucap Reynaldi sambil menaik turunkan alisnya.
Nisa hanya bisa menghela napas panjang, karena dia bukanlah Viona yang justru senang. Bagi Viona, Reynaldi yang paling the best. Terlebih Reynaldi memiliki ukuran jumbo, yang mampu memuaskan seorang wanita.
Reynaldi benar-benar kecanduan, malam ini mereka melakukan kembali. Dengan gaya yang berbeda. Nisa hanya menuruti saja permintaan suaminya. Mereka melakukan sampai jam 03.00 pagi.
Nisa baru saja terbangun dari tidurnya, dia merasa terkejut saat melihat jam menunjukkan pukul 09.00 WIB. Mereka sampai melewatkan waktunya salat subuh.
"Duh, badan aku remuk banget. Area sensitif aku juga terasa perih," gerutu Nisa.
Bahkan Nisa meringis kesakitan, saat dirinya hendak turun. Mendengar rintihan istrinya. Reynaldi akhirnya terbangun, membuka matanya dan langsung duduk.
"Kamu kenapa?" tanya Reynaldi dengan suara khas bangun tidur. Reynaldi tampak mengelus punggung istrinya dengan lembut.
"Sakit, perih area sensitif aku," ungkap Nisa.
"Ya sudah tidur lagi saja sama aku, sini!" ujar Reynaldi yang menarik tangan istrinya kembali dalam pelukannya.
"Mau aku obati agar tak sakit lagi?" ujar Reynaldi.
Miliknya sudah menegang kembali, hingga akhirnya dia menindih tubuh istrinya kembali. Dia tak peduli dengan rengekan istrinya. Dia tak ingin melewatkan waktu sedikit pun.
"Mas, ini sudah jam 09.00 WIB. Aku lapar," rengek Nisa.
"Sekali lagi," pinta Reynaldi yang sudah dengan posisi yang sudah intim. Setelah keinginannya terpenuhi, barulah dia membebaskan istrinya.
"Huh, kamu ini. Kalau sudah ada keinginan. Maunya selalu terpenuhi," gerutu Nisa.
Masih Nisa ingat, saat dirinya dulu menolak Reynaldi. Reynaldi terus saja meyakinkan dirinya, hingga akhirnya dia menerima cinta Reynaldi. Bahkan Reynaldi tak memberikan ruang sedikit pun untuk Nisa dekat laki-laki lain.
Mereka memilih menikmati sarapan pagi yang tertunda di hotel. Karena Reynaldi ingin mengajak istrinya berenang dulu. Kamar hotel mereka, terhubung langsung ke kolam renang.
"Mas, aku tak bawa pakaian renang," ujar Nisa kepada suaminya.
"Ya sudah pakai lingerie saja. Lagi pula tak akan ada yang lihat juga, kamu lihat sana di luar!" ujar Reynaldi.
Nisa celingak-celinguk melihat situasi di luar, karena dia tak terbiasa seperti itu. Terlebih dirinya memakai jilbab.
"Benar 'kan? Ini memang khusus untuk menginap di kamar ini. Yang menyewa kamar seperti ini, mendapat fasilitas khusus," jelas Reynaldi.
"Tetapi, Mas. Nanti kalau aku kedinginan gimana? Airnya 'kan dingin Mas," ujar Nisa dengan polosnya.
"Tenang saja, 'kan ada Abang yang menghangatkan Eneng," goda Reynaldi sambil mengerlingkan matanya. Reynaldi terkekeh saat melihat istrinya memanyunkan bibirnya.
Kegiatan mereka sangat intim di kolam renang, ini yang Reynaldi suka. Selama ini istrinya selalu kaku. Namun, hari ini dia merasakan sensasi yang berbeda dari istrinya. Nisa pun mengikuti permainan panas suaminya. Bercumbu mesra di kolam renang.
"Mas, dingin. Aku naik duluan ya," ujar Nisa.
Melihat tubuh seksi istrinya saat naik ke permukaan, tentu saja Reynaldi tak ingin kehilangan kesempatan. Reynaldi pun ikut naik bersama istrinya dan langsung memeluk tubuh istrinya dari belakang.
"Mas, aku ingin mandi. Kita harus siap-siap. Ini sudah mau jam 12.00 siang," gerutu Nisa.
"Please sekali lagi, biar aku menghangatkan tubuh kamu dulu! Nanti aku akan bayar over charge-nya," rayu Reynaldi. Reynaldi benar-benar tak ada puasanya, masih saja menginginkannya.
Reynaldi langsung membuka lingerie yang dikenakan istrinya dan juga celana boxer yang dia kenakan. Mereka kini sudah sama-sama polos. Reynaldi langsung menggendong tubuh istrinya dan membawanya ke ranjang.