Adeline terpaksa harus menikah dengan pria yang tidak dia cintai yaitu anak dari sahabat Papah nya yang ternyata adalah kekasih Kakak perempuan nya.
Adeline adalah anak ke dua dari dua bersaudara. Dia memiliki kakak perempuan. Adeline yang kerap di panggil Adel masih duduk di kelas 2 SMA, namun dia harus menikah karena permintaan orang tua nya.
Dia tidak bisa menolak permintaan orang tua nya, ada banyak alasan yang membuat dia tidak bisa menolak perjodohan itu.
Apakah Adeline bahagia dengan suami nya? atau justru sebaliknya? Kalau penasaran langsung klik dan baca kelanjutan cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syakira edianwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
"Tidak cukup hanya seperti itu saja, tetap saja kakak harus makan obat." ucap Adel.
"Saya tidak suka, saya tidak suka obat yang begitu pahit." ucap Alan. "Kakak bukan anak kecil lagi yang harus di bujuk dan di paksa untuk minum obat." ucap Adel.
Alan langsung terdiam. Beberapa menit tidak ada percakapan, Alan duduk sambil melihat ke arah Adel yang sudah diam, kelihatan sekali Adel marah.
Alan melihat obat yang ada di atas meja. Dia merasa bersalah akhirnya dia memutuskan untuk minum obat sendiri.
Dia meminum nya dan tiba-tiba batuk-batuk Untung saja obat tidak keluar.
Adel mendengar itu. Dia tau kalau Alan sudah minum obat.
"Saya sudah minum obat, apa kamu masih marah?" tanya Alan. Tidak ada jawaban dari Adel. "Baiklah saya tau kamu pasti sangat marah kepada saya." ucap Alan.
Dia menarik Selimut nya dan segera tidur. Namun sudah beberapa jam dia tidak kunjung bisa tidur. Dia membuka handphone nya namun mata nya pedih main handphone malam-malam.
Dia menoleh ke arah Adel yang tidur sangat nyenyak di bawah. Perlahan dia turun ke bawah dan tidur di belakang Adel.
Adel Merasa ada yang memeluk nya dari belakang dia membuka mata nya melihat tangan Alan.
"Kenapa kakak tidur ke bawah? Nanti kakak tidak akan sembuh-sembuh." ucap Adel.
Namun Alan sudah terlanjur tidur. Adel menghela nafas panjang. Dia mau membenarkan selimut Alan namun Alan menahan perut nya.
Adel tidak bisa bergerak. Dia mengelus tangan Alan yang di perut nya. Adel tersenyum.
Akhirnya mereka tidur bersama untuk pertama kali berpelukan, Adel sangat senang.
Keesokan harinya...
"Tok!! Tok!! Tok!!" Ketukan pintu kamar tidak membuat Adel dan Alan bangun. Mungkin kedua nya tidur terlalu larut malam dan juga Adel kecapean.
"Ya ampun Adel kok gak bangun sih? Ini sudah jam berapa nanti dia bisa telat ke sekolah." ucap Mamah Mertua nya.
Mamah mertua nya membuka pintu. Dia kaget karena melihat Alan dan juga Adel berpelukan di bawah.
Alan perlahan bangun dia melihat Mamah nya.
"Ada apa mah?" tanya Alan.
"Ini sudah pagi, bangun kan istri kamu agar dia siap-siap ke sekolah." ucap Mamah nya.
Alan menoleh ke arah samping nya ternyata Adel tidur di lengan nya dan memeluk Pinggang nya.
"Iyah mah." ucap Alan.
"Ya udah kalau begitu mamah keluar dulu yah. Maaf mamah mengganggu." ucap mamah nya langsung menutup pintu.
Mamah mertua nya senyum-senyum.
"Awal yang baik, aku akan segera memiliki cucu kalau seperti ini." ucap mamah nya.
Alan menyentuh hidung Adel dengan lembut.
Menyentuh wajah nya namun Adel tidak kunjung bangun.
"Seperti nya dia benar-benar kelelahan. Wajah nya saja sangat kelelahan." batin Alan.
Namun tiba-tiba Adel bangun karena mendengar alarm.
Alan menghela nafas panjang.
Adel sangat kaget dia ada di lengan suami nya dia juga dia memeluk suami nya.
"Ma-maaf Kak, aku tidak sadar aku minta maaf." ucap Adel langsung.
Alan hanya diam saja, dia melihat Adel langsung ke kamar mandi.
Sementara dia kembali ke atas tempat tidur. Tidak beberapa lama Adel keluar dari kamar mandi. Dia segera memakai baju sekolah nya dengan terburu-buru karena hampir telat.
Sudah selesai dia mau berangkat dia menoleh ke arah suami nya.
"Kak aku berangkat dulu." ucap Adel. Alan yang tadi nya hanya pura-pura tidur langsung membuka mata nya.
"Baiklah." ucap Alan langsung bangun. Adel menyalim tangan suami nya dan setelah itu pun langsung keluar dari kamar.
"Mah, pah aku berangkat ke sekolah dulu yah, aku sudah hampir telat." ucap Adel.
"Iyah nak, kamu hati-hati di jalan. Kamu tidak perlu memikirkan Alan yah." ucap Mamah mertua nya.
"Titip kak Alan yah Mah." ucap Adel. Mamah mengganguk. Adel pun di antar oleh supir nya ke Sekolah.
Tidak beberapa lama Alan keluar dari kamar dia melihat Papah nya duduk di ruang tamu dan Mamah nya di dapur.
"Kamu sudah bangun Alan? Bagaimana kepala kamu sudah sembuh?" tanya Papah.
"Sudah kok pah." ucap Alan. "Bagus deh kalau begitu." ucap Papah nya.
"Nih minum dulu." ucap mamah nya memberikan teh hangat.
"Loh gak ada kopi mah?" tanya Alan.
"Ada kok, tapi Mamah Pikir kamu kurang suka dengan kopi." ucap Mamah nya.
"Ya udah deh mah ini saja." ucap Alan. Mamah nya tersenyum. "Hari ini istri kamu tidak sempat masak, dia bangun Sedikit telat karena kelelahan." ucap Mamah nya.
"Nih Mamah Masakin telor goreng untuk kamu." ucap Mamah nya. Alan memakan masakan yang di berikan oleh mamah nya.
Sementara Adel hampir saja telat dia menahan gerbang agar tidak di tutup oleh security.
Tidak beberapa lama dia masuk ke kelas.
"Tumben banget sih kamu telat Adel?" tanya Yoga. Adel hanya tersenyum saja.
"Oh iya ngomong-ngomong kamu sudah selesai kan tugas kamu?" tanya Yoga. "Udah kok." ucap Yoga.
"Bagus deh kalau begitu." ucap Yoga.
Mereka pun mulai belajar dengan sangat serius sekali.
"Alan kamu mau kemana sudah rapi seperti ini?" tanya Mamah nya karena Alan keluar dari kamar sudah berpakaian kantor.
"Aku mau ke kantor mah, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan hari ini." ucap Alan.
"Kamu baru saja sembuh bagaimana kalau kamu tiba-tiba sakit?" tanya mamah nya.
"Aku sudah sehat mah, apa aku kelihatan seperti orang sakit?" tanya Alan. Yoga sudah terlihat lebih segar dan juga sehat sih.
"Ya udah deh kalau begitu, Tapi kalau kamu kelelahan segera pulang." ucap mamah nya. "Iyah mah." ucap Alan.
"Oh iya siang ini mamah sama papah sudah harus pulang ke ruangan Mamah." ucap Orang tua nya.
Alan mengangguk. "Kamu dengan Adel selalu akur-akur." ucap Mamah nya. Alan mengangguk.
"Ya udah kalau begitu kamu berangkat lah, hati-hati." ucap mamah nya.
Alan menyalim tangan kedua orang tua nya.
"Huff akhirnya aku bisa menghirup udara di luar ruangan seperti ini, rasanya begitu sangat lega, segar dan juga Enak." ucap Alan.
Tiga hari di temanggung tidur membuat badan ku pegal-pegal." ucap Alan. Dia masuk ke dalam mobil memanaskan nya.
Alan meninggalkan rumah nya dia pergi ke perusahaan nya. Sampai di sana dia di sambut oleh karyawan nya dengan baik.
Saat sedang fokus bekerja Riska datang.
"Sayang kamu gimana kabar nya? Apa kamu sudah sehat?" tanya Riska langsung memeluk Alan.
Alan tersenyum dia membalas pelukan Riska.
"Aku sudah sehat kok," ucap Alan.b
yg sabr ya kak othor....
sprtiny penulis hnya asl buat novel aj
novel yg buat bngung, emosi dan muak bacany
peran utama ny adel dbuat trlalu bodoh dan mudah ditindas jdi yg membaca pun jadi muak.
perbanyak lgi beljar buat novelny yh Thor jujur saya yg baca jdi emosi dan bukannya mnghibur nih novel kesannya jdi kyk film indosiar istri yg tertindas dan anak yg terzolimi