Si Gadis Dingin

Zea terbangun dari tidurnya, wajahnya pucat dan berkeringat.

' 𝘖𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘰𝘱𝘦𝘯𝘨 𝘪𝘵𝘶! 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘶𝘯𝘤𝘶𝘭 𝘥𝘪 𝘮𝘪𝘮𝘱𝘪 𝘬𝘶?, 𝘔𝘦𝘯𝘢𝘬𝘶𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪. 𝘖𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘪𝘴𝘵𝘦𝘳𝘪𝘶𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘰𝘳 𝘬𝘶, 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢?' batin Zea.

Zea meremas selimut di sampingnya, badannya sangat gemetaran.

Leo baru saja pulang dari kantor. Leo mencari adiknya, Zea.

"Dimana Zea? biasanya dia di taman" gumam Leo, heran.

Leo menuju kamar Zea.

"Zea... " panggil Leo dengan menggetok pintu.

Karena tidak ada jawaban dari Zea, Leo membuka pintu dan masuk. Leo melihat Zea seperti ketakutan, Leo menghampiri Zea.

"Zea, kamu kenapa? " tanya Leo khawatir.

Zea kaget karena tiba-tiba kak Leo berada didepannya.

"Jangan ganggu aku! " ucap Zea ketakutan.

Tetapi Zea lega, karena yang didepannya bukanlah orang bertopeng ataupun orang yang menerornya melainkan kakaknya, Leo.

"A-aku mim-pi buruk " jawab Zea.

"Jangan takut ya Zea, ada kakak " kata Leo.

Zea memeluk kakaknya, mencoba melupakan mimpi buruknya.

"Zea sudah makan siang? " tanya Leo.

Zea menggeleng.

Zea mulai makan, pikirannya bertanya-tanya kenapa dua orang itu bisa bersamaan muncul dalam mimpinya.

Saat Zea sedang makan, tiba-tiba Zea tersedak. Leo memberikan segelas air kepada Zea.

"Hati-hati! " ungkap Leo sambil menepuk-nepuk pundak Zea.

Zea melanjutkan makannya.

' 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯𝘺𝘢?, 𝘵𝘢𝘱𝘪... 𝘢𝘩 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘶 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶' pikir Zea.

-----------------Flashback-------------------

Udara terasa sangat dingin, angin menjatuhkan daun dari rantingnya. Bulan terlihat jelas di langit, hanya suara angin yang terdengar.

Tiba-tiba air jatuh dari langit, membasahi bangunan-bangunan dan pohon disekitarnya. Sesekali terdengar suara petir menyambar, air yang turun semakin deras.

Zea menutup jendela dan pintu balkon, menguncinya, kemudian menarik tirai menutupi ventilasi kaca itu.

Zea duduk di kursi, ditemani secangkir teh dan biskuit. Sesekali membuka hpnya, memeriksa notifikasi yang masuk.

Karena Zea merasa lapar, Zea keluar kamar dan menuju dapur.

"Sepi? kenapa tidak ada orang? " gumam Zea melihat sekelilingnya.

Zea berjalan menuruni tangga, memasuki dapur. Zea membuka kulkas, mencari makanan.

"Kenapa cuma tinggal buah dan sayuran saja?, kemana dagingnya? " gumam Zea lirih.

Tepat saat menutup pintu kulkas, Zea kaget sampai teriak karena ada orang di balik kulkas itu.

"Aaa... " teriak Zea.

Ternyata orang dibalik kulkas itu Riko.

"Kenapa papa disini? " tanya Zea, wajahnya berubah datar.

" Aku melihatmu menuju dapur, kamu kelaparan? " tanya Riko.

"Ya" jawab Zea, masih dengan muka datar.

Zea berjalan meninggalkan dapur.

' 𝘉𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯, 𝘡𝘦𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩. 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘥𝘶𝘭𝘶, 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘣𝘦𝘳𝘤𝘦𝘳𝘢𝘪 ' batin Riko.

"Zea kamu lapar?, biar kakak buatkan sup ya! " ungkap Leo yang juga lapar.

Zea berbalik.

"Iya kak" jawab Zea senang.

Leo membuka kulkas, mencuci sayuran dan memotongnya. Leo sangat pandai memasak, memasak sup sangat mudah baginya.

Leo juga mengajari adik-adiknya memasak, Roy dan Zea.

' 𝘈𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘢𝘩! ' batin Zea.

Zea mengambil buah apel, buah naga dan buah stroberi dari kulkas lalu mencucinya. Zea mengambil pisau dan memotong buah-buah itu. Zea meletakkan semua buah itu diatas piring dan menaruhnya diatas meja makan.

"Sup sudah jadi! " ungkap Leo.

"Yeyy! " kata Zea.

Leo menyajikan sup itu.

Zea mengambil nasi dan mengambil sup, kemudian memakannya. Leo juga mengambil nasi dan sup.

"Hmm, masakan kak Leo sangat enak. Dari dulu sampai sekarang, apapun yang kak Leo masak. Pokoknya juara deh " ucap Zea memuji masakan kakaknya, Leo.

"Pasti dong" kata Leo.

"Papa nggak makan? " tanya Leo.

"Tidak, papa cuma mau ambil buah aja dari kulkas" jawab Riko kemudian pergi menuju kamarnya.

Zea makan dengan sangat lahap, sampai-sampai nambah tiga piring.

"Alhamdulillah, kenyangnya " ucap Zea setelah makan.

"Alhamdulillah" kata Leo.

"Kak, cobain deh buah yang udah ku potong!. Buahnya manis dan segar" ungkap Zea.

Leo memakan buah itu.

"Hmm, benar buahnya segar dan manis" kata Leo.

Setelah itu, Leo dan Zea kembali kekamar masing-masing.

Saat Zea hendak tidur, tiba-tiba terdengar suara ponsel Zea yang berdering.

'𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘭𝘦𝘱𝘰𝘯𝘬𝘶 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮-𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪? 𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘢𝘫𝘢 ' pikir Zea.

Zea mengambil ponselnya. Ponsel itu terjatuh dari tangan Zea, Zea kaget karena nomor yang diblokirnya tadi sekarang masih menerornya mengunakan nomor yang berbeda.

"Hahh" Zea kaget, suaranya sedikit keras.

Suara Zea terdengar dari kamar Leo, kamar Leo dan Zea berdekatan.

Leo yang mendengar itu, merasa ada sesuatu yang terjadi.

' 𝘡𝘦𝘢 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢? 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘮𝘪𝘮𝘱𝘪 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 𝘭𝘢𝘨𝘪? 'batin Leo.

Leo keluar kamar dan menuju ke kamar Zea.

"Zea... " ujar Leo.

Leo mengambil ponsel Zea yang dari tadi berdering.

"Nomor tidak dikenal? " ucap Leo mengerutkan dahinya.

"N-nomor itu dari tadi meneleponku, aku sudah memblokir nomornya. T-tapi orang itu tetap meneleponku, orang itu bahkan mengancam akan membunuhku kak. A-aku..." ungkap Zea menjelaskan.

Leo mematikan ponsel itu.

Leo menenangkan adiknya agar melupakan hal yang telah terjadi.

Melihat Zea gemetaran, Leo duduk disamping Zea.

"Sudahlah, jangan khawatirkan itu lagi. Sekarang tidur dulu ya! " kata Leo.

Zea mengangguk.

"Kak tolong temani aku tidur " ucap Zea.

Leo menemani adiknya hingga tidur, kemudian Leo kembali ke kamarnya dan tidur juga.