Akibat hubungan toxic Ameera sering kali tidak fokus dalam berbagai hal, sang kekasih selalu membuntutinya bahkan menghubunginya setiap saat.
Hal itu berakibat fatal pada malam saat saudari kembarnya meminta Ameera untuk mengantarnya menemui sang suami, akibat mengangkat telepon dari kekasihnya Ameera lalai mengemudikan mobilnya hingga terjadilah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa saudari kembarnya.
Ambeera wafat saat usia kandungannya delapan Minggu, hal itu membuat Ameera dihantui rasa bersalah yang amat sangat besar! Terlebih lagi Liam yang merupakan suami dari Ambeera mengalami depresi parah akibat kematian istri dan calon anaknya.
Liam hanya bisa ditenangkan ketika melihat wajah Ameera, karena itu keluarga besar keduanya memutuskan untuk menjadikan Ameera istri pengganti untuk Liam, siapa sangka ketika depresinya sembuh Liam tidak bisa menerima bahwa Ameera lah yang kini menjadi istrinya.
Ameera harus sabar setiap kali Liam berlaku kasar padanya, baik secara verbal maupun
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Semakin kenal dekat dengan Ameera semakin Xander dibuatnya jatuh cinta pada sikap jujur Ameera dan apa adanya! Ameera benar-benar pribadi yang menyenangkan bagi Xander, setiap kali berada didekat Ameera, Xander merasa terhibur dan bahagia.
"Baiklah kali ini aku yang akan traktir kau makan, perjanjian mu kita lakukan lain kali saja di restoran yang sederhana saja, bagaimana?"
Ameera pun tersenyum malu karena disini dia terlihat sangat miskin sekali sampai tidak mampu menepati janjinya untuk mentraktir atasannya yang sudah sangat baik itu.
Saat sedang menikmati makan malamnya, Ameera melihat Tifanny berjalan menuju toilet, Ameera pune merasa perlu menyapanya.
"Fany," Ameera berdiri dari kursi dan Tifanny yang sedang berjalan pun sontak menoleh mendengar namanya dipanggil.
"Hai Ra,"
"Kau disini juga?" sapa Ameera.
"Iya, sebenarnya aku sudah tau kau dan Tuan Xander disini sejak tadi!"
"Loh kenapa tidak menyapa ku? Kau dengan siapa?"
Tifanny pun menunjuk kearah Liam dengan ragu-ragu karena sejak tadi wajah Liam terlihat sangat kaku.
"Liam? Jadi dia tau aku disini bersama Tuan Xander?"
"Iya, suamimu nampak kesal Ra!"
Ameera menatap kearah Liam dan Liam pun memalingkan wajahnya tak ingin menatap Ameera.
"Eh Ra kenalin aku ke Tuan Xander dong,"
"Oh iya hampir lupa Fan, sini duduk dulu aku kenalin ke atasan aku," Ameera menggandeng tangan Tifanny.
"Tuan, kenalkan ini Fany teman ku!"
"Hai Fany senang berkenalan dengan mu," Xander bersikap ramah.
"Apa lagi aku Tuan, aku sudah lama mengagumi mu," Tifanny tersenyum senang.
Ketiganya mengobrol untuk beberapa saat, sementara Liam telah selesai meeting dengan influencer setelah membahas poin-poin yang harus dilakukan oleh influencer itu selama nanti meet and great diberbagai mall.
Dengan langkah tegap dan tanpa menoleh kearah Ameera, Liam berhenti disamping meja Ameera.
"Fany kita sudah selesai, kalau kau masih mau disini aku akan pulang lebih dulu!" tanpa menoleh sedikitpun.
Entah kenapa setiap melihat Ameera dengan Xander, mood Liam menjadi tidak bagus dan bawaannya ingin marah-marah.
"Ra kau mau ikut sekalian pulang dengan kami?" tanya Tifanny yang tak tega Liam sebagai suami dari Ameera tak ditawari pulang bersama oleh Liam.
"Aku naik bus saja Fan,"
"Aku yang akan mengantar mu Ra!" timpal Xander.
Liam yang mendengar perkataan Xander merasa semakin kesal dengan tingkah pebinor saru itu. Sementara Tifanny tak mau sampai kehilangan ide, dia mencari cara agar Ameera bisa pulang bersama dengan Liam.
"Sudah ayo ikut denganku, kan kita sudah lama tidak mengobrol Ra katanya kita sekarang sahabatan masa kau tidak mau ikut pulang bersamaku, boleh kan bos?" tanya Tifanny pada Liam.
"Terserah kau saja, aku tunggu di mobil!" Liam pergi meninggalkan mereka yang masih duduk.
"Tuh kan boleh, ayo!" rengek Fany.
Karena terus dipaksa dan ada benarnya juga Tifanny, lebih baik pulang bersamanya dan Liam daripada Xander harus repot-repot mengantarnya pulang.
"Ya sudah Fan, aku ikut dengan mu!"
"Aku bisa mengantar mu pulang Ra!" sanggah Xander.
"Engga usah repot-repot Tuan Xander, biar Ameera pulang bersamaku dan suaminya, oh ya ini kartu namaku please calling me," Tifanny mengedipkan satu matanya pada Xander.
Setelah itu Tifanny pun menggandeng Ameera meninggalkan restoran, menyisakan Xander sendiri yang masih duduk dikursi.
"Apa-apaan wanita bernama Tifanny itu, apa saat bayi orangtuanya tidak memberikan obat cacing? Kenapa matanya bisa kedip-kedip sebelah begitu?" gumam Xander.
Sesampainya di parkiran terlihat Liam sudah duduk dibangku kemudi, Tifanny pun langsung sigap duduk dikursi belakang dan menyuruh Ameera duduk dibangku depan samping Liam.
Tak ingin berdebat lagi dengan Tifanny akhirnya Ameera pun masuk kedalam mobil suaminya dan duduk dibangku depan. Sejak Ameera duduk didalam mobilnya, tak sekalipun Liam mengajak Ameera bicara atau sedikit saja menengok kearah Ameera.
"Ini kita sedang didalam mobil kan bukan di kuburan? Sepi sekali," celetuk Fany.
Tentu saja Ameera pun canggung untuk berbicara dengan Fany karena wajah Liam sejak tadi terlihat tidak enak dipandang.
"Am kau jeulous ya liat Ameera makan malam dengan Xander?" goda Fany.
"Fan, jika kau tidak tutup mulutmu aku akan turunkan kau disini!"
"Ya ampun Am kau galak sekali, Tuan Liam yang terhormat jangan galak-galak lah kasian tau Ameera diajak ngobrol kek kalian kan suami istri,"
Namun Liam tak menanggapi lagi kicauan dari Tifanny, hingga sampailah didepan rumah Tifanny.
"Dah Ameera, dah Tua Liam!" Tifanny turun dari mobil Liam.
Kini didalam mobil hanya tinggal Ameera dan Liam.
"Am, tadi itu aku mentraktir Tuan Xander karena dia sudah baik dengan memberikan aku izin tinggal di mes kantor mulai Minggu depan!"
"Aku tidak tanya terserah kau saja mau makan malam atau kencan sekalian dengan laki-laki itu aku tidak peduli! Lagipula weekend ini kita akan mengatakan pada orangtua kita untuk bercerai, fokus ku hanya itu!"
Iya deh iya si paling fokus pengen cerai, awas Lo Am kalau minta balik tak pites endas mu itu😏