Drasha, si gadis desa yang cantik dan planga-plongo tiba-tiba diklaim sebagai keturunan keluarga Alveroz yang hilang 15 tahun silam.
Kecuali Nyonya Besar Alveroz, tidak ada dari keluarga itu yang menerima Drasha. Bahkan dua orang yang katanya mama papa biologis Drasha lebih mengutamakan sang anak angkat.
Bagi mereka, Drasha adalah putri palsu yang hanya ingin memanfaatkan harta keluarga Alveroz. Sementara itu, sang anak angkat yang pandai mengambil hati keluarga, membuat posisi Drasha semakin terpojok.
Tanpa mereka tahu, planga-plongo itu hanyalah topeng Drasha, gadis itu juga bukan ingin memeras harta keluarga Alveroz. Tetapi, dia datang membawa dendam dalam hatinya selama bertahun-tahun.
Siapa Drasha sebenarnya? Apakah dia memang putri palsu atau justru putri asli keluarga Alveroz? Dendam apa yang dibawa oleh Drasha? Apakah dia akan berhasil membalaskan dendamnya itu?
Yuk temukan jawabannya di cerita Drasha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yita Alian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CoC: Drasha Si Gadis Desa VS Jimmy The Anggunly Boy Part II
"Welcome! Welcome!" kata seorang MC yang memandu kegiatan Clash of Class pada siang hari ini. Seorang pria yang memakai setelan jas abu-abu.
"Sebentar lagi kita akan menyaksikan kompetisi akademik antara Drasha VS Jimmy."
"Karena Drasha berani menantang Jimmy, maka perolehan skor ketika dia berhasil menang akan dilipatgandakan dan otomatis Drasha bisa naik ke kelas silver dan bisa menggeser posisi Jimmy dari peringkat satu Silver tahun kedua."
"Hemmm… apakah Drasha mampu mengalahkan Jimmy atau Jimmy tetap bisa mempertahankan singgasananya?"
"Mari kita saksikan pertarungan akademik antara Drasha VS Jimmy."
Riuh tepuk tangan dan teriakan lagi-lagi memenuhi ruangan itu. Sang MC turun dari panggung, membiarkan dua peserta tersebut berjalan ke podium akademik terpisah yang saling berhadapan.
Podium tersebut tidak seperti mimbar biasa yang digunakan untuk ceramah atau pidato. Podium khusus ini terbuat dari kaca transparan berlapis titanium ringan. Bagian atasnya berbentuk lengkung menyerupai sayap terbuka.
Drasha kini berdiri di podium. Di hadapannya kini terpampang sebuah layar sentuh beresolusi tinggi menyatu sempurna di permukaan podium. Stilus digital berukir emblem sekolah tersimpan rapi di sisi kanan.
Baik Drasha atau pun Jimmy sudah bersiap.
Sebuah suara wanita elegan dari speaker ruangan terdengar.
"Perhatian… The Breaker dan The Crowned, tantangan pertama pada Clash Of Class ini adalah The Smart Labyrinth."
"Labirin yang akan muncul di layar hanya memiliki satu jalan keluar yang benar. Di setiap percabangan memiliki rambut simbol logika. Hanya jalan yang memenuhi syarat rambu yang bisa dilewati."
"Gunakan stilus Anda untuk menggambar jalur yang benar dalam waktu 90 detik."
"Akan ada 5 kombinasi labirin, yang berhasil lebih dulu menyelesaikan 3 labirin adalah pemenang sesi ini."
Tepuk tangan kembali bergema di setiap sudut aula.
"The Smart Labyrinth may begin."
Di layar besar serta layar masing-masing peserta menampilkan visual labirin bercabang-cabang, dengan jalur bercabang vertikal dan horizontal. Timer digital countdown muncul di sudut. Bagian atas terdapat empat simbol, antara lain:
Segitiga \= Hanya boleh lanjut jika jumlah belokan genap
Segi empat \= Boleh masuk jika angka total langkah kelipatan 3
Lingkaran \= Harus putar balik jika melewati lebih dari dua simpang
Bintang \= Jalan tembus cepat, hanya bisa dilewati sekali
Waktu countdown mulai berjalan. Drasha dan Jimmy mulai menggambar jalur ke jalan keluar. Garis merah milik Drasha, garis biru milik Jimmy.
Mata keduanya fokus. Para penonton mulai tegang.
Teng!
Labirin pertama berhasil diselesaikan lebih dulu oleh Jimmy. Cowok anggunly itu tersenyum remeh pada Drasha. Penonton semakin bersorak riuh.
Lanjut ke labirin kedua, ketegangan yang sama memenuhi udara, tapi kali ini Drasha yang lebih dulu mendapatkan jalan keluar.
Teng!
Labirin ketiga ditaklukkan Jimmy, yang keempat oleh Drasha. Di momen itu, Jimmy sempat deg-degan, karena pikirnya akan langsung mengalahkan Drasha dengan tiga labirin saja, tapi siapa sangka bisa sampai menampilkan ke labirin kelima.
Kedua remaja itu menggerakkan tangannya menggambar jalur. Fokus. Tenang.
Teng!
Dan, labirin kelima diselesaikan oleh Jimmy lebih dulu sehingga cowok itu yang jadi pemenang sesi tersebut.
Sorak riuh penonton semakin menjadi-jadi.
Lanjut ke challenge kedua.
"Perhatian… The Breaker dan The Crowned, tantangan pertama pada Clash Of Class ini adalah The Casecode."
"Pada tantangan ini, kalian akan diberikan sebuah kasus. Dalam waktu 5 menit, silakan membaca dan menganalisis serta menyusun solusi dalam bentuk narasi singkat. Waktu presentasi selama 2 menit dan menggunakan bahasa Jepang."
Seketika ruangan heboh, banyak yang mengatakan Drasha akan kalah telak oleh Jimmy dan tidak lanjut ke tantangan terakhir.
Alasannya karena Jimmy pandai berbahasa Jepang, neneknya adalah keturunan asli Jepang dan dia sudah kursus bahasa Jepang sejak kecil.
Sementara, Drasha bisa apa? Dia cuma gadis desa yang pasti cuma tahu bahasa daerahnya.
Oh ya? Ayo kita saksikan bersama.
Di tantangan kedua ini akan ada 3 kasus dengan bidang berbeda yang ditampilkan. Sosial, Ekonomi dan Sains.
Jimmy menyelesaikan presentasi pertama dengan nilai A. Cowok anggunly itu dadah-dadah lagi pada penonton lalu kembali ke podiumnya dan menatap remeh pada Drasha.
Rachelle di tempat duduknya jadi khawatir pada Drasha. Dia hanya bisa berharap keajaiban temannya itu dimasuki oleh jiwa permaisuri pintar dari Jepang selama 30 menit ke depan.
"It's your turn, The Breaker."
"Silakan sampaikan presentasi Anda."
Jantung Rachelle dag dig dug serrrr. Bagaimana jika Drasha gagal di tahap ini?
Di area platinum, Adriel juga tampak khawatir dengan Drasha. Tapi, entah kenapa ada keyakinan dalam dirinya yang mengatakan kalau Drasha bisa meski dia tidak tahu pasti Drasha beneran bisa atau tidak bahasa Jepang.
Kalau Cherryl dan The Velvets jangan ditanya, mereka semua senyum devil menantikan kekalahan Drasha.
Selanjutnya, gadis cantik tersebut terlihat melangkah maju ke tengah panggung, tidak ada suara tepuk tangan, hanya ada bisik-bisik yang pasti meremehkan Drasha.
Dia sudah kenyang dengan ocehan-ocehan tersebut. Polanya selalu seperti itu, kebanyakan orang selalu meremehkan orang lain tanpa melihat potensi sebenarnya dari orang yang diremehkan.
Drasha berdeham. "Ekhem…"
Dia lalu menarik napas dalam-dalam.
"Hajimemashite, minasan. Honjitsu wa kono youna subarashii kikai o itadaki, makoto ni arigatou gozaimasu. Watashi wa Drasha-desu. Yoroshiku onegaitashimasu."
Sontak seluruh orang di aula itu membelalak terkejut. Bahkan di kalimat pembukaannya, Drasha menyampaikan dengan fasih seperti orang Jepang asli.
Jimmy mengangkat tangan menutup mulutnya sambil memelotot kaget. "How come?"
Drasha melanjutkan presentasinya menggunakan bahasa Jepang. Dia bahkan mendapatkan nilai A+ dan memenangkan sesi ini.
Orang-orang jadi ternganga-nganga. Beberapa dari mereka mulai meragukan kalau Drasha itu dari desa.
Lanjut ke tantangan ketiga yang merupakan tantangan penentu. Rapid Fire Quiz yang mengharuskan peserta harus menjawab soal sains, sejarah, sastra, seni dan ekonomi.
Apa yang terjadi pada babak ini?
Jimmy kalah telak.
Dari 30 soal, Drasha berhasil menaklukkan 25 soal. Tidak ada tepuk tangan meriah, para penonton masih syok tidak menyangka.
Dan, ya, Drasha berhasil masuk ke kelas silver dengan menempati peringkat 27. Sementara Jimmy, meski tetap berada di kelas silver peringkatnya bergeser ke peringkat 10. Cowok anggunly itu langsung pergi meninggalkan panggung.
Cherryl dan para anggota The Velvets geram. Mereka jadi berpikir dua kali untuk meremehkan Drasha lagi.
Sementara itu, sang pemenang tersenyum bangga di panggung. Kemudian Rachelle berlari naik ke panggung dan memeluk Drasha.
"Aaaaa… Congrats, Drasha! Aku bilang apa, kamu pasti bisa."
"Terima kasih, Rachelle."
"Tapi aku ikut kaget lho kamu bisa sefasih itu berbahasa Jepang. Jangan-jangan desa tempat tinggal yang kamu maksud itu desa di Jepang, yah."
Drasha tertawa dengan celetukan canda Rachelle.
Di momen yang sama, Adriel memandangi Drasha dari atas sana. Area kelas platinum.
"Ternyata kamu bisa tersenyum dan tertawa sebahagia itu, Drasha."
Sebuah senyum simpul terukir di bibir Adriel. "Gorgeous…"