"JANGAN LUPA LIKE PERBAB YA!"
Reyhan Pratama dipertemukan dengan seorang wanita shalihah yang dulu pernah ditolaknya saat akan dijodohkan beberapa tahun lalu membuatnya sedikit menyesal tentang masa lalunya.
Wanita itu sekarang sudah bercadar namanya Annisa Putri, wanita shalihah yang sangat lembut dan sekarang sangat disukai oleh Asyifa putrinya Reyhan.
Akankah mereka bisa memperbaiki masa lalu mereka?
Jika ada penulisan atau kata-kata yang salah, atau menyinggung salah satu agama, mohon di maafkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Karyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
6 bulan berlalu
Annisa mengantar Syifa pergi ke sekolah.
mereka turun dari mobil, Syifa mencium tangannya lalu mencium pipinya yang tertutup cadar.
Syifa berjalan masuk sambil melambaikan tangan.
Annisa kembali masuk ke mobil, dia melajukan mobilnya karena sedang terburu-buru.
Ia sampai di depan bandara, terlihat Reyhan sudah berjalan keluar dari bandara, Reyhan tersenyum saat melihatnya sudah datang lalu perlahan Reyhan berjalan mendekat sambil masih terus tersenyum ke arahnya.
Disaat keduanya sudah berada cukup dekat, keduanya langsung mengingat pertemuan mereka dulu di tempat ini.
"Di sini kita menghentikan taksi bersama, itu juga pertama kalinya Abi membukakan pintu mobil untuk Ummi," ucap Annisa sambil mengingat semuanya
"Iya, di sini juga Abi mulai menyukai wanita bercadar itu, wanita yang berjalan hati-hati tapi malah menabrak, berarti wanita itu gak hati-hati," ucap Reyhan sambil tersenyum
Keduanya sama-sama tersenyum mengingat kejadian dulu.
Mereka masuk ke mobil, Reyhan langsung memeluk istrinya itu
"Kangen banget sama Ummi," ucap Reyhan
"Ummi juga kangen banget sama Abi," ucap Annisa membalas pelukan Reyhan
"Langsung pulang ya!" ucap Annisa saat melepaskan pelukan Reyhan
Annisa mulai menjalankan mobilnya.
"3 hari rasanya lama banget padahal dulu sering banget pergi seperti ini. Oh ya nanti kita sama-sama jemput Syifa," kata Reyhan
Annisa mengangguk
Setengah jam berlalu mereka sampai rumah, mereka langsung masuk.
Annisa mengeluarkan pakaian kotor dari koper, Reyhan duduk di sampingnya melihat kearahnya.
"Waktu itu Ummi cek ke rumah sakit hasilnya gimana?" tanya Reyhan
Annisa berhenti mengeluarkan pakaian dan langsung terlihat sedih. Reyhan langsung mengerti dan merasa bersalah sudah menanyakan pertanyaan itu.
"Maaf," ucap Reyhan pelan
"Abi gak salah kok nanya seperti itu. Bi maaf ya hasilnya tetap negatif, kata Dokter karena menstruasinya Ummi gak lancar dari dulu makanya gak subur, maaf ya Bi!" ucap Annisa pelan dengan suara sedikit sedih.
"Abi gak masalah lo mau kita cepat dikasih anak atau lama, jadi jangan sedih," ucap Reyhan sambil merangkul pundak Annisa.
"Jangan merasa terbebani, umur Ummi juga masih muda," tambah Reyhan menghibur Annisa
Annisa mengangguk
"Abi lapar," kata Reyhan mengalihkan pembicaraan supaya Annisa tidak sedih.
"Ya sudah ayo makan dulu," ajak Annisa
Reyhan bangkit dan menggenggam tangan Annisa keluar kamar.
Annisa mengambilkan Reyhan makanan, wajahnya tetap masih terlihat sedih.
"Gak enak lo makanannya kalau orangnya wajahnya seperti itu," ucap Reyhan saat menatap wajah istrinya.
Annisa melihat ke arah suaminya, dia tersenyum tipis mendengar ucapan itu.
Reyhan mulai menyuap makanannya.
Pukul 11, Annisa dan Reyhan langsung pergi menjemput Syifa di sekolah.
Syifa sedang bermain bersama anak yang lebih muda. Orang tua anak itu juga bersama mereka.
Reyhan dan Annisa datang dan langsung turun dari mobil, mereka berjalan masuk mencari Syifa.
Syifa melihat keduanya dari jauh.
"Tante itu Ummi dan Abi Syifa," ucap Syifa sambil menunjuk Abi dan Umminya.
Tante itu berbalik dan kaget melihat Reyhan.
Reyhan juga kaget melihatnya hingga akhirnya saling menatap.
Annisa yang tidak tau apa-apa langsung mengendong Syifa seperti biasa.
"Ummi telat ya, maaf ya," ucap Annisa
Reyhan berhenti melihat ke arah orang tadi, ternyata Tante yang bersama Syifa adalah Denada mantan istrinya dulu.
"Dia Asyifa Iftina?" tanya Denada pelan dengan nada ingin tau.
Reyhan hanya diam tidak menjawab
Annisa baru sadar ada yang salah setelah mendengar pertanyaan itu, tatapan mereka juga aneh, dia melihat ke arah Reyhan dan Denada bergantian.
"Ayo pulang," ajak Reyhan pada Annisa dan Syifa.
Mereka bertiga berjalan pergi, Denada mulai menitikkan air mata dan langsung menghentikan Reyhan dengan menarik tangan Reyhan.
Reyhan menepis tangannya dengan sangat kasar.
"Dalam agama kita dilarang bersentuhan dengan yang bukan mahram," ucap Reyhan.