Istri mana yang terima bila diduakan dengan orang yang ditolongnya? Apalagi alasannya karena untuk membungkam mulut orang yang mengatakannya mandul. Hingga akhirnya sang suami melakukan perbuatan yang sangat dibencinya.
"Baiklah, aku beri kau 2 pilihan, terima Ima dan anaknya, atau ..." Nafas Adnan tercekat saat hendak melanjutkan ucapannya.
"Aku pilih yang kedua, BERPISAH." potong Aileena cepat tanpa basa-basi membuat Adnan bagai tersambar petir di siang bolong.
'Hebat banget kamu, Mas. Kamu lebih memilih menjandakan istrimu sendiri demi janda lain.' lirih Aileena Nurliah.
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.35 Rencana Delima
"Mbak, mbak nggak apa-apa ditinggal berdua aja dengan bi Lela?" tanya Rere pada Aileena.
Ia sebenarnya khawatir meninggalkan Aileena bertiga saja dengan bi Lela dan mang Dollah. Tapi apa boleh buat, ia ada jadwal kuliah hari ini jadi ia harus kembali ke rumah. Bukan hanya dirinya, tapi juga Fatur, Radika, Khanza, dan Rama.
Mereka memiliki pekerjaan yang tidak bisa mereka tinggalkan. Alhasil, mereka harus kembali ke tempatnya masing-masing.
"Mbak nggak apa-apa kok, Re. Mbak yakin, orang yang dipekerjakan mas Fatur merupakan orang yang dapat dipercaya. Mbak juga udah kenalan dan mereka baik-baik semua." tukas Aileena mencoba menenangkan.
Sebenarnya bukan hanya Rere yang khawatir, tapi juga Fatur. Andai besok ia tidak ada pertemuan dengan klien penting dan juga meeting dengan calon investor dari luar kota, tentu ia akan memilih berlama-lama di villa, menemani Aileena.
Bi Lela dan mang Dollah adalah pasangan suami istri yang ditugaskan Fatur untuk merawat dan menjaga villa itu. Tapi biasanya, mereka hanya datang untuk membersihkan dan sesekali memeriksa keamanan saat malam hari. Jadi mereka tidak ada yang tidur di villa. Tapi karena Aileena akan tinggal di sana sementara, maka Fatur meminta pasangan suami istri itu menemani dan membantu Aileena, sekaligus menjaga Aileena dan keamanan villa Ia tidak mau sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dengan calon bidadari surganya itu.
"Udah belum, Re?" tanya Radika pada Rere. Rere menumpang mobil Radika untuk mengantarkannya pulang. Radika sudah menunggunya sejak 20 menit yang lalu di dalam mobil, tapi ia justru belum juga menunjukkan batang hidungnya.
"Eh, kak Dika. Bentar lagi, kak." ujarnya tidak enak hati.
"Ya sudah, buruan ya soalnya saya ada operasi jam 2 nanti." ujar Radika dan Rere pun mengangguk.
Rere menghadap Aileena. Lalu ia menggenggam erat tangan mantan kakak iparnya tersayang itu.
"Mbak hati-hati ya! Jaga kesehatan. Kalau terjadi sesuatu, segera hubungi Rere, ya!" ujar Rere. Aileena pun mengangguk seraya tersenyum.
"Udah, nggak usah khawatir. Sana gih, kasian tuh pak dokter nungguin kamu dari tadi." ujar Aileena seraya mengerlingkan sebelah matanya menggoda Rere. Rere pun tersipu malu. Selesai berpamitan, mereka pun pergi.
"Kami pergi, A! Jangan lupa hubungi kami kalau ada apa-apa!" seru Radika saat mobil mulai melaju lalu mereka melambaikan tangan yang dibalas Aileena dengan lambaian tangan juga.
Kini tinggal Fatur yang berada di teras depan. Bi Lela sudah masuk me dalam rumah, sedangkan mang Dollah sudah masuk ke dalam pos jaga.
Aileena duduk di sebuah bangku panjang yang menghadap ke taman diikuti Fatur. Aileena duduk seraya meremas kedua tangannya, lalu sebuah tangan menggenggam tangan itu dengan hangat membuat Aileena tersenyum.
"Huh, andai besok aku nggak ada meeting, mending aku disini sambil liatin wanita cantik." Fatur membuka suara dengan mata melirik ke samping. Siapa lagi yang dilirik kalau bukan Aileena. Aileena hanya tersenyum geli mendengar kata-kata itu.
"Dasar, aneh!" ejek Aileena.
"Aneh? Apanya yang aneh? Emang aneh ya kalau aku mau liatin wanita cantik? Kan masih single juga. Apalagi baby dalam perut kamu itu, tiap hari kayak manggilin aku mulu, 'ayah ayah, sini, main sama dedek. Dedek sayang ayah' katanya." ujar Fatur sambil cengengesan.
Aileena mendelik dengan satu sudut bibir naik ke atas, "Ngawur. Dasar tukang halu." ujar Aileena sambil cekikikan.
"Ih, siapa yang halu, mas mu ini serius. Beneran deh! Iya kan dek, ayah nggak bohong kan dek! Kasih tau bunda dek biar bunda tau ayah nggak bohong." ujar Fatur sambil menatap perut Aileena dengan sorot mata penuh kesungguhan.
Dugh ...
Dugh ...
"Akhh ... " Aileena meringis.
"Ada apa , Ai? Perut kamu sakit? Mau ke dokter?" tanya Fatur panik.
Aileena malah tersenyum sangat lebar.
"Dedek bayinya nendang, mas." ujarnya antusias.
"Serius?" Tanya Fatur ingin meyakinkan dan Aileena mengangguk cepat.
"Boleh mas pegang?" tanya Fatur meminta izin.
Aileena pun mempersilahkan.
Lalu Fatur mengangkat tangannya dan menempelkannya ke atas perut Aileena yang ditutupi baju.
"Adek, ini ayah!"
dugh ...
"Wah, adek mau ajak ayah main ya?"
dugh ...
Mendapat respon dari bayi yang ada di dalam kandungan Aileena, hati Fatur menghangat. Bahkan tanpa terasa , air mata menetes dari sudut matanya. Begitu juga Aileena, ia merasa terharu dengan respon anaknya itu.
"Adek mau kasi tau bunda ya nak kalau ayah nggak bohong?"
dugh ...
"Dedek bayi sayang ayah kan!"
Dugh ...
"Ayah juga sayang dedek. Sayang banget." ucap Fatur tepat di depan perut Aileena. Ia mengusap kasar air mata yang keluar dari ekor matanya kemudian mendongakkan kepala menatap Aileena.
"Iya mas, kamu nggak bohong. Masih dalam perut aja, dia udah sayang sama mas, apalagi nanti saat sudah keluar." ujar Aileena yang sedang terharu. Bahkan mata dan hidungnya kini telah basah akibat tangisnya. "Makasih ya mas selalu ada untukku dan calon anakku."
"Bukan anakmu, Ai!" ucap Fatur membuat Aileena mengerutkan keningnya, "Tapi anak kita. Aku kan calon ayah masa depannya." imbuh Fatur dengan senyuman lebarnya.
Aileena tersenyum simpul, lalu mengangguk.
"Ya, mas adalah calon ayahnya. Ayah masa depan."
Mata Fatur sontak berbinar, bahkan binarnya mengalahkan binar bintang di langit.
"Jadi ... kamu udah terima aku jadi calon ayah mereka ya, Ai?" tanya Fatur antusias.
"Kata siapa? Ih, kepedean." sahut Aileena sambil cengengesan membuat Fatur gemas lalu menjepit hidungnya.
"Kamu ini, udah melambungkan mas ke langit, eh baru setengah perjalanan udah dihempaskan lagi. Untung cinta." ucap Fatur sambil bersungut-sungut.
Aileena terkekeh, "Kalau mau jadi calon ayah harus melewati fase apa dulu mas?" tanya Aileena.
Fatur berpikir sejenak, "Menikah."
"Menikah itu untuk jadi apa dulu?"
"Jadi suami."
"Jadi sekarang udah bisa jadi ayah belum?"
"Belum ."
"Nah, tuh tau !"
Fatur berpikir untuk memecahkan teka teki kata-kata Aileena, setelah ia mendapat jawabnya, ia tersenyum lebar.
"Oh, mas tau, ini sejenis kode keras, kan!" ujar Fatur sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kalau mas mau jadi ayah dedek bayinya, artinya mas harus nikahin ibunya dulu, benarkan!" tanya Fatur dengan seulas senyum tipis dan manis.
Aileena hanya tersenyum sambil mengalihkan pandangannya ke sisi lain. Ia malu.
Fatur tersenyum makin lebar.
"Mas janji, akan segera menikahi kamu setelah kamu melahirkan. Semoga kita berjodoh ya, Ai." imbuh Fatur.
"Kita serahkan semua pada Allah ya, mas. Ai yakin, apapun ketentuan Allah, itulah yang terbaik untuk kita."
"Hmm ... kau benar. Kalau begitu, mas berangkat dulu ya! Hati-hati. Mas akan sering-sering telepon kamu nanti. Kalau ada apa-apa, jangan lupa kabarin mas ya! Assalamu'alaikum." tukas Fatur , Aileena mengangguk. Tak lama kemudian, Fatur pun berangkat dengan mengendarai mobilnya sambil melambaikan tangan.
"Wa'alaikum salam." sahut Aileena sambil membalas lambaian tangan Fatur
...***...
"Don, aku mau minta bantuan kamu! Pokoknya kamu harus bantu , kalau tidak, aku akan menemui istrimu dan memberitahukan kebejatanmu di belakangnya termasuk memberitahunya kalau kau sudah memiliki anak di belakangnya." ujar Delima dengan sorot mata penuh kesungguhan.
Doni membulatkan matanya mendengar ancaman dari Delima. Panik, tentu saja ia panik. Ia tidak ingin sampai hal itu terjadi.
"Bantuan? Bantuan apa sampai kau mengancam seperti itu?" tanya Doni penasaran dan juga was-was.
"Memberi pelajaran pada seseorang. Mantan istri suamiku." ujar Delima dengan tangan mengepal.
"Kenapa? Bukankah ia sudah mengalah dan membiarkan kau menang dengan mendapatkan suaminya?"
"Karena suamiku mengatakan akan menceraikan ku setelah melahirkan dan ingin kembali pada mantan istrinya yang sedang hamil anaknya."
"Maksudnya memberi pelajaran seperti apa? Kalau itu perbuatan kriminal, aku tidak mau. Aku tidak mau mengambil risiko dan masuk penjara." tukas Doni menolak mentah-mentah perintah Delima.
"Terserah kau kalau tidak mau membantu, tapi siap-siap saja, istrimu akan mengetahui rahasia yang tidak ia ketahui selama ini."
"Brengs*k kau, Ima. " seru Doni dengan gigi bergemeletuk menahan emosi.
"Ya, memang aku brengs*k. Aku harus mempertahankan apa yang aku miliki saat ini. Aku tidak mau kehilangan semuanya hanya karena kehamilan mantan istrinya itu. " tukasnya penuh emosi. "Ini foto wanita itu. Terserah kau mau menggunakan cara apa, yang penting semuanya beres." imbuhnya lagi seraya menyerahkan selembar foto Aileena.
Doni bingung, di satu sisi ia tidak mau melakukan kejahatan, di sisi lain ia takut Delima benar-benar merealisasikan ancamannya.
'Apakah aku harus melakukannya? Tapi ... Aaarkh ... " Doni mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana bisa ia menuruti kata-kata Delima, tapi ia tidak memiliki pilihan lain.
...***...
...Happy reading 🥰🥰🥰...
Janjangan Delima mantannya Radika.. dan Doni kk nya Radika.. 😱😱😱