NovelToon NovelToon
Di Antara Dua Hati

Di Antara Dua Hati

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Perjodohan / Cintamanis / Patahhati / Tamat
Popularitas:4.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Suesant SW

Dara anak seorang pembantu di jodohkan dengan seorang pewaris tunggal sebuah perusahaan karena sebuah rahasia yang tertulis dalam surat dari surga.

Dara telah memilih, menerima pernikahannya dengan Windu, menangkup sejumput cinta tanpa berharap balasannya.

Mampukah Dara bertahan dalam pernikahannya yang seperti neraka?
Rahasia apa yang ada di balik pernikahan ini?

Mampukah Dara bertahan dalam kesabaran?
Bisakah Windu belajar mencintai istrinya dengan benar? Benarkah ada pelangi setelah hujan?

Ikuti kisah ini, dalam novel " Di Antara Dua Hati"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suesant SW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35 TIDAK SEDANG BAIK-BAIK SAJA

"Bukannya lagi di Jogja?"

"Eh, memangnya ada acara apa di jogja?"

Windu semakin bingung dengan pertanyaan Arga, yang bertanya sejenak terdiam di seberang sana, seperti begitu ragu untuk melanjutkan pembicaraan.

"Oh...kukira kamu sedang ada urusan bisnis di jogja, kan kita bisa jalan-jalan, aku sudah tinggal di sini, lho."

"Ya, aku tahu...papa bilang kamu sudah jadi dosen di sana."

"Daripada nganggur kata mama..." Arga terkekeh.

"Sekalian kamu cari jodoh di sana. Sudah mau kepala tiga, belum nikah-nikah." Timpal Windu.

"Memangnya laki kepala tiga wajib nikah? Kayak anak perawan saja..." Arga tergelak mendengar selorohan Windu.

"Paling tidak, ada kabarnya ksmu sudah punya pacar, kasihan tante dari kemarin-kemarin mengeluh, anak bontotnya belum laku-laku."

"Mama memang suka lebay, dikiranya cari istri kayak metik buah mangga apa..." Sungut Arga.

"Itu sudah jadi dosen, pilih-pilih saja, siapa tahu ada mahasiswinya yang nyantol di hati, ajak kawin..."

"Enak saja, anak orang itu lho, di suruh ortunya ngejar cita-cita, bukan ngejar laki." Arga tertawa lagi, tiba-tiba sekelebat bayangan salah satu mahasiswinya bermain di kepalanya.

Dia teringat, hal apa yang membuatnya terketuk untuk menelpon Windu. Ya, itu soal Dara, istri Windu.

"Nanti, kalau ada waktu aku akan mampir ke jogja." Suara Windu memecahkan keheningan sesaat itu

"Kapan?"

"Kapan-kapanlah...pasti ke sana. Papa sepertinya ada rencana membuka pabrik di jogja, dia tertarik membuka pabrik batik..."

"Oh...."

"Nanti aku kabari, kalau aku ke sana."

"Wajib itu...!"

Arga terdiam, mendengar rencana Windu, dia mempertimbangkan untuk membicarakan urusan keberadaan Dara di jogja, karena jikapun dia memendamnya, suatu saat Windu akan tahu.

Apa yang akan di katakannya nanti, jika Windu tahu dia sudah lama tahu Dara di Jogja, bahkan menjadi salah satu mahasiswinya, dia takut keluarga Danuar menyalahkannya untuk hal ini.

"Win...bagaimana kabar istrimu...?"

"Eh, kok nanya istri orang?" Windu mengerutkan keningnya, sedikit heran dengan Arga yang tiba-tiba menanyakan Dara.

"Bukan begitu, Win...aku cuma nanya saja, apakah kalian berdua baik-baik saja?" Arga bertanya kemudian, dia sungguh tak tahan dengan seribu tanya yang menguasai hatinya.

"Kami..." Windu sejenak terdiam, menimbang jawaban apa yang bisa di berikan, sementara hatinya sedang bingung dengan semua masalah yang kini di hadapinya. Selama ini, dia diam memendamnya sendiri memang terasa menyesakkan.

Arga yang sok ingin tahu ini, menerbitkan sedikit kecurigaan di hatinya, apakah Arga mencium gelagat yang tak beres di dalam kehidupan rumah tangganya.

"Kami tidak sedang baik-baik saja." Jawab Windu kemudian, setidaknya dia bisa sedikit melepaskan beban di hatinya, pada sepupunya itu. Dulu, dia adalah teman yang mengerti.

"Kenapa tiba-tiba kamu bertanya begitu?"

"Karena...."

"Karena apa?"

"Karena aku bertemu istrimu di sini."

"Hah...!"

Windu hampir terlonjak dari tempat duduknya, dia terkejut sekali mendengar kalau Arga bertemu dengan Dara di jogja.

"Kamu...kamu tidak salah lihat, kan?"

"Bagaimana aku bisa salah lihat, dia...dia salah satu mahasiswi baru di tempatku mengajar."

"Kamu serius? Dara kuliah?" Windu masih tak percaya dengan apa yang di dengarnya. Tak terbersit sedikitpun di otak Windu jika Dara kabur darinya untuk kuliah di Jogja.

"Ya, dia kuliah di hari pertama aku mengajar tadi pagi."

"Kamu tidak salah lihat kan, Ga?'

"Masa aku tidak kenal Dara...?"

"Yang mirip-mirip Dara mungkin banyak."

"Aku sempat bicara dengannya, sebentar." Sahut Arga ragu-ragu. Dia tidak tahu apa yang di lakukannya benar atau tidak dengan memberitahukan keberadaan Dara sementara Dara sendiri keberatan jika dia memberitahukan di mana dirinya kepada Windu.

Tapi, dia tidak tahu apa yang bisa di lakukannya jika tidak memberitahu Windu, duduk permasalahan kepergian Dara pun Windu tak tahu.

Jika memang mereka tidak baik-baik saja seperti yang di katakan Windu, dia cukup berbesar hati untuk menunggu janda sepupunya itu.

Arga menepuk jidatnya sendiri, benar-benar merasa dia menjadi sedikit kurang waras sejak bertemu dengan Dara.

"Aku...aku ke jogja besok pagi kalau begitu!"

"Eh, tunggu dulu..." Arga berteriak dari seberang sana dengan sedikit gelagapan.

"Kenapa? Dia benar ada di sana kan? Aku sudah pusing tujuh keliling mencarinya." Windu bahkan berdiri dari duduknya, saking senangnya mendengar berita dari Arga.

Beberapa orang di kursi yang lain dalam cafe itu, sedikit binging melihat sikap Windu dengan aneh. Menerima telpon seperti tak tahu situasi. Seolah-olah hanya dia di ruangan itu.

"Sebenarnya ada apa antara kalian? Kenapa kamu sampai tidak tahu di mana istrimu? Apalagi dia sedang hamil..."

"Kamu tahu dari mana dia hamil?" Windu tercengang mendengar pernyataan Arga,yang dia tahu, cuma dia saja dan orang rumah yang mengetahui kehamilan Dara karena peristiwa keguguran yang di alaminya.

"A..eh...aku hanya asal tebak saja." Arga merutuk mulutnya yang sok tahu itu, sehingga dia keceplosan soal ini.

Windu mengerutkan keningnya, tapi dia tak mencoba membahas hal itu, karena yang terpenting baginya sekarang, dia tahu di mana keberadaan Dara.

"Tapi aku tidak tahu tempat tinggalnya di mana." Arga mengalihkan pembicaraannya segera, berkelit dengan halus.

"Aku bisa mencarinya kalau sekedar jogja, lagian dia kuliah di tempatmu mengajar, aku bisa datang ke sana mencarinya."

"Heh, jangan bersikap seperti menangkap buronan begitu. Tidak perlu tergesa-gesa, nanti kamu bikin dia panik. Aku tidak mau di salahkan karena sudah berbaik hati memberitahu dia di mana."

Windu sejenak terdiam, dia membenarkan pendapat Arga, terlalu tergesa-gesa bisa membuat Dara malah menghilang lagi.

Dia hanya hendak memperbaiki hubungan mereka, jadi dia tidak perlu menakut-nakuti Dara dengan kehadirannya.

"Aku ingin membawanya pulang." Windu mengucapkanya kalimat itu dengan suara yang penuh sesal.

"Ada apa sebenarnya, Win? Apa yang membuat Dara kabur dari kamu? Kamu menyakitinya? Kamu tidak mencintainya?" Arga tidak tahan untuk mencecar Windu dengan pertanyaan yang memenuhi kepalanya seharian ini.

Windu tak menjawab, dia tak tahu harus berkata apa, karena kenyataannya memang Dara kabur darinya akibay sikapnya yang terlalu kejam pada Dara. Tapi untuk mengakui ini rasanya mulutnya kelu, untuk membela diri dia tak punya alasan.

"Atau...dia punya selingkuhan?" Arga mengerutkan keningnya, mendapati dirinya begitu penuh prasangka, dan tak tahan untuk mengeluarkannya.

"Sembarangan!" Windu menyahut kesal, rasa panas menjalar sampai ubun-ubunnya, mendengar pertanyaan Arga yang bahkan hanya menebak asal itu telah sanggup membuatnya cemburu dan ketakutan, padahal dia tahu pasti Dara kabur karena sikapnya sendiri.

"Aku tetap ke Jogja besok, untuk menemuimu." Windu menarik nafasnya, dia tidak ingin salah langkah lagi yang malah bisa membuat Dara semakin membencinya.

"Ya, kurasa kita harus bicara, siapa tahu aku bisa membantumu." Arga tak kalah beratnya mengucapkan itu, dia benar-benar jatuh cinta pada Dara sejak pandangan pertama, saat dia tidak tahu jika Dara adalah istri sepupunya sendiri.

"Setidaknya, aku tahu dia di mana." Windu merasa karma sedang mengajarnya pelan-pelan. Dia rindu pada Dara, tapi istrinya itu bahkan tak ingin melihatnya lagi.

"Aku akan menghubungimu, jika sudah sampai di Jogja besok..." Windu menutup panggilan itu, tanpa mengucapkan pamit.

Dia sedang bingung harus bagaimana jika bertemu Dara.

(Hari ini akak double UP ya, please VOTE ya, supaya doublenya UPnya tiap hari🤣🤣🤣)

...Windu...

...Dara...

...Arga...

...Terimakasih sudah membaca novel ini❤️...

...VOTE, LIKE dan KOMEN kalian selalu author nantikan😊...

...I love you all❤️...

1
Arlini Pakan
Kecewa
Arlini Pakan
Buruk
Visencia Alingga
Luar biasa
Visencia Alingga
Lumayan
heni hariati
nyimak
Mebang Huyang M
Luar biasa
Mebang Huyang M
ngulang lagi baca ceritamu thor . kangen dgn mba dara yg imut.
Riska Afzal
😭😭😭
Tiara
Novel terbaik yg pernah aq baca di aplikasi ini 🙏🙏🙏🙏
Terimakasih
Tiara
Cerita ini ada "isi" nya. Terimakasih penulis udah menuangkan sesuatu yg sangat baik, sesuatu yang sangat menginspirasi. Banyak pelajaran yang bisa dipetik, sangat mengagumkan.
Rangkaian katanya indah tapi mudah dimengerti.
Karakternya tokoh2nya kuat,
Alurnya jelas, jadi tidak melewatkan 1 kalimatpun,
Sekali lagi Terimakasih 🙏🙏🙏🙏🙏
Eny Frihdihastuti
aku suka jalan ceritanya.
author pandai merangkai kata.
tapi tak pandai memilih visual windu, ga cocok tor sama dara haha maap ya tor 🙏
JandaQueen
apakah itu harus cuci darah spt pd org yg alami gagal ginjal ya..?
JandaQueen
dan kata2 keramat itu akhirnya meletusss
JandaQueen
berani ngapa2in bocah imut ku, tak santet onlen kau pak eko...🤣🤣
JandaQueen
ah si imut radith, suka sama cewek lebih tua ini rupanya... sini nak... tante aja yg peluk kamu... 😄
Vitriani
Lumayan
Dewa Rana
nangis aku thor 😭😭😭
Romi Tama
ya Allah😭😭😭
ami
Luar biasa
iren thezer
suka ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!