bagaimana jadinya jika putri seorang pengedar narkoba terpaksa harus bersembunyi dipesantren karna bandar narkoba terobsesi kepadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
Gus Zai tiba disebuah tokoh ia mengambil sebuah jilbab instan satu lusin dengan warna yang berbeda.
Ia memang menyadari kesalahannya dengan tidak membelikan oleh-oleh untuk risa.melihat Risa yang dingin dan acuh terhadap nya membuat dia tidak bisa bertahan meski awalnya menjadi asing dengan wanita itu adalah pilihan yang terbaik.
Namun hatinya menolak iA hanya ingin memperbaiki semuanya dan mengakhiri semuanya baik baik .ya itu alasan yang ia tetap kan didalam hatinya untuk meredam perasaan hampa yang timbul didalam hatinya karna diacuhkan Risa.
Tidak hanya membeli jilbab untuk istrinya ia juga mengirimkan makanan untuk istrinya kebutik ustadzah halima
" Maaf,semoga kamu suka"
Risa tersenyum kecut membaca sebuah Notte dari makanan itu.
Namun sayang seribu sayang Risa sudah tidak mempunyai selera untuk memakan makanan dari Gus Zai.
"Assalamualaikum"
"Waalaikum salam"
"Kak Risa kami datang kesini untuk mengambil baju kami"
" Oh baju untuk perlombaan kalian"
" Ia kak"
" Oh ini" ujar Risa sambil memberikan baju baju yang ia sudah jahitkan untuk para santri.
Disaat santri itu berbalik dan berjalan beberapa langkah .
" Hey kalian tunggu"
" Ada apa kak"
" Ini buat kalian"
"Makanan ini buat kami kak"
" Ia ambillah"
" Terimakasih kak kebetulan kami sedang lapar"
Sepulangnya dari butik ustadzah halima Risa bergegas ketempat ustadzah vina untuk belajar mengaji.
Namun ia tidak melihat ustadzah vina disana yang ada hanya Gus Zai yang sedang duduk dihadapan para santri.
Entahlah sepertinya hari ini Gus Zai seperti mengincarnya,apakah dia sengaja mengambil alih tugas ustadzah vina hanya untuk mengikis jarak antara dia dengan Risa.
Dengan sangat terpaksa Risa duduk berbaur dengan para santri sambil menunggu mereka selesai.
Suara lantunan Gus Zai yang merdu lagi lagi membuat hati Risa begitu bergetar.
" Kalian semua bisa kembali kekelas ,dan jangan lupa Minggu depan stor hafalan kalian lagi"
" Ia Gus"
Kini tinggal Risa dan Gus Zai.
Suasana terasa tegang mengantung diudara.
Risa kembali mengingat kebodohan nya semalam telah menyatakan cintanya kepada Gus Zai.
Risa maju dan duduk dihadapan Gus Zai debaran dada mereka saling bersautan.
Susah payah Risa menetralisir perasaan nya.tujuan utama nya kesini hanya untuk belajar mengucapkan ayat ayat Allah.
Gus Zai pun sama sebisa mungkin meredam deguban jantungnya yang berdetak tidak karuan.
Gus Zai melantunkan ayat ayat Alquran secara perlahan lalu diikuti oleh Risa hingga sesekali pandangan mereka bertemu.
"Tolong jangan tatap mataku Gus,aku tidak mau jatuh semakin dalam,aku tidak mau menyakiti ning Salwa untuk yang kedua kalinya"batinya
"Kamu masih harus banyak belajar karna ini masih permulaan untukkmu"
"Baik Gus"ujar Risa tanpa berani menatap mata Gus Zai.
"Kalau sudah selesai saya permisi,masih banyak yang harus saya kerjakan"
Risa bangkit dari duduknya dan hendak melangkah menjauhi Gus Zai.
Namun pergelangan tangan nya tiba tiba dicekal oleh Gus Zai. Terasa sentuhan tangan besar Gus Zai menyentuh permukaan kulitnya darahnya begitu berdesir hebat, dengan segera ia menepis tangan itu.
"Aku hanya ingin memberikan mu ini"
Risa mengernyit kan dahinya.
"Maaf,jika waktu itu aku tidak memberikanmu apa apa"
Risa tersenyum kecut semuanya sudah terlambat.
"Maaf,Gus tapi aku tidak lagi bisa menerima ini,mungkin Ning Salwa lebih pantas menerimanya dari pada aku"
"Tidak bisakah kamu bersikap seperti dulu lagi kepada ku,aku hanya ingin kamu berhenti mengacuhkan ku,jika kamu meranjuk hanya karna oleh oleh aku minta maaf,dan aku sudah membelikan ini untuk mu"
Risa mencerna setiap kalimat yang keluar dari mulut Gus Zai,ketika ia ingin menghindar dari laki laki ini tapi kenapa ia justru tidak terima dan seolah ingin mengikis jarak yang sudah ia bentangkan.
"Aku sudah mempermasalahkan apapun Gus,aku pun mohon kepada Gus bersikaplah seperti dulu lagi,yang dingin yang selalu acuh terhadap ku, fokuslah kembali kepada wanita impianmu Gus, aku hanya tidak mau semuanya kembali rumit"
"Satu lagi Gus, jangan menjadi laki laki pengecut dan plimplan"
Gus Zai menarik kembali paperbag ditangannya dengan perasaan kecewa,sebelumnya ia tidak pernah merasa sekecewa ini.
Risa melangkah pergi menjauh darinya hanya meninggalkan kekosongan dan kehampaan yang kian terasa dihati.
Sesakit sakitnya jatuh cinta adalah cinta yang tidak bisa diutarakan.
"Mungkin kamu benar aku harus kembali fokus dengan Ning Salwa"batinya
" Heii kalian"
"Kami Gus"
"Ini buat kalian,bagi bagilah ke yang lain"
Para santri itu mengernyitkan dahinya.
"Ada apa yang dengan pasangan pasutri itu, yang satu ngasih kita makanan, terus suaminya ngasih kita jilbab Mala banyak banget lagi"
" Sudahlah jangan ambil pusing mungkin ini sudah rezekinya kita"
"Alhamdulillah"
_______
Ning Salwa mencium aroma bunga yang menusuk tajam kedalam Indra penciumannya lalu memasukanya kedalam vas bunganya yang sudah dua hari ini tidak terisi.
Gus Zai baru saja mengirimkan setangkai bunga untuknya.
Rasa rindu, bahagia namun juga perasaan ragu kita menyeruak dihatinya.
Kemana saja Gus Zai selama dua hari ini? Apa dia begitu sibuk? Samapi lupa mengabari ku dan mengirimkan aku bunga seperti yang ia lakukan tiap hari?
Berbagai pertanyaan muncul dikepala Ning Salwa,ia menatap keluar jendela menatap langit biru dengan awam yang terlihat begitu samar dipenglihatanya.
Sudah beberapa hari saat Gus Zai mengatakan ingin kembali melanjutkan pernikahan nya namun keraguan hingga kini masih meliputi hatinya.
Ia menghelai nafas menghembuskannya keudara, kenyataan nya ia masih sangat mencintainya dan semakin ia berusaha menyadarkan dirinya bahwa laki laki itu telah menjadi milik orang lain namun perasaan itu tetap menjadi jadi bahkan rasa ragu pun tidak mampu membunuh rasa cinta itu.
Tak tak tak
Suara langkah kaki terdengar mendekatinya
"Kamu kenapa kok terlihat murung"
"Mda apa apa ummi"
",Ummi,aku mau cerita sesuatu"
"Kamu mau cerita apa nak"
"Beberapa waktu lalu Gus Zai dan istrinya mengatakan sesuatu kepadaku"
Ummi Zahra mengernyitkan dahinya
"Ada urusan apa mereka,apa tidak cukup mereka sudah menyakiti mu"
"Gus Zai mengatakan kalau akan melanjutkan pernikahan kami yang tertunda dan istrinya pun tidak menolak"
"Apa"
"Jangan bilang Gus Zai mau poligami?tidak,ummi tidak akan rela jika kamu dipoligami,seharusnya kamu menjadi yang pertama dihidup Gus Zai bukan malah menjadi yang kedua"
"Istrinya Gus Zai bilang kalau dia akan pergi dari hidup kami"
"Dan kamu percaya,kata orang orang dipesantren istri Gus Zai itu asal usulnya tidak jelas,kamu jangan mau dibodoh bodohi oleh mereka nak,ingat Gus Zai telah membuat kamu kecewa mengkhidbah kamu tapi malah menikah dengan orang lain"
"Tapi aku mencintainya ummi,dan kami berdua punya mimpi untuk sama sama belajar dikairo"
Ummi Zahra menghembuskan nafas beratnya.
" Baiklah,semua keputusan ada sama kamu nak. Ini hidup kamu ummi dan Abi hanya bisa mendoakan yang terbaik buat kamu"
semoga si salwa tul maut ke buka kebusuk an nya
udh gak sabar nih
baca dari episode 1-23 dan pas baca episode 4-23 banjir air mata karena sedih jadi risa
ning salwa masih ngarep suami orang aja kasian risa