NovelToon NovelToon
My Boss My Husband

My Boss My Husband

Status: tamat
Genre:Tamat
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sept

Yuk senam bibir, cerita Sarasvati yang kocak dalam menghadapi majikannya yang lumpuh.

Terlahir kaya raya membuat Dewa bersikap arrogant dan dingin kepada siapa saja. Terutama mahluk yang bernama wanita. Namun, ketika melihat mantan pacarnya bermesraan di suatu pesta, ia menyeret dengan asal seorang gadis dan mengaku pada semua tamu undangan, mereka akan segera menikah.
Sartika Sarasvati, si gadis miskin yang tidak tahu apa-apa. Ia harus terlibat dengan bongkahan es tersebut gara-gara mengantar dompet pelangan yang tertinggal di cafe tempatnya bekerja. Ya, Tika hanya gadis pelayan di sebuah cafe. Tapi, malam ini semua mata tertuju pada gadis manis yang tangannya digengam oleh CEO Diamondland, perusahaan real estate nomor satu di Indonesia. Apa mereka akan menikah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tragedi Paku Payung

Bagian 35

Oleh Sept

- Malam Yang Pertama -

"Tika bilang ini seperti mimpi, menikah denganku bagai mimpi bagi wanita ini. Dasar Tika, mungkin dia tidak menyadari, bahwa kehadirannya justru membuatku bersemangat untuk bisa berjalan kembali. Membuat mimpi-mimpiku jadi kenyataan lagi," suara hati Dewa sembari tetap fokus mengemudi.

Mobil itu melesat di tengah jalan yang padat. Memecah keramaian, berjalan di antara kendaraan lain yang lalu lalang.

Chiiiittt

Decitan mobil membuat telinga sedikit terusik. Mobil itu berhenti tepat di sebuah penginapan sederhana.

"Kita sudah sampai. Ayo turun," ucap pria itu dengan suara berat, serak-serak basah.

Dewa lantas membuka pintu samping, mempersilahkan wanita yang masih memakai baju pengantin itu untuk turun.

"Kamu pasti kaget, mengapa aku bawa ke hotel melati kelas tiga seperti ini. Maaf ya Tik, bukan karena aku pelit atau perhitungan. Kamu tahu mama, kan? Dia pasti mencari Kita di daftar pengunjung hotel bintang lima yang ternama. Dan aku tidak suka moment pentingku terganggu," terang Dewa dengan wajah serius.

"Nggak apa-apa, di mana aja itu sama saja. Asal bersama." Setelah mengatakan itu, Tika jadi malu sendiri. Pipinya langsung bersemu merah jambu.

Sedangkan Dewa, bibir pria itu langsung melengkung menahan senyum. Senyum yang sama, ditambah rasa deg-degan yang tiba-tiba mendera. Malam pertama mereka, akankah berjalan dengan mulus dan sempurna?

Hotel Melati nomor 88.

"Aku mandi dulu ya, Tik."

Tika menelan ludah, kemudian menunduk. Jantung wanita itu sudah jedak-jeduk. Dan ketika Dewa sedang mandi, Tika melepas baju pengantinnya. Terasa geli karena manik-manik dan beberapa aksesoris yang menempel pada gaun itu.

Kini ia hanya memakai kaus pendek dan celana pendek selutut. Saat ia sudah selesai menghapus make up di wajahnya, terdengar suara pintu kamar mandi terbuka. Dan aroma shampoo langsung menyeruak memenuhi seluruh ruangan.

Sudah tampan, wanggi lagi. Itulah Dewa, pria yang dulu lumpuh. Namun, kini ia sudah bisa berjalan dengan normal.

"Gihhh ... kamu mandi dulu," titah Dewa pada istri barunya.

"Hem." Tika pun bangkit dari duduknya, bersiap untuk mandi. Tubuhnya juga sudah terasa lengket semua.

"Jangan lama-lama, ya ... nanti kita mandi lagi soalnya," pesan Dewa dengan jahil. Jelas saja Tika tidak bisa konsentrasi. Dewa membuat otak Tika ambyar dan langsung traveling ke mana-mana.

Sesuai request sang suami, Tika mandi tidak sampai berjam-jam. Cukup sepuluh menit. Tapi, bagi Dewa yang menunggu sejak tadi, sudah seperti berjam-jam.

"Sudah selesai? kemarilah!" Dewa menepuk ranjang di sebelahnya.

Dengan langkah berat, Tika berjalan mendekati ranjang. Belum apa-apa Tika sudah merasa groggy.

"Lebih dekat lagi!"

Karena Tika masih memberi jarak, Dewa pun menarik tubuh wanita tersebut. Membuat Tika lebih dekat lagi dengannya. Perlahan Dewa memposisikan Tika tepat di tengah ranjang.

Dewa menatap wajah Tika lekat-lekat, tangannya membelai kening wanita tersebut. Kemudian turun, mengusap pipi Tika dengan lembut.

Masih dalam kungkungan Dewa, tubuh Tika bagai dipasung. Bukan karena Dewa mengapitnya. Tapi karena suasana yang mencekam jiwanya, membuat Tika mati kutu. Tidak bisa bergerak, hanya bisa pasrah. Entah apa yang akan pria itu lakukan malam ini. Yang pasti, Tika sudah mulai meremang ketika tangan Dewa sudah mulai aktive turun semakin ke bawah.

Melihat Tika yang mengeliat karena aksi tangannya yang super jahil, Dewa tidak bisa menahan gejolak dalam tubuhnya lagi. Niatnya mau mengerjai Tika, tapi ia malah yang terkena dampaknya. Seperti ada sesuatu yang mulai mengeras di dalam sana. Bukan batu.

Pria itu pun merendahkan tubuhnya, mendekatkan wajah mereka, dan tanpa aba-aba langsung merampas bibir Tika begitu saja. Namun, hanya sebentar. Dewa masih mau bermain-main, permainan masih lama. Ia ingin pemanasan lebih dahulu.

Sementara itu, Tika malah memperhatikan jakun Dewa yang sudah naik turun dari tadi. Felling Tika mengatakan, bahwa Dewa pasti sudah mulai menanjak, sepertinya ada yang perlu didaratkan segera. Hanya saja pria itu ingin durasi yang lama, jadi Dewa malah bermain-main dengan miliknya.

Detik berikutnya, pakaian keduanya sudah melayang, berserakan di mana-mana. Baik Tika maupun Dewa, mereka sudah menanggalkan pakaian masing-masing. Dan beberapa saat kemudian, Tika dibuat memejamkan mata dalam-dalam, menahan rasa geli yang menyerang, ketika Dewa menyesap puncak Merbabu miliknya. Seperti bayi, pria itu menyesap. Dan sesekali meremas dan memainkannya. Bayi besar yang nakal.

"Geli." terdengar suara Tika yang lirih, dan lebih mirip seperti suara ******* di telinga Dewa yang kala itu wajahnya sudah panas dingin.

Dewa pun tersenyum, kemudian melepas deretan pengunungan itu. Membiarkan lepas tanpa pegangan. Keranjangnya sudah ia lempar jauh, entah ke mana rimbanya.

"Ini pasti sedikit sakit, tahan ya!" Bisik Dewa.

Saat Dewa mendekatkan paku payung miliknya, Tika beringsut. Ia mengeser tubuhnya sedikit. Entah mengapa mendadak Tika jadi takut sendiri. Belum masuk, Tika langsung mengunci pintu.

Dewa tersenyum, "Jangan takut. Aku pasti pelan-pelan."

Dewa membuka kaki Tika yang ditutup rapat. Kalau begini, mana bisa paku payungnya masuk?

Tika mengigit bibirnya, terlihat jelas wanita itu sedang dilanda demam panggung.

"Itu pasti sakit, benda sebesar itu mana bisa ..." Ia tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Tika langsung memejamkan mata karena sangat malu.

Dewa dibuat gemas, tidak ingin gagal di misi pertama. Dewa langsung saja mencium bibir Tika. Menyesapnya sampai puas, memberikan gigitan kecil. Meraba-raba hingga Tika merasa tidak tahan. Mengeliat, dan terbakar bersamanya. Dewa tidak mau kepanasan sendirian, ia membuat Tika ikut bergejolak di malam pertama mereka.

Beberapa saat kemudian, samar-samar terdengar Tika yang meringis menahan perih.

"Tahan, sayang ... bentar lagi keluar."

Tika masih mengigit bibirnya, menahan rasa perih namun enak secara bersamaan.

Krik krik krik

Terdengar suara jangkrik di tengah-tengah Dewa yang mengerang karena berhasil melepas paku payungnya. Wkwkwk

1
Henym
Luar biasa
oncom
😭😭😭😭😩🤙🏻🤙🏻
oncom
ahahahaha lucu
oncom
kurang asem ngabrut
oncom
hahahaha
Nok Denok
lama ga Nemu ceritamu Thor
Herlina Lina
wooow
Linawati
kok pakaian nya seperti .....hehehe
Linawati
wooow 20 Jeti sekali cium ,siapa yg enga nolak /Determined//Determined//Determined/
queendah
alergi seafood kah?
komalia komalia
kah si malika Nya belum di pecat,siap nya tuh ulat keket pasti genjar ngerayu si dewa
komalia komalia
mantap tika
komalia komalia
hadeeh dewa dewa
komalia komalia
ada guna nya kan si tika
komalia komalia
aku mau lah ngurusin bayi besar Kalau gaji Nya angka nol nya banyak
komalia komalia
kasuhan uang si tika nanti di ambil bak mar
komalia komalia
jadi nyengir terus baca kisah si tika padahal udah baca
komalia komalia
apa itu win win
komalia komalia
putri titian
komalia komalia
hahaha tika tika
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!