DOSENKU SUAMIKU (Nathan Dan Zia After Marriage)

ZIA POV

Pemandangan pagi yang aku lihat membuat dada ku sesak, aku berpura-pura baik-baik saja di hadapan sahabat ku Lili, yang sesungguhnya aku tidak sanggup melihat tawanya untuk orang lain dan berasal dari orang lain.

Aku memalingkan wajahku saat mata kami tanpa sengaja beradu pandang, malas rasanya jika aku harus menghampirinya hanya untuk sekedar memperingatinya agar tak dekat lagi dengan mantannya itu, harusnya dia sudah mengerti bukan? Bahwa ada hati yang lain yang harus ia jaga, yaitu aku, istrinya.

Sampai di kelas pun aku enggan menatapnya, rasa kesal ku padanya belum hilang. Aku tau dia tengah menatapku, biarkan saja, saat jam kuliah kosong nanti, aku akan menemuinya dan minta izin padanya kalau aku akan ke rumah mama, karena mba Rea dan Abang sedang ada acara yang mengharuskan mereka pergi ke luar kota, jadi aku di minta menjaga dan menani Nara. Aku langsung menyetujui permintaan mama, karena aku juga butuh waktu untuk menghindari Nathan sementara waktu.

"Kumpulkan biodata dan status kalian, saya akan mendata dan memasukannya pada format nilai kalian".

Aku tersentak mendengar perintah dosen yang berstatus sebagai suami ku itu, apa maksudnya dengan tugas yang dia berikan? Biodata ok, tapi status?? Apakah dia ingin membuat mereka semua tahu tentang status ku??

Aku tersenyum sinis, kali ini dia benar-benar keterlaluan dan menentang ku. Tapi aku tak bisa apa-apa selain menurut. Aku menuliskan tugas yang dia perintahkan pada kami, dan aku memberikan lembar berisi biodata ku itu pada sahabat ku Lili untuk menyerahkannya pada Nathan.

Namun baru beberapa detik kertas itu berada di tangan Nathan, dia memanggilku.

"Zia".

Aku menoleh tanpa menjawab, menunggu kalimat apa lagi yang akan keluar dari mulutnya.

"Tolong isi poin status kamu di sini".

Aku menatapnya, entah apa yang ada dalam pikirannya, yang pasti itu membuatku semakin kesal padanya. Aku berdiri, melangkah maju menuju ke mejanya.

Dia menatapku, tersenyum tipis namun aku enggan membalasnya. Satu poin lagi yang akan aku bahas dengannya nanti, yaitu tentang tugasnya yang tak masuk akal ini.

Aku berdiri di hadapannya, dengan meja yang menjadi pembatas di antara kami, dia pun turut berdiri dan memberikan kertas tugas ku.

Dengan menarik nafas dan mengeluarkannya kembali dengan susah payah aku mulai menuliskan status ku di sana.

LAJANG

Oh maaf suami ku tersayang, kamu yang memulainya, maka aku hanya meneruskan permainan mu. Aku memang egois, dan mungkin suamiku akan menganggap ku tidak menghargainya, tapi bukankah diapun melakukan hal yang sama dengan tak menghargai perasaan ku? Sudah aku katakan, aku hanya ingin menyelesaikan pendidikan ku dengan tenang, apa itu salah?

Aku kembali ke tempatku, dengan berbekal tatapan tajam dari suamiku. Namun aku tak perduli, aku menghindari sorot tajam itu dengan cara memalingkan wajah ku. Aku tau dia marah, tapi aku pun sama.

ZIA POV END

Nathan berjalan tergesa menuju ruangannya, rasa kesal pada sang istri membuat wajahnya tampak memerah dengan rahang mengeras. Pria itu tak menyangka dengan tulisan LAJANG yang perempuan itu torehkan di kertas tugasnya. Yah, Nathan memang sengaja memberikan tugas itu, semata-mata karena dia ingin tau apakah istrinya itu akan jujur atau tidak. Pembahasan ini masih satu jalur dengan pembahasan ketika mereka di mobil pagi tadi. Dan Nathan semakin kuat berasumsi jika Zia memang malu dan tak mau jujur tentang pernikahannya. Bukan karena ingin menyelesaikan kuliahnya dengan tenang seperti yang selalu perempuan itu katakan.

Saat hatinya tengah memanas dan kemarahan tak juga surut, terdengar ketukan dari pintu ruangannya. Tanpa melihat siapa yang berada di baliknya, Nathan mempersilahkan masuk.

"Masuk".

Suara langkah kaki yang semakin mendekat membuat Nathan membalikan tubuhnya, dan terkesiap ketika lagi-lagi Zeny telah berada di hadapannya.

"Zeny? Ada apa?".

Gadis itu tersenyum manis, namun sayangnya Nathan hanya menatap gadis itu dengan tatapan dinginnya.

"Aku cuma mau memastikan kalau kamu baik-baik saja, tadi aku gak sengaja liat kamu keluar dari kelas dengan raut kesal".

"Aku..."

Belum sempat Nathan melanjutkan ucapannya, dengan lancangnya Zeny mencium bibirnya. Nathan yang tak siap dengan serangan itu hanya bisa terbengong kaget. Untuk beberapa saat Nathan hanya terdiam, sampai suara seseorang membuatnya tersadar dan mendorong Zeny dengan kuat.

"Astaghfirullah".

**gaesss tolong dukung Nathan sama Zia yah supaya rangkingnya terus naik,,,alhamdulillah udah masuk 10 besar...kasih vote buat pasangan ini yaahh, emak tunggu loohh..tengkyuuuhh❤️❤️❤️

mampir dong ke aplikasi sebelah, CINTA REA & RAFA🙏🙏 Belum emak gembok kok🤭🤭**