NovelToon NovelToon
Rindu Di Bawah Atap Yang Berbeda

Rindu Di Bawah Atap Yang Berbeda

Status: tamat
Genre:Keluarga / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Terlarang / Romansa / Cintapertama / Cinta Murni / Tamat
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Berawal dari sebuah gulir tak sengaja di layar ponsel, takdir mempertemukan dua jiwa dari dua dunia yang berbeda. Akbar, seorang pemuda Minang berusia 24 tahun dari Padang, menemukan ketenangan dalam hidupnya yang teratur hingga sebuah senyuman tulus dari foto Erencya, seorang siswi SMA keturunan Tionghoa-Buddha berusia 18 tahun dari Jambi, menghentikan dunianya.

Terpisahkan jarak ratusan kilometer, cinta mereka bersemi di dunia maya. Melalui pesan-pesan larut malam dan panggilan video yang hangat, mereka menemukan belahan jiwa. Sebuah cinta yang murni, polos, dan tak pernah mempersoalkan perbedaan keyakinan yang membentang di antara mereka. Bagi Akbar dan Erencya, cinta adalah bahasa universal yang mereka pahami dengan hati.

Namun, saat cinta itu mulai beranjak ke dunia nyata, mereka dihadapkan pada tembok tertinggi dan terkokoh: restu keluarga. Tradisi dan keyakinan yang telah mengakar kuat menjadi jurang pemisah yang menyakitkan. Keluarga Erencya memberikan sebuah pilihan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Awal Januari datang tanpa permisi, membawa serta kenyataan yang nggak bisa lagi dihindari oleh Akbar. Liburan sekolah akan segera berakhir. Itu artinya, Erencya akan kembali sibuk dengan rutinitas sekolahnya, dan yang lebih penting, perjuangan Akbar di Jambi harus segera menemukan sebuah epilog.

Realitas itu datang dalam bentuk dompet yang makin tipis dan notifikasi kalender di ponselnya yang mengingatkan soal batas akhir penyerahan draf skripsi. Dia udah berhasil meregangkan budgetnya dengan cara yang super ajaib, hidup super hemat lebih dari dua minggu. Tapi sekarang, uangnya beneran udah di titik kritis. Dia nggak bisa selamanya jadi agen rahasia di Jambi. Dia punya pertempuran lain yang menunggunya di Padang. Pertempuran yang harus ia menangkan jika ia ingin punya masa depan, masa depan bersama Erencya.

Keputusan itu terasa berat, seperti menelan batu. Dia harus pulang.

Malam itu, saat menulis surat untuk Erencya, tangannya terasa lebih berat dari biasanya. Ini adalah surat tersulit yang pernah ia tulis. Bagaimana cara bilang selamat tinggal, meskipun hanya sementara, pada seseorang yang sudah menjadi napasmu?

Erencya-ku,

Aku nulis ini sambil ngerasa jadi orang paling egois di dunia. Di saat kamu masih terkurung di sana, aku justru harus bersiap-siap untuk pergi. Maaf. Sungguh, maaf.

Liburan akan segera selesai, Ren. Uangku juga sudah sampai di tetes terakhir. Dan yang paling penting, skripsiku di Padang memanggil-manggil untuk diselesaikan. Aku harus pulang, bukan karena aku mau, tapi karena aku harus.

Tolong jangan berpikir aku menyerah. Justru sebaliknya. Aku pulang untuk melanjutkan perjuangan kita. Aku harus lulus. Aku harus dapat kerja. Aku harus membangun diriku sendiri, agar suatu saat nanti, saat aku kembali lagi ke sini, aku datang bukan sebagai mahasiswa kere yang nekat, tapi sebagai seorang laki-laki yang pantas untukmu, di hadapan siapa pun, termasuk keluargamu.

Aku nggak tahu kapan bisa kembali. Mungkin lama. Tapi komunikasi kita akan tetap berjalan. Agen Lusi akan tetap bertugas, kan? Dan 'Netflix Kertas' akan tetap merilis episode-episode baru.

Lusa, aku akan terbang kembali ke Padang. Itu artinya, kita hanya punya satu kali lagi 'misi jam 4 sore'. Aku mau membuatnya sedikit spesial. Besok, saat jam 4, bisakah kamu memakai selendang songket biru itu? Aku akan memakai kemeja flanel yang aku pakai saat pertama kali kita bertemu. Anggap saja itu 'kencan' terakhir kita. Sebuah kencan bisu dari kejauhan.

Aku akan menunggumu di jendela besok.

Selalu mencintaimu, apa pun yang terjadi,

Akbar.

Menyerahkan surat itu pada Lusi keesokan harinya terasa seperti menyerahkan surat pengunduran diri. Hatinya terasa kosong.

Sore itu, pukul empat, Akbar menjalankan 'kencan' terakhirnya. Dia memakai kemeja flanelnya, menyisir rambutnya lebih rapi dari biasanya. Dia berjalan di rute yang sama, tapi kali ini langkahnya terasa lebih lambat, lebih berat. Dia ingin merekam setiap detailnya ke dalam memori. Warna cat gerbang kompleks, bentuk pohon palem di pinggir jalan, semuanya.

Saat rumah Erencya mulai terlihat, jantungnya berdebar kencang. Dia menahan diri untuk tidak menatap langsung ke jendela, menjaga agar misinya tetap rahasia. Dia hanya berjalan, matanya lurus ke depan, namun seluruh jiwanya tertuju pada balkon di lantai dua itu. Dia membayangkan Erencya ada di sana, di balik kaca, mengenakan selendang biru kebanggaannya. Dia membayangkan gadis itu menempelkan tangannya di kaca, dan dia bisa merasakan kehangatannya dari seberang jalan. Tiga puluh detik itu terasa begitu singkat sekaligus begitu padat oleh emosi yang tak terucapkan. Selamat tinggal. Sampai jumpa lagi. Aku cinta kamu. Semua pesan itu ia kirimkan melalui angin.

Keesokan paginya, di hari keberangkatannya, Lusi menemuinya untuk terakhir kali, menyerahkan surat balasan dari Erencya.

"Hati-hati di jalan, Bar," kata Lusi, kali ini tanpa nada bercanda. "Jangan khawatir soal Erencya. Ada gue di sini."

"Aku titip dia padamu, Lus," jawab Akbar tulus.

Di sebuah kafe kecil dekat bandara, Akbar membuka surat terakhirnya dari Jambi.

Kak Akbar-ku, pejuang terhebatku,

Aku baca suratmu sambil nangis. Tapi lagi-lagi, ini bukan nangis sedih. Aku nangis karena aku bangga banget sama Kakak. Kakak adalah orang paling bertanggung jawab dan paling kuat yang pernah aku kenal. Pulanglah. Selesaikan apa yang harus Kakak selesaikan di sana. Aku sama sekali nggak merasa ditinggalkan. Aku justru merasa Kakak sedang pergi berperang demi masa depan kita.

Aku mengerti. Dan aku akan menunggu. Mau selama apa pun itu, aku akan menunggu.

Kemarin, aku pakai selendang birunya. Aku berdiri di depan jendela, dan aku melihatmu. Kakak kelihatan tampan sekali dengan kemeja flanel itu. Kencan bisu kita kemarin adalah kencan terindah yang pernah ada.

Berjanjilah satu hal, Kak. Jaga kesehatan di sana. Jangan lupa makan. Dan selesaikan skripsimu dengan nilai terbaik, biar Koko Bryan nggak bisa meremehkanmu lagi.

Pergilah, menangkan pertempuranmu di sana. Aku akan memenangkan pertempuranku di sini.

Hatiku ikut terbang bersamamu ke Padang.

Mencintaimu, selamanya,

Erencya.

Air mata Akbar menetes, jatuh di atas kertas surat. Gadisnya telah tumbuh dewasa. Dia tidak lagi memintanya untuk tinggal, melainkan memberinya restu untuk pergi dan berjuang. Surat itu adalah bekal terkuatnya.

Dua jam kemudian, Akbar duduk di ruang tunggu Bandara Sultan Thaha. Suasananya sama persis seperti saat ia tiba, tapi perasaannya seratus delapan puluh derajat berbeda. Dulu, ia datang dengan hati yang penuh debaran gugup dan harapan yang rapuh. Kini, ia akan pergi dengan hati yang penuh cinta, kepastian, dan sebuah janji yang kokoh.

Perjalanannya di Jambi telah berakhir. Ia mungkin gagal mengubah pikiran keluarga Erencya, tapi ia berhasil mencapai sesuatu yang jauh lebih penting. Ia dan Erencya telah berhasil mengubah hubungan mereka dari sekadar rasa suka menjadi sebuah komitmen baja. Mereka telah membuktikan bahwa cinta mereka nyata, bukan hanya fantasi dunia maya.

Saat panggilan untuk penerbangannya ke Padang menggema, Akbar berdiri. Ia menatap ke arah luar jendela bandara, ke arah kota yang telah memberinya pelajaran paling berharga dalam hidupnya.

Dia memang akan meninggalkan Jambi secara fisik. Tapi ia tidak benar-benar pergi. Ia membawa serta aroma rambut Erencya, kehangatan genggaman tangannya, rasa ciuman pertama mereka, dan kekuatan dari setiap kata yang gadis itu tulis untuknya. Sebaliknya, ia meninggalkan sebagian besar hatinya di kota ini, dititipkan pada seorang gadis di balik jendela kamarnya.

1
👣Sandaria🦋
jadi akhirnya Akbar login atau logout, Kak?🤔
kisah perjuangan cinta yg mesti aku hargai sebagai pembaca, Kak. meski dari tengah sampai akhir aku merasa authornya kehilangan "sentuhan" pada ceritanya. mungkin gegara mengubah ending dengan bermanuver terlalu tajam😂
Sang_Imajinasi: udah ada kok cuma belum dirilis mungkin akhir bulan ini rilis novel roman dengan banyak bab maybe 500 bab
total 8 replies
👣Sandaria🦋
selalu aneh dengar ucapan hati-hati di jalan bagi orang yg naik pesawat. macam dia aja yg nerbangin pesawat. harusnya kan "tolong bilangin ke pilotnya hati-hati di udara, jangan ngebut!"🙄🤣
👣Sandaria🦋
baca bagian ini, Bang@𝒯ℳ ada begitu banyak "kekayaan" di dunia ini, tidak hanya melulu soal uang. mungkin disayangi aku yg imut ini salah satunya🤔😂
👣Sandaria🦋: aku barusan tamat baca ini novel, Bang. cari tempat mojok lain lah. atau berantem lagi di novel Om Tua😆
total 8 replies
👣Sandaria🦋
asiik bener nama timnya 👍😂
👣Sandaria🦋
aku dulu pernah naik ini di pasar malam, Kak. pas di atas ketinggian itu terjadi ciuman ke-29 ku. kalau gak salah ingat 🤔😂
👣Sandaria🦋
yg bertemu diam-diam selama seminggu itu di bulan Juni, Kak. yg terjadi di bulan Desember mah nerakaa😆
👣Sandaria🦋
kadang aku ragu Erencya ini di cerita aslinya beneran masih SMA, Kak? tua kali pemikirannya. minimal anak kuliahan tingkat akhir lah😆
👣Sandaria🦋
kok mereka belum menyinggung keimanan ya, Kak?🤔
👣Sandaria🦋
jadi udah di tahap "pulang" aja nih. enggak datang lagi? jauh kali lompatan si Akbar😆
👣Sandaria🦋
untung gak kayak adegan Armageddon😅
👣Sandaria🦋
mengapa Akbar gak jalur darat aja ke Jambi nya, Kak? mungkin biar kelihatan dramatis ya efeknya kek di pilem pilem?😆
👣Sandaria🦋
kayak kita nih Bang@𝒯ℳ cinta yg kuat itu tumbuh di tengah percakapan percakapan saling maki, saling bully dan saling merendahkan diri🤦 sampai-sampai mengalahkan romansa cinta Ucup dan Anny😂🤣
👣Sandaria🦋: aduh Abang. pengen terjun ke laut aja nih aku, biar digulung ombak sekalian☺️😂
jadi pengen nge tag Bang Salman, Bang Zen dan Bang Asta. kali aja mereka rela muntahh berjamaah, Bang🤣🤣
total 2 replies
👣Sandaria🦋
kalau Erencya juga membangun jembatan dari sisi seberang, pasti sebentar lagi jembatannya nyambung itu. entah kalau ada preman preman yg nyolong bata dan besinya🤦
👣Sandaria🦋
jangan terlalu terbuai gombalan kalian. karena "semua akan preeet pada waktunya" begitulah kata-kata warga net yg berpikir logis🤣
👣Sandaria🦋
aku tidak menyangka perkara membangun jembatan ini bisa membuatku melankolis begini, Kak😭😂
👣Sandaria🦋
sebegini beratnya perjuangan cinta, siapa yg akan berani membakar jembatannya? bahkan authornya saja tidak berani😭😂
Sang_Imajinasi: baca nya sambil play musik tanpa cinta, sama seamin tapi tak seiman kak
total 1 replies
👣Sandaria🦋
kalau guru sejarah ku seperti Akbar. mungkin aku masih ingat siapa nama guru sejarah ku dulu. lebih parahnya aku saja lupa ada pelajaran sejarah😆
👣Sandaria🦋
memang begitu gaya dosen penguji sejak zaman purba 😂
👣Sandaria🦋
ini bener lagi. kalau udah mendekati waktu eksekusi, jangan ngapa-ngapain lagi. tunggu aja dor nya😆
👣Sandaria🦋
memang betul ini, kadang mules😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!