Dua remaja tsundere yang beranjak dewasa, memiliki cerita hidup yang kelam masing masing dan dipertemukan oleh takdir.
Dengan status sosial yang bagaikan langit dan bumi, melewati lika liku percintaan di sekolah yang bergejolak.. akankah mereka berakhir bahagia?
Selamat menikmati kisah mereka !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElizabethMelyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lelaki Gila
Tepat pukul 07.00 pagi, Anna sampai di tempat kerja nya.
Saat akan masuk, dia di kejutkan dengan kedatangan Liam yang sudah dengan santai nya bersandar di mobil milik nya yang seenak nya di parkir di depan Daycare.
Setelan jas maroon dan kacamata hitam, membuat beberapa orangtua yang menitipkan anak mereka bertanya tanya.
Liam terlihat begitu mencuri perhatian, bahkan tak sedikit anak anak yang datang kesana merasa takut.
" Apa yang kamu lakukan disini. " Sahut Anna menghampiri Liam yang semalam berdebat dengan nya.
" Aku ingin bicara sesuatu dengan mu. " Kata Liam serius.
" 1 menit. "
" Aku menyesali pertemuan kita kemarin berjalan dengan buruk. Maafkan aku. Aku akan lebih bersikap baik padamu. Dan juga... "
" Waktu mu habis. " Sahut Anna seraya ingin segera menghindari Liam, namun tangan nya dengan cepat diraih oleh Liam.
" Menikahlah dengan ku. " Lamar Liam dengan santai nya.
Anna pun membelalak kaget mendapat lamaran di pagi hari, padahal mereka belum 24jam bertemu kembali.
Anna dengan reflek membungkam bibir Liam dengan tangan nya.
" Apa kamu sudah gila.. Bagaimana kalau ada yang dengar dan salah paham. " Bisik Anna panik.
Liam pun tersenyum kecil sambil melepaskan tangan Anna dari bibir nya.
" Aku serius.. Setelah semalaman kupikirkan, aku tidak ingin kembali dari 0 untuk memulai hubungan dengan mu.. Karena itu.. Menikahlah dengan ku, Anastasia. " Ucap Liam sekali lagi, namun kali ini dia mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam saku jasnya.
Anna pun sangat takjub dengan kegilaan Liam yang di luar prediksi ini.
Dia muncul tiba tiba dan dalam hitungan jam melamarnya.
" Miss Anna. " Sahut seorang anak tiba tiba memeluk Anna. Dia adalah Aaron.
" Hai Aaron. Selamat pagi. " Perhatian Anna pun berbalik kepada Aaron.
" Kenapa kemarin Miss Anna tidak datang? " Tanya Aaron dengan polos nya.
Liam yang merasa di hiraukan pun tampak kesal melihat Aaron.
" Maaf ya, aku kemarin ijin mendadak karena ada acara. " Jawab Anna lembut.
" hei hei hei.. Apa kamu tidak punya sopan santun?? Menyela orang lebih tua bicara. " Sahut Liam kesal sambil menjauhkan Aaron dari Anna.
Ekspresi wajah Aaron pun tampak takut dan hampir menangis.
" Apa apaan kamu? Dia masih 4th, kenapa kamu mengintimidasi nya. " Kata Anna melindungi anak asuh nya.
" Seharusnya dia mengantri. kamu belum menjawab ku. " Kata Liam tidak mau di nomor duakan.
" Tidak !!! Itu jawaban ku. " Dengan cepat Anna menolak lamaran Liam dan membawa Aaron masuk ke dalam.
" Sialaaann.. bajingaan kecil mengganggu saja. " Gumam Liam merasa sangat kesal dan cemburu.
Kegiatan pun berlangsung, dan seperti biasa Anna menghabiskan waktu untuk mengasuh, mengajar dan bermain bersama anak anak di kelas nya.
Tampak Aaron yang awal nya mengacuhkan Anna, mulai mendekat dan merasa nyaman di samping Anna.
Tak lama kemudian suara bel makan siang pun berbunyi.
" Waaahhh sudah waktu nya makan siang... Ayo anak anak letakkan semua mainan dan berbaris untuk cuci tangan. " Sahut Anna memberi instruksi sambil menggandeng tangan kecil Aaron yang tidak mau membaur dengan teman teman nya yang lain.
Setelah menghabiskan waktu beberapa menit untuk cuci tangan, semua anak duduk di kursi masing masing dan pegawai bagian kantin yang mengurus makan bergizi pun datang menyajikan makanan.
" Lipat tangan.. Tutup mata... Kita berdoa bersama yaa.. " Kata Anna memimpin doa sederhana sebelum makan.
Selesai berdoa, mereka pun dengan segera mulai mengambil sendok dan makan.
Aaron pun juga duduk tenang sambil menyantap makanan nya di samping Anna.
" Makam juga sayur mu. " Kata Anna dan Aaron tanpa protes mematuhi nya.
Tatapan mata Anna tampak berbeda ketika melihat Aaron, anak sekecil ini harus menjalani hidup yang kesepian tanpa seorang ibu.
Bahkan Anna yang sudah sedewasa ini, masih sering merindukan ibu nya.
tuk tuk tuk
Ketukan di pintu membubarkan lamunan Anna.
Kedua mata nya pun membelalak kaget melihat Liam mendatangi kelasnya.
" Ayo makan dengan ku. " Sahut Liam tanpa basa basi, hingga menjadi pusat perhatian anak anak.
" Ada om ganteng.. " Komentar polos seorang anak.
" Om.. Artis ya? "
" Bukan... Om seperti superman. "
Kelas Anna pun jadi lebih berisik dari sebelum nya dan Anna dengan sigap segera menghampiri Liam.
" Anak anak.. Ayo habiskan makan siang kalian. Miss Anna keluar sebentar ya.. " Kata Anna sambil menarik tangan Liam mengikuti nya.
Di depan kelas.
" Apa yang kamu lakukan disini?? " Tanya Anna.
" Aku mau makan siang dengan mu. " Jawab Liam cuek.
" Jangan membuat onar di tempat ku bekerja.. " Gumam Anna memperingatkan.
" Selamat siiaaang... " Sapa bu Irene tiba tiba saat tanpa sengaja berpapasan dengan mereka berdua di sela pembicaraan.
Anna pun jadi salah tingkah dalam bersikap dengan kejadian mendadak ini.
" Siang. " Sahut Liam kurang menunjukkan rasa sopan.
" Selamat siang bu.. "
" Apa anda datang untuk mengunjungi putra anda? " Tanya Bu irene penasaran, karena merasa asing dengan wajah Liam di antara para orangtua yang setiap hari datang menjemput.
" Tidak. Aku datang menjemput Anna. " Jawab Liam to the point dan membuat Anna reflek meremas tangan Liam yang lebih besar dari nya.
Bu irene pun mulai menyimpulkan sendiri.
" Ooo... Miss Anna, ternyata selama ini sudah punya pasangan.. Pantas saja, selalu konsisten menolak hadiah dan ajakan makan malam dari para orangtua... " Sahut Bu Irene berkomentar dengan kesimpulan nya sendiri.
" Bu Irene sudah makan siang??? " Sahut Anna memotong pembicaraan dengan gugup mengalihkan topik.
Namun perkataan bu Irene tampak membuat Liam terganggu dan curiga.
" Belum, aku baru saja selesai mencuci tangan.. Baiklah, maaf mengganggu waktu kalian.. Lanjutkan saja.. " Jawab bu irene peka dan meninggalkan mereka.
" Selamat menikmati makan siang bu. " Kata Anna lega karna akhirnya bu irene pergi meninggalkan mereka.
Namun tiba tiba suasana tampak dingin dan tegang saat Anna melihat tatapan tajam dan curiga dari kedua mata Liam.
" Apa banyak bapak bapak genit yang menggoda mu??? Kenapa informasi ini bisa terlewat dari telinga ku. " Tanya Liam tampak kesal dan mendekati Anna.
Dengan sigap Anna mempertahankan jarak menggunakan kedua tangan nya, ia berusaha mendorong tubuh Liam untuk menjauh namun sulit.
" Bukan.. Bukan seperti itu.. Memang ada beberapa dari mereka yang suka memberi hadiah pada ku, atau mengajak ku makan.. tapi aku menolak nya, aku ingin bersikap profesional. " Jawab Anna menjelaskan.
" Brengseekk.. Jadi bukan hanya 1 yang mengincar mu.. Ok, serahkan padaku. " Gumam Liam hendak pergi dengan perasaan kesal.
Mendengar perkataan Liam, Anna yang sudah mengenal karakter serampangan lelaki ini.. Dengan cepat menahan nya..
" Tunggu Liam.. Jangan lakukan apapun.. Aku sudah membereskan nya sendiri.. Aku memberi jawaban yang tegas.. " Sahut Anna mencegah Liam berbuat lebih gila.
" Anna.. Kamu tahu apa tentang laki laki.. Apalagi lelaki tua seperti mereka yang tidak bisa menahan diri melihat gadis cantik.. " Kata Liam semakin terlihat cemburu.
Anna pun menyadari sikap kekanakkan Liam dan menertawakan nya.
" Jangan berlebihan Liam.. Jangan lakukan apapun pada mereka, bagaimana pun mereka adalah orangtua dari anak anak asuh ku.. Mereka yang menggaji ku.. Dan mereka tidak seburuk bayangan mu.. Lagi pula aku jadi bingung.. Kenapa aku harus menjelaskan semua ini padamu... Lelaki yang baru kutemui 2 hari lalu.. " Jawab Anna merasa lucu sendiri.
" Hmm.. Karena itu, menikahlah dengan ku.. Aku bisa memberikan kehidupan yang nyaman, aman dan penuh... " Belum selesai Liam bicara, tiba tiba Aaron datang menghampiri Anna yang tidak kunjung kembali masuk ke kelas.
" Miss Anna.. Aku sudah selesai. " Kata Aaron menarik tangan Anna.
" Ah.. Kamu sudah selesai. Ok, ayo bersihkan tangan mu. " Jawab Anna mengacuhkan Liam.
Liam pun tampak geram melihat gangguan kecil itu lagi.
Apalagi menyusul anak anak yang lain.
" Miss Anna.. Aku juga sudah selesai. " Sahut anak anak yang lain.
Saat Anna disibukkan dengan anak anak asuh nya, Liam pun tidak mau kalah dan membisikkan sesuatu di dekat telinga Anna.
" Aku akan menjemput mu untuk makan malam. " Kata Liam yang terkesan seperti perintah dan pergi meninggalkan nya begitu saja.
Anna pun hanya bisa menarik nafas dalam sambil melihat punggung Liam yang berjalan semakin menjauh dari nya.
Senyum kecil Anna pun merekah dengan sendiri nya.