NovelToon NovelToon
Be Mine

Be Mine

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Perjodohan / Bad girl / Idola sekolah
Popularitas:833
Nilai: 5
Nama Author: Mellmei

Kebahagiaan dan kehidupan damai yang diharapkan raisa, cewek keras kepala, dan galak, tiba tiba sirna, ketika ia dipertemukan dengan seseorang yang menurutnya menyebalkan, dan selalu membuat emosinya naik setiap saat.



Banyaknya lika liku kehidupan yang menumbuhkan benih cinta, terpaksa membuat raisa membuka kembali lembaran dimasa lalunya, dan, mencari siapa sebenarnya seseorang yang menjadi pahlawan kecilnya.


akankah raisa menemukan siapa pahlawan kecilnya?

atau ia harus melupakan dan mencari hati yang lain untuk berubah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellmei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cowok itu kembali membuat butiran-butiran bening mengalir di pipinya.

16

Dentuman musik dj terdengar di mana-mana, cewek itu mengernyit bingung, ia menoleh pada reza cowok itu pun mengangkat bahunya tidak tahu dengan apa yang terjadi di mansion yang mereka tempati, meski bingung dengan apa yang sedang terjadi disini, cewek itu masuk kedalam mansion diikuti reza di belakangnya, berjalan menuju kolam renang.

Raisa membulatkan mata sempurna, cewek itu terkejut melihat kolam renang yang saat ini dipenuhi para kaum hawa yang sedang bercanda ria, raisa memfokuskan pandangan ke arah cowok yang sedang telentang di meja dekat kolam renang, ia bertelanjang dada ditemani dua cewek yang siap menemani dan melayani kapanpun cowok itu mau.

Raisa menggigit bibir bawahnya kuat menahan rasa sesak di dadanya, hatinya perih seperti ada ribuan panah yang menancap rapi di sana, air mata mengalir deras dikedua pipi tanpa sepengetahuannya, cewek itupun mundur beberapa langkah, menggelengkan kepala tidak percaya lalu berbalik berlari menjauh dari sana.

Andika menoleh ke arah tempat raisa berdiri, matanya membulat sempurna ia tidak percaya bahwa raisa akan berada disini, andika berdiri berniat untuk menghampirinya, tapi cewek itu berbalik menjauh dari sana, membuat andika terburu buru ingin mengejarnya, namun tangannya ditahan oleh reza

"Apaan sih rez, gue mau kejar raisa, gue mau jelasin sama dia kl___"

"Percuma lo kejar dia, gak ada gunanya, biarin dia sendiri dulu supaya dia ngerasa tenang" potong reza membuat andika terdiam

Andika menjambak rambutnya frustasi, kenapa raisa bisa pulang sekarang? bukannya besok mereka kembali?

"Akhhhh, keluar lo semua" teriak andika kasar, membuat semua cewek-cewek yang berada di sana ketakutan, mereka semua terburu-buru keluar karena takut pada andika yang kini lepas kendali.

Andika mengepalkan tangannya kuat sampai buku-buku tangannya memutih, rahangnya mengeras, ia menghantam tembok di samping reza kuat.

"Tolol" makinya pada diri sendiri, ia kembali menjebak rambutnya frustasi, lagi-lagi ia menyakiti hati orang yang ia sayangi karena kesalahan-kesalahannya, reza hanya bisa menggelengkan kepala menghela nafas, ia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi sekarang.

💫💫💫

Sesak, hanya itu yang bisa ia rasakan saat ini, tangan cewek itu terulur mengambil ponsel, matanya berkaca-kaca, bersandar di daun pintu kamar mencari kontak orang yang biasa ia jadikan sandaran, tak butuh waktu lama, panggilanpun tersambung.

"Denny" panggil cewek itu lirih

"....."

"Jemput gue di cafe yang biasa sekarang"

"..... "

Panggilanpun terputus, ia menyadarkan kepalanya kembali pada daun pintu, ia tidak mengerti dengan apa yang ia rasakan, benda pipih itu terjatuh ke lantai bersamaan dengan air matanya yang kembali mengalir kenangan-kenangan yang dilaluinya bersama cowok itu masih terbayang jelas di memorinya, ia tidak mengerti mengapa ia menangis, dan mengapa hatinya begitu sakit sakit hanya karena seorang cowok " andika revaldi barga, cowok itu kembali membuat butiran-butiran bening mengalir di pipinya.

💫💫💫

Pukul 01.00 malam, andika keluar dari kamarnya, cowok itu menuruni tangga dengan tergesa-gesa, ia hendak membuka pintu, namun suara seseorang menghentikan aksinya

"Tuan muda, sudah malam, anda akan pergi kemana?"

"Ada pekerjaan yang harus saya urus" jawab andika datar, ia menoleh pada laki-laki paruh baya yang berdiri diseberangnya

"Mengapa tidak ada laporan yang sampai pada saya sebelum sampai pada anda? dan mengapa anda tidak bersama tuan muda reza?"

"APAKAH SETIAP PEKERJAAN YANG SAYA URUS HARUS SELALU LEWAT ANDA,DAN SAYA HARUS MEMBAWA REZA DISETIAP URUSAN YANG SAYA LAKUKAN?" tanya andika setengah berteriak, kesabarannya sudah habis tanpa menunggu respond dari laki-laki itu, ia keluar dari mansion

Dorrr

Laki-laki paruh baya itu memejamkan mata kala pintu dibanting dengan keras oleh andika, andika masuk ke dalam mobilnya, ia mengusap wajahnya kasar.

"Maafkan saya paman gu karena telah berbohong dan membentak anda" andika berucap lirih sebelum melajukan mobilnya menuju bar lucky, tempat yang biasa ia kunjungi.

💫💫💫

"ra, berhenti minum, lo sebenarnya kenapa sih" cowok itu merampas gelas yang dipegang raisa, ia menyingkirkan bir itu dari hadapan raisa.

"gue kenapa? gue sendiri juga gak tau kenapa" gumamnya lirih, ia melipat kedua tangannya diatas meja, menenggelamkan kepalanya disana, kepalanya mulai pening, pandangannya pun mulai mengabur, ia memejamkan mata sambil memegang kepalanya yang terasa berat

"dika, lo tega sama gue" cewek itu kembali bergumam, tersenyum lirih, dan didetik berikutnya semua menjadi gelap.

Denny mendengar dengan jelas apa yang cewek itu gumamkan, denny mengernyit bingung "DIKA" ia baru pertama kali mendengar nama itu terlontar dari bibir raisa, ini kedua kalinya ia melihat raisa sekacau ini, yang lebih mengejutkannya lagi adalah raisa menjadi sekacau ini karena seorang cowok, itu adalah fenomena yang sangat langka dari seorang raisa yang baru ia ketahui.

"ra"

tidak ada respond dari cewek itu, denny mengguncang tubuh raisa, namun tetap tidak ada jawaban membuat denny tergesa-gesa menggendong tubuh raisa keluar dari bar, menuju mobil miliknya.

💫💫💫

cowok itu masuk kedalam bar dengan langkah santai, andai ia lebih cepat berangkat atau lebih cepat sampai, mungkin ada kesempatan ia bertemu dengan cewek itu.

Andika duduk disofa favoritnya, atau lebih tepatnya, bekas cewek itu duduk.

"wangi ini, kenapa wangi ini kayak wangi raisa?" ia berfikir sejenak "mungkin cuma khayalan gue aja" ia membatin

"hai ka, tumben lo kesini lagi? ada problem?" sapa seorang cowok membuyarkan lamunannya, iapun tersenyum

"cewek baru lo?" tanya andika menunjuk cewek disebelah wildan dengan dagunya

"yoi man, cantikkan" jawab cowok itu merangkul bahu cewek disampingnya, andika terkekeh mendengar candaan dari temannya ini.

"val, 5 gelas yang biasa, sama 1 botol sekaligus" rival, sang bartender mengangguk menanggapi permintaan andika, andika memejamkan mata menahan rasa sesak didalam dadanya, saat ia membuka mata pesanannya itu datang, ia meneguknya 3 gelas sekaligus

"pelan-pelan ka, lo ngidam? kesambet apaan lo" tanya wildan menggelengkan kepala tidak percaya

"tenang aja wil" ucap andika tertawa hambar lalu kembali meneguk 2 gelas vodka yang belum ia sentuh, kepalanya sudah mulai pening tetapi ia tidak memperdulikannya, ia hanya ingin melupakan apa yang terjadi hari ini, ia ingin melupakannya meski hanya sebentar.

"Sumpah, lo kesambet dimana ka" tanya wildan tak habis fikir

"lo masih waras kan" lanjutnya, kemudian meminum bir ditangannya, dan menyulut sebatang rokok untuk ia sesap

"hahaha gue waras kok, sans aja" wildan menggelengkan kepala melihat andika

Andika memukul kepalanya sendiri, ia masih belum bisa melupakan tentang cewek itu, apalagi wangi parfume cewek itu masih tercium oleh indra penciumannya, seakan-akan cewek itu berada disampingnya, ia kembali menuangkan vodka kedalam gelas yang kosong lalu meminumnya lagi, kini kepalanya benar-benar pusing, pandangannya pun mengabur, ia memegang pelipisnya yang terasa nyeri

"ka lo gk papakan?";

"gue gk papa"

wildan mengedarkan pandangannya, mencari orang yang mungkin bisa membantunya

"aurent" panggil wildan pada seorang cewek yang berdiri tak jauh dari mereka.

merasa terpanggil, cewek itu pun menoleh, kemudian berjalan mendekati wildan dengan senyum yang terukir dibibirnya

"hai, kenapa wil?" tanya cewek itu ramah

"lo sibuk gak?"

"nggak, kenapa?" ia melirik cowok disamping wildan sekilas

"bisa bantu gue gak?"

"apaan?" tanyanya menahan senyum

"lo pasti tau andika kan, tolong anterin dia pulang rent, soalnya gue gak bisa tinggalin cindy sendirian disini" ia mengangguk, senyumnya mengembang merasa bahagia, karena malam ini ia bisa bersama andika, cewek itu sudah mengincar andika dari lama, tapi tidak mendekatinya, sebenarnya bisa saja ia masuk sesuka hati untuk mengenal andika, hanya saja ia memilih diam sampai andika benar-benar meliriknya, andika juga sangat terkenal playboy, tapi menurut aurent disitulah letak asiknya.

Wildan sudah pergi bersama kekasihnya meninggalkan mereka berdua, sementara kini aurent sudah duduk didekat andika menyentuh bahu cowok itu bermaksud menenangkannya.

Andika menatap aurent sendu, tanpa aba aba cowok itu memeluk aurent dengan erat, bahkan sangat erat, aurent yang mendapatkan perlakuan seperti itu benar-benar terkejut, namun tidak bisa dipungkiri ia senang, sangat senang, iapun membalas pelukan andika.

"Maafin gue sa, gue udah nyakitin lo, maaf karena gue selalu bikin lo kecewa" gumam andika yang saat ini sudah dibawah pengaruh alkohol, buliran bening mengalir dari matanya, mengenai bahu aurent yang terbuka, cewek itu mengernyit bingung, ia berfikir andika memeluknya karena cowok itu tertarik padanya, ternyata tidak, andika memeluknya karena mengira bahwa ia adalah orang lain tapi siapa? pertanyaan itu membayangi aurent, kemudian ia melepas pelukan itu secara paksa, ia berdiri dari duduknya, tangannya tiba-tiba dipengang erat oleh andika membuat aurent diam ditempat

"sa, jangan ditinggalin gue, gue gak bisa tanpa lo, tapi gue terlalu takut buat ngungkapin semuanya, karena gue tau lo benci sama gue sa, tapi kenapa waktu itu lo nangis karena kelakuan gue?"

aurent kembali terduduk, meskipun hatinya teriris mendengar perkataan yang andika ucapkan, tapi ia punya hati, ia tidak mungkin meninggalkan andika sendirian disini, ia tersenyum miris, sadar bahwa terlambat satu langkah dari cewek yang andika sebut tadi, seandainya ia lebih cepat, mungkin andika bisa menjadi miliknya.

"jangan pergi sa, gue sayang sama lo, jangan tinggalin gue" andika kembali memeluk aurent, ia diam tidak membalas pelukan andika, hatinya benar-benar teriris karena hati cowok yang ia sukai telah menemukan pemiliknya, dan itu bukan aurent, ia kalah.

💫💫💫

1
danisya inlvr
Wajib lanjutin ceritanya thor!
Amellia: iya, semoga kalian suka ya
total 1 replies
Leblanc🌶️
Gila seru!
Amellia: oh thank you yaa sudah mau baca
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!