Selma, pewaris utama keluarga konglomerat terpandang, dikhianati di malam pengantinnya. Dengan mata kepalanya sendiri, Selma menyaksikan suami yang dia cintai malah beradu kasih di atas ranjang bersama saudari tirinya.
Hati Selma semakin pedih mengetahui ibu tiri dan kedua mertuanya juga hanya memanfaatkannya selama ini. Semua aset keluarganya direnggut sepihak.
"Kalian semua jahat, kalian tega melakukan ini..."
Di tengah laut yang disertai badai dan hujan deras, Selma dibuang oleh suami dan adik tirinya, lalu tenggelam.
Namun, sebelum air menguasai penuh paru-parunya, seorang perempuan sekecil tinkerbell bercahaya biru muncul di hadapannya dengan suara mekanis yang bergema di kepala Selma.
[Ding! Sistem Waktu Eri Aktif. Apakah Anda ingin menerima kontrak kembali ke masa lalu dan membalas dendam?]
IYA!
Begitu Selma membuka mata, dia terbangun di tubuhnya saat berusia 16 tahun. Di kesempatan keduanya ini, Selma berjanji akan menghancurkan semua orang yang mengkhianatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yita Alian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34: Cemburu
Di dalam ruangan latihan taekwondo privat yang luas dan modern, Kyrann berdiri menghadapi standing punching bag berwarna hitam pekat.
Ruangan itu tampak seperti studio eksklusif, ada lantai matras premium, cermin besar di salah satu dinding dan lampu warm white yang membuat bayangan tubuh cowok itu tampak tegas.
Kyrann menghela napas pelan. Seragam latihannya pas di tubuh atletis cowok berkulit putih bersih itu, menonjolkan garis bahu dan lengan yang terlatih. Rambutnya sedikit berantakan karena sesi latihan, tapi justru membuatnya terlihat makin karismatik.
Dalam satu gerakan cepat, dia memutar pinggang dan mengangkat kakinya tinggi.
WHIP!
Tendangan Kyrann menghantam sisi punching bag dengan roundhouse yang kuat. Bunyi bantingan keras terdengar ketika bag hitam itu terdorong jauh ke belakang, lalu bergoyang kembali.
Tatapan matanya fokus, dingin dan disiplin khas atlet tingkat tinggi. Tetapi jelas ada kilat emosi berlebihan di sana.
Dia menendang lagi. Lebih kuat. Lebih keras. Tidak peduli pelipisnya sudah mengalir keringat deras.
Kyrann hanya mau terus menendang karena perasaan kesal di dadanya.
Selma Penyebanya.
Yap, setelah meeting tadi, Anak-anak OSIS ramai membicarakan kedekatan Selma dan Damian. Akun gosip sekolah memposting foto mereka berdua.
Kyrann tampak tak peduli, tapi begitu di naik di bus, dia mengecek akun gosip sekolah dan ternyata benar. Ada foto Selma dan Damian yang tampak ceria berjalan berdampingan dan entah mengobrol soal apa.
Makanya, sesampai di tempat latihan taekwondo, Kyrann langsung meluapkan emosinya.
"Dia udah tahu pacarnya selingkuh, jadi dia mau balas selingkuh sama orang lain gitu? Sama Damian?" desis Kyrann. Cowok itu kembali melompat dan berputar cepat lalu menendang keras ke standing punching bag hitam.
Sesaat kemudian, suara hapenya berdenting singkat. Tanda sebuah pesan masuk.
Kyrann langsung menoleh. Dia tahu itu pesan dari Selma karena nada notifikasi untuk gadis itu memang beda sendiri.
Dia kemudian membaca chat Selma yang mengingatkan untuk mengerjakan project komputer mereka berdua malam ini.
Cowok itu menggerakkan dua ibu jarinya di layar dengan mode fast hand.
***
Di tempat lain, tepatnya di kamar sederhana berwarna pastel, dua remaja sedang memagut bibir satu sama lain hingga ruangan dipenuhi suara kecapan. Mereka tak lain adalah Julio dan Debora.
Mumpung, tante Livia juga sedang tidak berada di rumah, makanya sepulang sekolah tadi Debora mengajak Julio mengerjakan tugas. Tapi, ujung-ujungnya, tugas itu belum disentuh sama sekali. Laptop mereka jadi saksi bisu kelakuan dua remaja itu di atas kasur.
Julio mengungkung Debora, tangannya bergerak kemana-mana untuk mengabsen setiap inci tubuh gadis itu. Dia menyentuh apa yang disukai. Bahkan pakaian Debora sudah dilucuti satu persatu hingga hanya menyisakan kain segitiga tipis.
"Kamu emang selalu bisa nyenengin aku, sayang," ujar Julio di sela ciumannya.
“Engh…"
"Karena aku beneran cinta sama kamu, Julio, aku rela kamu ngelakuin apa aja buat kamu… ahh…" Debora meremas ujung rambut Julio. Gadis itu semakin mendesah ketika merasakan jari Julio menyusup masuk ke dalam kain segitiganya.
Dan, di tengah aktivitas itu, hape Julio berbunyi. Awalnya dia tidak peduli, tapi karena berulang kali, akhirnya cowok itu mengangkat tubuhnya dan meraih hape di nakas.
Debora mengulum bibirnya, menatap Julio penasaran. Yang pasti penelepon itu mengganggu saja.
"Ya, halo," ujar Julio.
"Lo putus sama Selma?"
"Gak lah." Julio tidak mungkin akan putus dengan Selma. Sebejat-bejatnya dia pasti mau memiliki gadis cantik dan virgin seperti Selma. Apalagi mereka berdua sudah dijodohkan.
"Cek akun gosip sekolah, bro."
"Kenapa emangnya?"
"Cewek lo jalan bareng Damian, kapten lacrosse."
"Banyak yang bilang lo sama Selma udah putus makanya Selma pdkt sama Damian."
Seketika rahang Julio mengeras. Matanya berkilat tak suka. Telepon tersebut dia akhiri sepihak. Dia langsung membuka akun gosip sekolah dan benar saja memang ada foto Selma bersama Damian di sana.
Tanpa peduli pada Debora, Julio mengenakan kemeja dan mengancingnya satu per satu.
"Kenapa, sayang?" tanya Debora.
Julio tidak menjawab, dia malah terus merapikan pakaiannya dan menarik tasnya. "Aku mau ke rumah Selma dulu," katanya langsung keluar dari kamar kecil Debora.
Lantas gadis itu mendesah kasar. Dia meremas permukaan selimutnya. "Selma lagi, Selma lagi, tadi katanya dia kesel sama Selma."
"HHufttt..." Debora mengenakan pakaiannya lalu mencoba mengatur embusan napasnya. "Tapi pasti Selma udah kena labrak sama Kak Martha sih."
Dia tersenyum miring. Dia tidak sabar melihat ekspresi Selma menceritakan kalau dilabrak kakak kelas.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 7.45 PM. Julio tiba di rumah megah kediaman Pradipta. Setelah membanting pintu mobil, langkahnya dibawa cepat masuk melalui pintu utama.
Seorang pelayan menyambutnya, Julio hanya membalas dengan anggukan singkat lalu bergegas naik ke lantai dua, lokasi kamar Selma berada.
Sesampainya, dia menarik gagang pintu besar berwarna baby blue dengan kasar, lalu masuk tanpa permisi. Sang pemilik kamar tentu tekejut.
"Julio?" Selma tersentak berdiri dari kursi belajarnya.
"INI APA!?" Julio mengarahkan layar hapenya yang memperlihatkan foto Selma dan Damian tepat di wajah pacarnya itu.
"Ya, itu jelas foto aku sama Kak Damian, what else?"
Julio menurunkan hapenya dengan sekali tarikan lalu memasukkannya ke saku. Matanya menyorot tajam. "Di sekolah kamu bilang nggak ada apa-apa sama dia, giliran kita berantem dan belum baikan, kamu malah kepergok jalan bareng sama dia."
"Ya salahnya di mana, aku emang nggak ada apa-apa sama Kak Damian. Terus kenapa kamu heboh banget sih!? Itu cuma foto jalan bareng dan lingkungan sekolah, bukan foto ciuman or pelukan!"
Julio menahan napasnya berat. Apa dia terlalu berlebihan?
"Tapi apa kamu tahu? gara-gara foto kamu bareng dia, orang-orang jadi ngira kita putus, baby." Julio melembutkan suaranya. Jika reaksinya seperti di sekolah, bisa saja hubungannya dengan Selma semakin retak.
"Iya tahu kok, tapi kenapa harus too much gitu sih reactionnya," Selma mendongakkan dagu, "Ya itu kan spekulasi mereka doang. Tapi kalau kamu memang mau putus go on, aku ngerti kok, karena aku emang nggak pernah selalu cukup buat kamu, kan?"
Julio terdiam. Selma benar-benar berbeda setelah bangun dari koma. Dia sudah tidak takut kehilangan Julio. Akhirnya cowok itu maju selangkah meraih pundak Selma. "Sorry, baby… aku cuma... cemburu… aku nggak bakalan mau putus sama kamu, lebih tepatnya kita nggak bakalan pernah putus, kita udah berjodoh."
Cowok itu mengelus pundak kekasihnya. Dia menunduk, mendekatkan wajahnya. "Kita baikan, kan?"
Selma menyunggingkan senyum manis. Dia lalu memeluk Julio. "Emm… kita baikan, baby…"
Tapi, tanpa sepenglinghatan Julio, gadis itu memutar bola matanya malas.
Tok…
Tok…
Ketukan di pintu membuat Selma melepaskan diri dari pelukan Julio. Gadis itu membuka pintu dan seorang pelayan berdiri di sana.
"Nona, teman Nona sudah datang…"
Julio mendekat ke samping gadis berambut merah tembaga itu. "Temen?"
yg datang kyrann pasti