Karena ulah wanita yang ia cintai kabur saat usai akad nikah, Letnan Harley R. A Navec tidak sengaja tidur dengan wanita yang berbeda, gadis yang sebenarnya sudah menjadi pilihan orang tuanya namun ia merahasiakan hal besar ini. Harley Navec hanya menganggap Pranagita Kairatu Inggil Timur sebagai adik, apalagi gadis itu adalah adik dari sahabatnya sendiri. Disisi lain, jiwa petarung dan jiwa bebas Harley masih melekat dalam dirinya.
Sakit hati yang mendalam ia lampiaskan di setiap harinya pada Gita hingga gadis lugu itu hamil. Sebenarnya perlahan sudah terbersit rasa sayang apalagi setelah tau Gita hamil namun kakunya Letnan Harley membuatnya kabur hingga bertemu kembali dengan seorang pria yang dulu pernah berkenalan dengannya tanpa sengaja, Letnan Herlian Harrajaon Sinulingga.
Pernikahan Letnan Harra dan Gita pun terjadi, rintangan silih berganti menghampiri hingga hadir istri titipan karena.....
SKIP bagi yang tidak tahan KONFLIK
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Tamu.
Satu bulan telah berlalu, kehidupan Ghia dan Bang Harra berjalan bagaikan rollercoaster. Rasa takut dan khawatir terus menghantuinya. Ia takut jika perasaannya itu bagai ilusi. Disetiap harinya Ghia memikirkan Babg Harra namun ia hanyalah Ghia, seorang wanita penghibur yang tidak pantas untuk Bang Harra.
Di sisi lain, Bang Harra semakin gencar mencari tau tentang masa lalu Ghia dan hilangnya Gita. Ia mendapatkan dukungan dan bantuan dari Bang Harley serta rekan-rekannya di kesatuan. Mereka berhasil mengumpulkan bukti-bukti yang mengarah pada satu nama.. Letnan Eijaz.
Bang Harra murka. Ia merasa dikhianati oleh sahabatnya sendiri. Ia tidak menyangka Bang Eijaz tega melakukan semua ini kepada Gita dan dirinya.
"Sialan kau, Jaz..!!!!! Kau akan membayar semua perbuatanmu!" geram Bang Harra.
"Sabar, Harra..!!!! Istighfar..!!!" Kata Bang Heldar berusaha menenangkan letting nya.
\=\=\=
Beberapa waktu kemudian. Belakangan ini Ghia semakin merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Ia sering merasa mual, pusing, dan mudah lelah. Ia juga menyadari bahwa tanggal haidnya sudah telat beberapa hari.
Setelah menyelesaikan sekolah keperawatan nya, tentu dirinya banyak memahami hal-hal kecil seperti ini.
"Tidak mungkin... Apa aku hamil?" bisiknya dengan cemas.
Ia teringat malam yang ia habiskan bersama Bang Harra. Ia takut jika ia benar-benar hamil, dan Bang Harra akan meninggalkannya.
"Aku harus bagaimana?? Mas Harra sudah punya istri, aku juga tidak pernah tau lagi kabarnya." Ghia mondar-mandir di dalam kamarnya, sesekali ia melihat ke arah luar, banyak penjaga disana. "Bagaimana caraku menemuinya??"
Tak lama ia teringat akan alamat yang pernah Bang Harra berikan padanya. Secepatnya ia membongkar tas kecilnya dan mencari alamat tersebut.
\=\=\=
Siang terik usai apel siang, tiba-tiba saja Bang Harra terhuyung hingga nyaris tersungkur, untung saja kedua tangan dan lututnya mampu menahan beban tubuhnya. Sekelebat ingatan tentang Ghia berseliweran, bukan tak mengingatnya, ia menunggu kabar dari wanita tersebut, wanita yang belum sempat ia cari lagi karena kesibukan nya.
"Ngopo kowe, Har???" Bang Heldar langsung membantu sahabatnya untuk berdiri.
"Tak tau lah, beberapa hari ini asam lambungku naik, nyeri kali rasa ulu hati, muntah pun rasanya pahit." Jawab Bang Harra.
"Kau terlampau banyak pikiran, Har. Slow.. Kita pikirkan lagi soal Gita sama-sama, saya juga ada kewajiban cari anaknya Harley, mau bagaimanapun juga, dia keponakan saya." Kata Bang Heldar.
Tak berapa lama Bang Harley datang, masa ijin cutinya usai. Ia pun berjalan menghampiri adik dan sahabat sekaligus lettingnya.
"Saya rasa, memang Eijaz pelakunya. Ada anak kecil, kira-kira usianya sekitar satu tahun lebih bersamanya. Saya rasa tidak mungkin anaknya Eijaz, itu pasti anak saya." Ujar Bang Harley.
"Kau serius???" Bang Harra sampai terbelalak di buatnya.
"Mana ada saya bercanda untuk masalah seperti ini. Lamat kudengar, namanya.. Shaka."
Bang Harra terhenyak, ia teringat saat masa lajangnya dulu. Bang Eijaz begitu menyukai nama Shaka.
"Kau yakin???" Bang Harra kembali menegaskan.
"Itu mungkin saja, tidak mungkin juga Eijaz menghamili perempuan dan punya anak di luar nikah. Kalau di lihat dari usianya, bisa jadi itu anaknya Harley." Ujar Bang Heldar dalam analisanya. "Begitu pula sebenarnya tentang Harley, jika obat terkutuk itu tidak menghampiri, mana mungkin semua ini terjadi."
Sesaat semuanya terdiam, sampai kemudian Bang Harra membuka suara.
"Saya juga bertemu dengan wanita yang sangat mirip Gita. Dia pedagang bunga di daerah pegunungan Jawa Tengah. Tingkahnya, gaya bahasanya, senyumnya, semua mirip dengan Gita."
"Kau sempat bicara dengannya??" Tanya Bang Harley.
"Ng_gak." Jawab Bang Harra singkat namun terasa mengambang.
Bang Harley merasa ada yang janggal dari sahabatnya tapi ia tidak ingin memperpanjang masalah.
"Kenapa tidak kau dekati, tanyakan.. Siapa tau itu Gita." Ujar Bang Heldar.
"Iya, nanti ku tanya."
"Kau ada nomer ponselnya??" Pancing Bang Harley, ia merasa Bang Harra sedang tidak fokus mendengar pertanyaanya, sedangakan Bang Heldar hanya bisa ternganga mendengarnya.
"Saya tidak sempat minta."
Bang Heldar dan Bang Harley saling lirik, jelas mereka merasa ada yang tidak beres.
'Bagaimana sih, katanya tidak sempat bicara. Tapi omongannya mencla mencle, mabuk nih bocah??'
Kening Bang Harley semakin berkerut.
...
Hari menjelang sore. Kegiatan korve sekitar Batalyon baru saja usai, Bang Harra juga baru saja mencuci tangan dan wajahnya yang kotor, peluh dan rasa lelah masih mengungkung tubuhnya tapi kemudian Prada Anggiat melajukan motornya dengan terburu-buru, nyaris saja menabrak Bang Harra.
"Anggiaaaaaattt.. Kau ini bagaimana??? Tidak lihat saya berdiri disini????" Bentak Bang Harra.
"Siap salah, Danton. Ijin.. Ada ibu di pos kesatrian, cari Danton."
"Ibu siapa??? Omong yang jelas..!!!" Kata Bang Harra.
"Ibu Danton."
"Danton kau itu tak hanya satu, Danton yang mana???????" Omel Bang Harra kesal.
Disana ada Bang Harley dan Bang Heldar yang juga penasaran menunggu jawaban Prada Anggiat meskipun dalam hati sudah menebaknya, pasalnya di antara mereka bertiga tidak ada satupun yang beres dalam hal wanita dan pernikahan.
"Ibu Gita ada di pos kesatrian utama, tapi........"
.
.
.
.
Gita salah dan egois, nyuruh suami buat nikah lagi padahal anggota,
sekarang saat sudah sehat, eh lupa akar masalah malah mengedepankan cemburu