Hidup melarat dengan kebutuhan rumah tangga yang serba mahal serta kebutuhan anak juga sangat lah besar, mau bagai mana pun Hani mengatur uang maka tetap saja tidak akan cukup bila satu Minggu hanya tiga ratus ribuan saja.
Namun tak lama hidup nya berubah menjadi lebih baik, rumah pondok juga berganti dengan rumah megah yang luar biasa bagus nya.
apa yang sudah Hani lakukan?
Mungkin Hani melakukan pesugihan agar dia bisa kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Peringatan Nolan
Hani mencium semua uang yang telah ia dapatkan dari persekutuan nya dengan Nolan, rasa ingin dia menghambur kan nya saat ini juga agar mulut orang yang menghina segera bungkam, tapi kalau dia sekarang langsung pamer uang tanpa ada usaha yang maju maka sudah pasti nanti akan menjadi perbincangan yang luar biasa dari orang tersebut.
Masih serba salah juga untuk mengambil sikap karena mereka semua begitu nyinyir, melihat tetangga enak sedikit pun langsung sibuk dan ingin mengetahui akar dari hidup mereka yang mendadak jadi kaya. apa lagi Hani yang memang dari awal adalah orang tidak punya, untuk makan saja susah ini kok mendadak mau menjadi orang kaya maka sudah pasti trio nyinyir itu akan mengatai dirinya.
Mak Tini sebenarnya agak curiga dengan sikap Hani yang mendadak lebih suka diam di kamar, orang tua ini masih belum tahu bahwa sang anak telah menganut pesugihan sehingga dia ada rasa curiga juga karena sikap Hani yang sedikit arogan serta tidak tunduk seperti dulu lagi pada Imran.
Bahkan sampai berani menyuruh merantau pula agar tidak diam saja di rumah, Mak Tini juga tipe orang tua yang tidak bisa bersikap baik walau dia sadar anak nya hanya membuat istri susah, masih mending Hani mau menampung dia di sini walau keadaan begitu susah tapi tetap saja di urus dan diberi makan dengan baik.
Sampai Hani pun sering untuk menahan perutnya sendiri agar Mak Tini bisa makan, tapi tetap saja dia tidak tahu apa itu terima kasih sehingga membuat hati siapa pun jengkel. terlebih Mak Tini pun suka membuat fitnah untuk Hani sang menantu miskin nya, oleh sebab itu sekarang ada rasa Hani ingin menendang orang tua ini dari dalam rumah.
"Andai saja Nolan boleh maka lebih baik aku pindah di kota." gumam Hani dengan hati lesu.
"Padahal kan aku tetap bisa melayani dia walau aku tidak tinggal di sini lagi." ujar Hani pelan.
Nolan memang melarang Hani untuk pindah di kota, ia tidak mau apa bila harus pindah segitu jauh nya walau pun dunia gaib dan kota atau pun desa tetap sama saja jarak tempuh itu, karena dari sang pemberi uang telah melarang maka Hani pun tidak bisa berkutik lagi alias hanya bisa pasrah menerima.
Kemarin sebelum sempat menyuruh Imran untuk berpura-pura merantau ke kota, maka Hani sudah punya ide untuk sekeluarga saja pindah dari desa ini. saat mereka di kota maka tidak akan ada yang curiga kekayaan mereka dari mana, namun apa hendak mau di kata karena Nolan sendiri melarang.
Jadi memang mau tidak mau ya terima saja di kampung ini, memutar otak bagai mana cara nya menjadi orang kaya tanpa di curigai oleh orang orang nyinyir itu. sekarang tinggal menunggu saja kabar dari Imran, nanti setelah itu maka dia akan bisa semua mengeluarkan uang.
"Hani, kau kenapa hanya di dalam kamar saja?" Mak Tini menggebrak pintu.
"Aku sedang sakit perut." jawab Hani singkat.
"Ku lihat kau semakin keterlaluan saja ya, jangan mentang mentang anak ku tidak ada maka kau bisa bersikap seenak nya!" sentak Mak Tini.
"Lebih baik kau tutup mulut mu itu, sebelum ku hajar." sentak Hani tidak karuan.
Syok sudah pasti saat ini Mak Tini rasakan karena di bentak oleh sang menantu, dengan hati yang sakit dan juga luka maka dia segera masuk dalam kamar nya yang lusuh dan juga sempit, mencurahkan hati yang sangat sakit, baru sekarang ini dia di bentak sakit sekali.
"Tinggal diam saja masih banyak bacot mu, akan ku buang kau dari rumah ini." Hani masih saja menyentak kasar.
"Awas saja kalau kau terus menyudutkan aku, tak akan ku biarkan kau mengusik hidup ku ini. punya anak tidak berguna saja malah kau banggakan terus, apa sih yang di berikan Imran padaku?" Hani terus mengoceh kasar.
Mak Tini menangis sendirian di dalam kamar nya, baru sekarang dia merasakan rasa sakit tidak terkira. pikiran nya menjadi begitu lusuh antara mau menerima takdir atau dia harus pergi, mau pergi tapi tidak punya tempat tujuan karena dia juga tidak punya rumah.
"Gusti kok begini sekali jadi orang tua tidak punya." keluh Mak Tini mengusap air mata nya.
"Andai saja aku punya banyak uang, akan ku bawa anak ku itu pergi jauh agar tidak ketemu dengan Hani lagi." isak Mak Tini.
Wuussssh.
"Hah!" Mak Tini kaget karena ada yang bergerak di belakang nya.
Barusan dia merasakan sendiri bagaimana hembusan angin begitu dingin ada di belakang punggung nya, tapi ketika di toleh untuk melihat apa yang diambil belakang tidak ada apa-apa sedikit pun, Mak Tini merasa ada sesuatu yang bergerak maka nya segera keluar dari dalam kelambu tidur untuk mengecek apa yang ada di sana.
"Tidak ada apa apa, kok aku merasa tadi ada yang berjalan." gumam Mak Tini.
Wuuussssh.
Angin dingin kembali punggung nya dan kali ini langsung tidak bisa bergerak karena ekor ular telah membeli dari ujung kaki sampai di dada, Mak Tini kaku seperti ini dan juga Ambar karena Nolan telah mendatangi dia untuk memberikan peringatan agar jangan mengganggu Hani lagi. tidak akan dibiarkan satu orang pun yang akan mengganggu Hani, sebab wanita itu telah resmi menjadi istri nya yang harus dia jaga sepenuh hati.
"Jangan ganggu istriku apa bila kau masih sayang dengan nyawa tua mu!" ancam Nolan dengan mata menyorot kuning.
"Ja.....Ngan, jangan bunuh aku!" Mak Tini ketakutan setengah mati.
"Aku pun tidak butuh dengan nyawa tua mu ini, tidak perlu kau memohon padaku!" sinis Nolan.
"Eeeghhhk!"
Mak Tini rasa ingin menjerit karena dada sesak semua, bahkan sebagian sudah ada tulang iga yang patah karena terdengar suara bergerak akibat lilitan yang begitu kencang. emang dia tidak akan mati namun sudah pasti akan menderita nantinya, entah akan dibuat lumpuh atau mati rasa karena Nolan merasa begitu terganggu akan hadir nya Mak Tini.
"Manusia seperti mu ini sangat di sukai iblis, jadi aku akan puas sekali." seringai Nolan menunjukan taring nya.
Saat ini juga nyawa Mak Tini seolah mau melayang karena sangking takutnya, mau lari pun tidak bisa karena sungguh hangat ketakutan di beli oleh ekornya Nolan yang begitu dingin serta ujung nya berbentuk pipih sehingga bila menusuk tubuh akan langsung tembus sampai punggung, kematian akan begitu mudah untuk Mak Tini.
Selamat siang menjelang sore, jangan lupa like dan komen nya ya.
ak baca telat ..tpi ga krasajga udh hbs 5 baba
tambh semangat lh dia memuja Nolan dilindungi lg dri orang2 bermulut busuk
tnya aja ar man tau Wati tau kn dia udh lm jg disan
semangat kakak ku
mak si Imran baru digituin Hani dah nangis tak ingat KH dia perlukan nya sama Hani.
menyakiti orang mau ee giliran diblz seolah dia paling tersakiti
kan kalo ga bs tumbalin si Imran bisa si Mak Tini yg ditumbalin
makasih udah up
jga lupa jaga kesehatan