Pernikahan Rahasia Anak SMA

"Kamu jangan ngaco ya, apa aku harus membukanya juga, dasar mesum" seru Shesa dengan membalikkan tubuhnya.

"Apa kamu tega melihatku tak bisa membukanya, lagipula itu sudah tugasmu bukan?" sahut Vano dengan memicingkan matanya .

Shesa sangat gugup dan gemetar waktu itu

"Aduhh...apa yang harus ku lakukan" gumam Shesa dalam hati sambil menggigit bibirnya yg mungil.

Entah kenapa tiba-tiba saja Vano berjalan mendekati gadis berparas ayu itu, membuat Shesa begitu terkejut.

"Stop! Berhenti jangan mendekat!" ucap Shesa dengan gugup.

"Memangnya kenapa kalau aku mendekat!" jawab Vano dengan senyum smirk.

"Ya...itu tidak boleh kamu lakukan!" sahut Shesa yang membuat Vano terkekeh.

"Memangnya kenapa jika aku melakukannya?"

lanjut Vano dengan tatapan yang nakal.

"Apa kamu tega melihat ku basah kuyup seperti ini, kalau aku masuk angin gimana? b Biarkan aku pergi!" balas Shesa sembari beranjak pergi dari hadapan Vano.

Namun sia-sia saja Vano menangkap tangan Shesa dan menahannya. Shesa benar-benar sangat gugup.

"Aduuuuhhhh...pliis! Ya Tuhan selamatkan aku dari tempat ini, aku benar-benar gugup" gumamnya dalam hati

Vano berdiri di belakang Shesa dan mencoba mendekati gadis yang sudah terlihat basah kuyup oleh air shower itu.

"Kamu tidak boleh pergi!" seru Vano yang mulai melingkarkan tangannya pada pinggang Shesa.

Shesa tampak membulatkan matanya saat tangan besar Vano mendekap erat pinggang nya.

Gemericik air shower yang terus meluncur bebas, membasahi raga dua insan yang terjebak dalam situasi itu.

Vano menyingkap rambut Shesa yang menutupi leher indahnya, perlahan Vano mengusap lembut pipi istrinya hingga turun di leher jenjangnya, ingin sekali rasanya Shesa berlari secepat mungkin dari tempat itu, namun kakinya seolah lumpuh tak berdaya, pesona sang CEO telah membuat gadis 18 tahun itu terperdaya.

Dan tiba-tiba saja lampu kamar mandi padam.

"Aaaaaaa......"

Spontan Shesa teriak ketakutan dan Vano berhenti melakukan aktivitasnya tersebut Shesa lantas melepaskan tangan Vano yang melingkar pada pinggang nya. Dengan segera Shesa berlari ke luar kamar mandi.

"Huffftt...aduh! Bodoh bodoh, kenapa aku ini, ya ampun hampir saja, lagi-lagi aku harus mengalami hal ini" gumam Shesa sembari berlari menuju ruang ganti.

"Sial...." seru Vano sedikit kesal, tangannya mengepal dan ia pukul kan ke dinding kamar mandi, gara-gara lampu di kamar mandi mati, Shesa pergi meninggalkannya, Shesa memang takut sekali dengan gelap, akhirnya Vano memutuskan untuk membenamkan dirinya dalam bathtub agar perasaannya juga ikut tenang.

Shesa langsung masuk ke ruang ganti, nafasnya tersengal-sengal tak beraturan, ia melihat dirinya yang basah kuyup terkena guyuran air shower tadi, lantas ia bercermin dan mengingat kejadian yang baru saja terjadi antara dia dan Vano, ia menyentuh wajahnya dan tersenyum.

Shesa masih merasakan betapa dahsyatnya sentuhan yang diberikan oleh suaminya itu, membuat matanya terpejam dan sepintas ia berfikir tentang apa yang dikatakan Anggi kepadanya 'suami adalah raja dan istri wajib melayani suami dengan ikhlas'.

"Mama benar, tapi...apa aku sudah siap" gumam Shesa, tanpa sadar matanya tertuju pada lingerie yang pernah disiapkan nenek untuknya, ia mencoba meraih lingerie itu, tangannya sedikit gemetar saat lingerie itu sudah berada ditangannya.

"Aku harus siap, ini adalah sebuah bentuk baktiku pada suamiku, dimata agama dan negara aku telah sah menjadi miliknya, dan aku akan menyerahkan seluruh hidupku untuknya" bisik Shesa dalam hati sambil memegang lingerie berwarna hitam itu.

Vano masih nyaman dengan ritual berendamnya, sesekali ia mendongak keatas, menghirup aromaterapi yang dibuat khusus untuk merelaksasikan ketegangan, hampir saja Vano mencapai ketegangan tertinggi, terpaksa ia harus menurunkannya kembali.

Shesa mulai melepas bajunya yang basah tadi, dan ia mengeringkan seluruh tubuhnya dengan handuk, tak lupa ia juga mengeringkan rambutnya dengan hairdrayer, lantas diraihnya lingerie yg sudah ia persiapkan tadi,dan ia pun memakainya.

Lingerie berbahan sutera yang halus dan menerawang itu membuat tubuh Shesa terekspos sempurna, hanya menutupi sebagian tubuh indahnya, warna hitam lingerie membuat kulit Shesa nampak lebih putih dam bersinar.

Shesa mulai memoles wajahnya dengan sedikit makeup, meskipun dengan memakai make up natural tapi wajah cantiknya tetap terlihat sempurna, kemudian ia mulai menambahkan lotion ke seluruh tubuhnya, wangi blossom yang kalem membuatnya rileks untuk menghadapi pertempuran malam ini.

Shesa berdiri di depan cermin dan melihat dirinya sendiri.

"Ya ampun....kira-kira dia suka tidak ya! Jangan-jangan nanti malah ngetawain aku lagi" seru Shesa sambil menggigit jarinya. tiba-tiba gagang pintu bergerak seperti ada yang ingin membukanya.

Shesa terkejut bukan main, tapi untung saja ia sudah mengunci pintu itu.

"Hei...buka pintunya....aku mau ganti baju!" seru Vano dari luar.

"Gawat dia sudah selesai mandi, aduh gimana nih" Shesa menjadi bingung harus apa selanjutnya.

"Iya sebentar! Kamu tidak boleh masuk dulu" teriak Shesa dari dalam, dan Vano pun menunggunya sambil duduk di ranjang.

"Aduh gimana nih, aku takut malah diketawain dia nanti, aduh....hmm aku punya ide" seru Shesa dengan senang, Shesa mengambil selimut dan membalutnya ke seluruh tubuh Shesa.

"Begini kan jadi nggak kelihatan" seru Shesa semangat, perlahan ia membuka kunci dan dengan sangat pelan Shesa membuka pintu itu, Vano melihat pintu mulai terbuka dan betapa terkejutnya saat ia melihat Shesa dengan dibungkus kain selimut yang menutupi seluruh badannya, kecuali wajah Shesa yamg masih kelihatan.

Shesa berdiri sambil tersipu malu melihat Vano dengan hanya memakai handuk yang ia lilitkan di perutnya yang sixpack, badan atletis Vano yang membuat wanita manapun klepek-klepek melihatnya, saat ini terekspos nyata dihadapan gadis cantik yang sudah dinikahinya itu.

"Kenapa kamu memakai itu" tanya Vano sambil mengernyitkan dahinya.

"Hah...ini...aku kedinginan setelah bajuku basah tadi, jadi aku pakai supaya badanku lebih hangat" seru Shesa gugup.

Kemudian Vano beranjak berdiri masuk kedalam ruang ganti.

"Terserah kamu saja, minggir aku mau ganti baju" seru Vano sambil berjalan menuju ruang ganti, tanpa disadari Vano menginjak ujung selimut yang masih menjuntai di lantai saat Shesa berjalan menuju ranjang tidurnya.

Alhasil selimut itu terlepas dari tubuh Shesa, dan Shesa pun buru-buru mengambil selimut itu kembali.

Tapi usahanya sia-sia, saat Shesa akan mengambil selimut yang terjatuh tadi, selimut itu sudah ada yang menariknya, ternyata Vano menyaksikan saat selimut itu terjatuh, Shesa telah memakai gaun panas yang pernah ia pinta dari Shesa untuk dirinya.

Vano yang melihat Shesa telah memakai lingerie yang seksi, tak akan membiarkan istrinya untuk menutup kembali tubuh indahnya.

"Kamu... kamu..." seru Shesa dengan tersipu malu.

*

*

BERSAMBUNG

...JANGAN LUPA DUKUNGANNYA YA...LIKE, KOMEN DAN VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA, AGAR AUTHOR BISA SECEPATNYA UPDATE, UDAH MAKIN PANAS AJA NIH😘...

...💘💘💘💘💘💘💘💘...