Seumur hidupnya Anne selalu hidup dalam tekanan, dia tumbuh menjadi gadis lemah dan penakut. Kata-kata andalannya hanya satu, "Maafkan Saya."
Anne percaya hanya kata maaf yang mampu membuat hidupnya selamat.
Hingga sebuah peristiwa membuatnya terjebak dengan seorang Presdir dingin, Jackson Wu.
"Maafkan Saya, Tuan. Saya mohon jangan pecat Saya. Saya mohon maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ILKP Bab 34 - Tidak Mungkin
Beberapa menit kemudian Anne keluar dari ruangan Jackson dengan dua gelas yang telah kosong. Dia menuju pantry dan segera mengambil ponselnya untuk menghubungi Deon.
Sungguh, sejak tadi Anne kepikiran tentang hal ini. Bahwa dia harus menjelaskan semuanya pada sang asisten, kenapa tiba-tiba dia bisa datang ke perusahaan bersama dengan Jackson dan Willy.
Namun sebelum menghubungi Deon, Anne lebih dulu melihat ke seluruh sisi pantry, memastikan bahwa tidak ada siapapun di sini. Dan meskipun keadaannya terlihat aman, tapi entah kenapa Anne merasa ragu. Karena baginya tempat ini akan lebih sering dikunjungi oleh orang-orang.
"Aku harus cari tempat yang aman, tapi di mana," gumamnya dengan memeluk ponselnya sendiri.
Anne akhirnya keluar dan mencari tempat, dia berhenti di sudut lorong yang terasa sepi. Dari tempatnya berdiri kini, Anne bisa melihat jalanan kota di luar sana. Detik itu juga Anne menghubungi sang asisten.
"Halo, Deon," ucap Anne setelah teleponnya tersambung.
"Nona, akhirnya anda menghubungi saya."
"Maaf Deon, tadi tiba-tiba aku datang ke perusahaan bersama dengan tuan Jackson. Kamu pasti bingung."
"Sebenarnya apa yang terjadi? Anda baik-baik saja kan?"
Anne mengangguk, padahal pergerakan kepalanya tidak mampu dilihat oleh Deon. "Iya, aku baik-baik saja. Sejak beberapa hari terakhir tuan Jackson sering berada di kantor, jadi, jadi aku ditunjuk sebagai OG pribadinya. Tadi, tadi pergi ada beberapa hal yang harus aku kerjakan, karena itulah, karena itulah aku ikut pergi bersama beliau," jawab Anne, dia menjawab dengan tidak tenang.
Berulang kali mondar mandir di samping dinding kaca tersebut. Tapi Anne meyakini diri bahwa apa yang dia ucapkan bukanlah sebuah kebohongan. Memang faktanya dia adalah OG pribadi Jackson.
Deon tidak langsung menanggapi, tapi mencerna baik-baik ucapan sang Nona muda. Dan dari semua yang dia dengar Deon pun bisa menerimanya tanpa curiga, terlebih selama ini Anne memang tidak pernah membohonginya.
"Baiklah, saya bisa memahaminya. Anda bekerja dengan sangat baik, anda mulai bisa beradaptasi di sana, saya senang melihatnya," jawab Deon, kalimatnya selalu mampu menenangkan Anne. Bahkan kini langkah Anne yang sejak tadi gelisah jadi terhenti.
"Terima kasih Deon, aku tidak tahu akan jadi seperti apa hidupku jika tanpa kamu," balas Anne, dia sedih sampai ingin menangis. Tapi jika tanpa Deon, Anne memang benar-benar tak akan tahu harus bagaimana.
"Saya juga sangat berterima kasih kepada anda, Nona. Karena selama ini selalu mempercayai saya untuk tetap berada di samping Anda."
Anne berkedip dan air matanya jatuh, karena belum mampu jujur tentang pernikahan kontraknya dengan Jackson. Anne merasa seperti pembohong terhadap orang yang sangat baik. 'Maafkan aku, Deon. Maafkan aku,' batin Anne.
"Kapan-kapan saya akan berkunjung ke rumah anda, apa boleh?"
Deg! Anne langsung mendelik, sebab sejak menikah dia harus selalu tinggal di rumah Jackson.
"I-iya, tapi, tapi sebelum datang kamu harus memberiku kabar lebih dulu," jawab Anne yang Jantungnya kembali berdegup.
"Baik, Nona."
"Ya, ya sudah, aku matikan teleponnya ya?"
"Iya Nona, jaga diri Anda baik-baik di sana."
"Iya Deon, sampai jumpa," balas Anne, lalu memutus sambungan telepon itu lebih dulu. Kini Anne menatap jalanan dengan nafas yang memburu, seolah dia baru saja berlari keliling lapangan bola. Padahal apa yang dia lakukan hanyalah menghubungi Deon melalui sambungan telepon.
"Deon?" gumam Willy yang tak sengaja mendengar semua panggilan telepon sang nyonya.
Dia berada di balik dinding dan tak sengaja menguping, niat awalnya Willy hanya ingin melewati tempat ini untuk menuju ke ruang penyimpanan beberapa berkas di sudut lorong.
Tapi langkahnya terhenti saat mendengar Anne bicara dengan seseorang di sambungan telepon.
'Deon siapa yang Anne maksud? Apakah tuan Deon Grayson?' batin Willy. Penasaran tapi sepertinya tak percaya dengan pemikirannya sendiri.
Tidak mungkin seorang Anne sampai memiliki hubungan dengan Deon Grayson. Tidak mungkin.
Willy kemudian melanjutkan langkahnya, mendengar ada yang mendekat Anne pun berbalik dan alangkah terkejutnya saat melihat Willy telah berdiri di hadapannya.
Deg! Anne memeluk ponselnya dengan erat.
Ternyata bagi Anne, asisten Willy terlihat lebih menakutkan dibanding tuan Jackson.
"Asisten Wi-wi-wi_"
"Willy," tegas Willy sebab sang nyonya malah gagap.
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
sabar ya semoga ini awal kebahagiaanmu
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍