Ara yang melarikan diri ke luar negeri, tidak sengaja menyaksikan pembunuhan terhadap bosnya saat bekerja, dan itu membuatnya menjadi tawanan pria yang kejam, bahkan lebih kejam dari orang orang di masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti tyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
"Ara, sebenarnya..."
Safa tidak melanjutkan ucapannya saat pintu kamar terbuka, mereka serentak menoleh pada caesar yang sudah mengganti baju pengantin, kini pria itu menggunakan kaos berwarna hitam dan celana hitam, tatapan ara mengarah ke rambut pria itu yang terlihat masih basah dan belum di sisir.
"Ara, aku keluar dulu ya, permisi tuan"
Safa dengan cepat pamit pada ara, lalu menunduk sopan saat melewati bosnya yang baru.
Ara terdiam saat mereka hanya tinggal berdua, padahal tadi dia sangat kesal dan memaki maki pria itu, tapi saat caesar sudah ada di depan mata, ara tidak berani bicara lagi.
"Dokter bilang, kamu pernah kehilangan ingatan waktu kecil?"
Tanya caesar, ia duduk di pinggir ranjang.
Ara mengerutkan keningnya saat caesar bertanya tentang ingatannya saat kecil, dia teringat bayangan bayangan yang ia lihat dalam tidurnya tadi, entah itu mimpi atau khayalan.
"Caesar, kapan kita akan kembali ke negara i ?"
Bukannya menjawab, ara malah balik bertanya pada caesar, dia merasa harus cepat kembali, dan pergi ke rumah orang tuanya dulu, ada sesuati yang ingin dia pastikan, dia ingin melihat kamar orang tuanya, mungkin di sana ada sesuatu yang sangat penting, sampai amir dan farhan sangat berusaha keras untuk mengembalikan ingatannya, tapi sayangnya saat itu ara hanya mengingat saat saat ia di culik, dan orang yang melakukan itu..
Ara menoleh pada caesar meminta jawaban.
"Kita akan bergi kapanpun kamu mau"
Ucapan caesar membuat ara mengecilkan matanya curiga.
'Apa dia mencoba bersikap baik, aku jadi merinding'
"Ayahnya clarissa, siapa dia?"
Ara memperhatikan raut wajah caesar yang berubah, entah karena apa.
"Jangan macam macam dengannya, bahkan kedua kakimu ini akan kurang, jika berhadapan dengannya "
Ara menahan kesal karena untuk yang ke berapa kalinya caesar menggunakan kakinya sebagai ancaman .
"Lagi pula pria tua itu tidak akan hidup lama"
Ucapan caesar membuat mata ara sedikit melotot .
"Maksudnya, dia sakit parah?"
Tanya ara dengan wajah serius.
Ctak
"Aduh"
Ara memegang keningnya yang baru saja di sentil caesar, tangannya yang besar dan bertenaga membuat sakitnya sampai ke tulang.
"Jangan mengurusi urusan lelaki lain, urus saja suami sendiri"
Ucapan caesar membuat ara melirik tajam wajah tidak tau malu pria yang duduk di sampingnya itu.
"Kamu saja bisa mengurus wanita lain, kenapa aku tidak bisa mengurus pria lain"
Entah kenapa ara mengatakan itu, dia sepertinya ingin sekali menyindir caesar yang telah meninggalkannya dan malah membantu wanita lain.
"Kapan aku mengurus wanita lain?"
Tanya caesar dengan heran.
"Ck, tadi kan kumu menggendong si kelar itu atau apalah, dan meninggalkan aku pingsan sendiri"
Ucap ara dengan wajah jutek.
"Mana ada begitu, aku yang bawa kamu kesini, ini aku pergi mandi sebentar dan balik lagi, rambutku bahkan belum sempat di sisir"
Dengan wajah serius caesar menjelaskan situasi pada istrinya.
Ara menjadi bingung, padahal dia yakin kalau caesar menggendong wanita sexy itu lalu pergi, apa dia salah lihat, mungkin nanti dia akan menanyakan pada richard.
"Apa kamu cemburu?"
Mata ara melotot dengan pertanyaan caesar, dia merasa ingin mengacak acak wajah menyebalkan caesar sekarang.
"Tidak sama sekali"
Bantah ara.
"Ohhh"
Sahut caesar mengangguk nganggukkan kepalanya, tapi senyuman tertahan bisa ara lihat jelas dari wajah pria itu.
"Benar benar tidak ya"
Bantah ara sekali lagi, wajahnya sudah memerah entah karena marah atau malu.
"Iya, iya, sini, ayo tidur lagi""
Ara membeku saat caesar menjangkau tubuhnya dan membaringkan tubuh mereka bersama, tangan caesar memeluk perut ara dengan erat, pria itu mulai memejamkan matanya dan tidak memperdulikan rontaan dan protes dari mulut ara.
"Hei, lepas, lepas, ishh leeepaas"
Dengan sekuat tenaga ara mencoba mengangkat tangan besar caesar yang melingkar di perutnya, tapi tidak berhasil.
"Apa apaan dia ini"
Ara memukul tangan caesar untuk yang terakhir kalinya, dia sudah lelah meronta.
Dengan pandangan kosong ara menatap langit langit kamar, ara memikirkan perjalanan hidupnya, dari saat ia kehilangan kedua orang tua, lalu di adopsi, kemudian dia di buang, dan dia sempat tersesat jalan karena merasa benar benar di tinggalkan, lalu dia di tangkap oleh sebuah organisasi yang merasa di rugikan karena pencurian senjata yang di lakukannya barsama teman temannya, selama ini ara tidak memiliki dendam pada siapapun, meskipun dia bertanya tanya pada tuhan akan takdir yang ia rasa tidak adil, tapi ara tidak pernah berpikir untuk mencari orang orang yang menyakitinya untuk melampiaskan marahnya, kejadian mia yang jatuh dari tangga seakan menghancurkan seluruh semangatnya, tapi sekarang ara ingin melanjutkan hidup dengan membereskan masalah dalam hidupnya satu persatu, dia akan membuktikan ketidak adilan yang ia alami, karena dia dan keluarga itu sudah tidak memiliki hubungan, ara berpikir kalau dia tidak perlu menjadi pesalah untuk selamanya, mengalah pada orang yang sama sekali tidak memberinya kesempatan, tidak menghargainya, memfitnah dan tampa berfikir untuk membuangnya jauh, dia akan memulai dari membuktikan kalau dia tidak bersalah atas kejadian mia yang jatuh dari tangga, kemudian dia akan menyelidiki ayahnya clarissa dan orang orang yang terlibat dengan kejadian tragis yang menimpa orang tuanya, dan yang terakhir.
pria misterius yang menyiksanya tampa belas kasihan, dia akan mencarinya dan membalas dendam.
Ara menatap caesar yang sudah tidur nyenyak, dia akan menggunakan kekuatan dan kekuasaan caesar dengan sebaik baiknya.
dengan berbagai rencana yang di susun dalam pikiran ara, gadis itu akhirnya ikut tertidur lelap.
....
Di tempat yang jauh
ian memutar mutar gelasnya yang berisi minuman, wajahnya terlihat kusut, herry yang dari tadi hanya diam mulai membuka suara.
"apa kau mau cerita ian, sebenarnya masalah apa yang membuat kamu begini?"
Tanya herry, davin dan ansen hanya diam.
"aku tidak tau, aku seharusnya bahagia karena aku dan mia akhirnya bertunangan, kalian tau tidak mudah untuk meyakinkan ayahku, tapi kenapa saat kami sudah bisa bersama aku malah merasa sedang menghianati gadis itu"
Ian menyandarkan tubuh lelahnya di sofa, matanya terlihat kosong, tapi isi kepalanya sangat kacau.
ansen diam, dia ragu ingin mengatakan pada sahabatnya atau tidak, kalau ara sudah menjadi kakak iparnya, dan wanita itu akan kembali sebentar lagi.
"ian, kamu dan ara sudah tidak ada hubungan, biarkan dia hidup tenang, jangan meletakkan dia di tengah tengah hubungan kamu dan mia lagi"
Ucap ansen dingin, dari dulu dia meragukan apa yang di tuduhkan pada gadis itu, tapi dia tidak berhak ikut campur, karena dia bukan siapa siapa, dan dia juga malas untuk itu, tapi sekarang ara adalah istri kakaknya, berarti sudah menjadi bagian dari keluarganya.
"dan juga..."
Ansen menjeda kata katanya, membuat ian, hery dan davin menunggu apa yang akan di ucapkan oria campuran itu