Tamara adalah seorang wanita muda yang independen dan mandiri. Ia bisa hidup bahagia dan kaya tanpa dukungan seorang laki-laki. Ia juga membenci anak-anak karena menurutnya mereka merepotkan dan rewel.
akan tetapi takdir membuatnya harus mencicipi kehidupan yang paling ia benci yaitu bertransmigrasi menjadi seorang ibu muda dari anak yang bernasib malang...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Q Lembayun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamara tidak baik-baik saja
Hari ini ruangan Tamara begitu lengang, Dharma telah membawa Dave pergi jalan-jalan dan Vin pergi menemui Adam. Kini ruangan ini hanya tersisa Tamara dan bayinya. Ahhh, jangan lupa sistem lobak juga.
Tamara menggendong putrinya dengan perasaan yang begitu bahagia. Ini pertama kalinya ia menggendong seorang bayi dan itu adalah putri kecilnya sendiri, anak yang keluar dari perutnya dengan pengorbanan yang luar biasa.
Tamara tak pernah merasakan perasaan semacam ini sepanjang hidupnya. Bahkan ketika ia telah dipenuhi oleh berbagai macam materi serta kekayaan yang berlimpah.
Dulu Tamara hanya akan memiliki kepuasan saat ia mendapatkan uang lebih banyak dan kekuasaan yang lebih besar. Kesenangan semacam ini dapat dikatakan baru untuknya, dan itu telah berhasil membuatnya kecanduan. Walaupun rasa sakit saat melahirkan benar-benar tak bisa ia gambarkan dengan kata-kata, namun ia tidak menyesal merasakannya untuk mendapatkan putri kecil secantik ini.
Sistem lobak. "Tuan rumah, putri anda sangat cantik, aku belum pernah melihat bayi secantik ini."
"Tentu saja gen ku sangat baik, aku terlahir dengan wajah yang sangat cantik dan tubuh yang mempesona. Suamiku juga tidak kalah tampan dan memiliki tubuh yang atletis. Wajar saja jika aku memiliki keturunan yang tak kalah cantik dan tampan seperti orang tuanya." ucap Tamara percaya diri.
Sistem lobak tak bisa membantah pernyataan itu. Walaupun Tamara berbicara dengan percaya diri dan terkesan sangat sombong, namun apa yang ia katakan memang benar adanya. Tamara memiliki wajah yang cantik dan memang mempesona, apalagi dikombinasikan dengan seorang suami seperti Vin yang tampan dan juga berkarisma.
"Tuan rumah, siapa nama lengkap Yumna?"
"Emm, jika dokter Adam sudah memberi izin mungkin nama Yumna akan menjadi Yumna Hazira Adam."
Mendengar nama itu, sistem lobak sedikit menyerengitkan dahinya. Nama itu cantik tapi entah kenapa terkesan biasa untuk nama bayi di zaman ini.
"Tuan rumah bukankah itu terdengar begitu simpel. Anak-anak jaman sekarang memiliki nama yang lebih rumit seperti Auryn, Chayra, Daenha. Orang tua zaman sekarang memberi nama anak mereka dengan nama yang unik dan sulit untuk dibaca, sehingga memiliki kesan berbeda dan terlihat estetik. Itulah hal yang aku baca terkait informasi yang ada di dunia ini."
"Persetan dengan nama anak dari orang lain. Nama ini bukan hanya sekedar nama melainkan syarat akan makna. Yumna diberikan oleh kakaknya mengingat berapa banyak pengorbanan yang telah dilakukan Dave untuknya. Sedangkan Adam merupakan orang yang telah berjasa dalam kehidupan nya dan membuatnya memiliki peluang lebih besar untuk terlahir di dunia. Sedangkan hazira hanya pelengkap yang menghubungkan dua nama itu menjadi satu, walaupun itu hanya pelengkap tapi artinya sangat baik yaitu berarti cerdas dan pintar. Tentu saja aku tidak ingin memiliki anak yang bodoh setidaknya tidak sebodoh dirimu."
Mendengar ucapan Tamara, sistem lobak pun menangis. "Tuan rumah sangat jahat. Bagaimana bisa tuan rumah menyebutku bodoh."
"Memang kamu bodoh. Semua pertanyaan yang ku berikan padamu tak pernah bisa dijawab. Kalau bukan bodoh, apa namanya?"
"Itu karena tuan rumah bertanya tentang hal yang tidak aku ketahui. Kalau Tuan Rumah bertanya yang lain pasti akan aku jawab."
"Kalau begitu katakan padaku, kapan misi ke-3 akan keluar? Apa tujuan utama sistem membawaku kemari? Jujur saja aku tidak percaya kalau tujuanku hanya untuk menyelamatkan Dave. Aku yakin kalian memiliki tujuan yang lebih besar dari itu."
Mendengar perkataan Tamara, sistem pun panik dan melayang-layang di sekitar ruangan. "Tu-tuan rumah tidak boleh seperti itu. Semua telah diatur oleh sistem utama dan kami tidak mungkin membohongi tuan rumah."
"Cihh, anggap saja aku percaya."
Setelah itu Tamara terus mengejek sistem dengan sebutan bodoh, seolah itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Ia suka melihat sistem menangis dan putus asa, setidaknya itu adalah pembalasan yang setimpal untuk semua rasa sakit yang ia terima selama bertansmigrasi ke tubuh ini.
Akan tetapi Tamara tak tau bahwa ada seseorang yang sedang melihat ke arahnya dari awal hingga akhir, orang itu adalah suaminya sendiri.
Ada kegembiraan dalam diri Vin saat ini melihat keluarga nya berkumpul kembali. Ia tak merasa cemburu jika ada nama laki-laki lain terselip dalam nama putrinya. Bagi Vin hidup Tamara adalah yang terpenting, selama dia baik-baik saja maka ia akan sangat bahagia. Apalagi Adam sangat berjasa dalam keselamatan putri dan istrinya.
Saat Vin tersenyum sepanjang jalan dan tak sabar untuk memberitahu istrinya terkait keputusan Adam untuk nama putri kecil mereka. Saat itu juga Vin melihat sesuatu yang tak pernah ia bisa bayangkan.
Dari kejauhan ia melihat senyum Tamara yang sumringah tengah menggendong bayi mereka, tapi tingkah wanita itu sangat berbeda dari Tamara yang ia kenal di masa lalu. Kenapa?
Tamara yang dulu sangat pendiam dan pemalu. Tapi sekarang dia menjadi cerita dan penuh percaya diri.
Apakah Vin senang dengan perubahan itu?
Tentu saja Vin senang. Ia bahagia melihat istrinya menjadi lebih bahagia dan leluasa dalam bersikap. Tapi kini bagaimana bisa ia menjadi lebih tenang saat melihat istrinya mengumpat, tertawa dan berbicara seorang diri.
Tangan Vin berubah menjadi lebih dingin dan jantung berdetak lebih kencang. Ada beberapa butir keringat dingin melintas di dahinya dan tubuhnya tak bisa bergerak hingga sekarang. Ia masih terlalu kaget saat melihat Tamara yang tertawa sambil melihat ke atas seperti sedang bercanda pada sesuatu yang melayang-layang.
Hal tersebut membuat Vin tersadar bahwa istrinya tidak baik-baik saja. Ada sesuatu yang terjadi pada Tamara dan itu adalah sesuatu yang serius.
Vin pun segera berbalik dan menutup pintu perlahan-lahan agar Tamara tak menyadarinya. Ia segera pergi menemui Adam lagi dan bertanya apakah ada penyakit psikologis yang bisa di derita oleh wanita yang baru saja selesai melahirkan.
Adam yang baru selesai memeriksa pasiennya yang lain terlihat kaget saat melihat Vin menemuinya dengan wajah yang lebih pucat. Hal tersebut membuat Adam khawatir apakah terjadi sesuatu pada Tamara dan bayinya. Akan tetapi saat Vin masuk ke ruangannya, Vin segera menutup pintu dan jendela seolah memastikan bahwa tak ada seorang pun yang akan mendengar percakapan mereka.
"Apakah terjadi sesuatu pada Tamara dan Yumna?"
"Ya, ini sesuatu yang sangat darurat."
"Kalau begitu ayo kita ke ruangan mereka. Kenapa kamu malah menutup pintu?"
"Tidak, Tamara memang terlihat sakit. Tapi sakitnya bukan luka ataupun sesuatu yang berdarah. Tapi sakit, sakit, sakit yang..."
Vin tak bisa menjelaskan secara gamblang apa yang ia lihat sebelumnya. Ia hanya tau bahwa Tamara tidak 'sehat'.
Melihat wajah pucat Vin, Adam pun langsung mengerti. Ia tau keadaan psikologis Tamara dan ia pun segera menelpon temannya.
"Siapa yang kamu coba hubungi?"
"Aku sedang menghubungi psikolog yang biasa menangani Tamara sebelumnya."
Mendengar hal itu, tubuh Vin entah kenapa terasa begitu lemah dan perasaannya jatuh ke dasar. Matanya sedikit merah dan ia merasakan perasaan sedih yang tak bisa ia gambarkan. Ia tidak tau bahwa istrinya selama ini telah ditangani oleh seorang psikolog. Hal tersebut membuat Vin merasa bahwa semua kebahagiaannya saat melihat sikap Tamara yang begitu percaya diri adalah sebuah tamparan untuknya. Tamara menjadi seperti ini, apakah itu karena kepergiannya? Jika memang iya, maka Vin akan menghukum dirinya karena hal itu.