Mengisahkan tentang Kyara gadis cantik jelita berpenampilan sederhana dan hanya seorang anak dari pemanen buah sawit, Gadis ini seorang pekerja keras namun memiliki kelembutan hati yang tak sembarangan orang miliki.
Karena suatu kejadian tidak terduga membuat Kyara terpaksa menikah dengan Lucas anak dari bos Ayah nya. Konflik mulai bermunculan setelah Kyara resmi menikah dengan Lucas.
Dari Lucas yang tak pernah menganggap Kyara ada sampai kecemburuan yang timbul di hati Sarah kekasih hati Lucas, kerap kali Sarah berbuat jahat kepada Kyara. Hingga suatu ketika Kyara dituduh pernah mencelakai Sarah.
Saat Kyara merencanakan balas dendam nya, tiba-tiba seseorang yang pernah ada di hati Kyara muncul. Mereka bersatu untuk menghancurkan Lucas sehancur-hancurnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asteria Mandelle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIJEBAK!
Lucas melirik perempuan yang kini telah menjadi istrinya itu sekilas. Perasaannya campur aduk saat ini. Segalanya berjalan dengan sangat tiba-tiba, tidak pernah terbayangkan di kepalanya kalau ia akan menikah dalam waktu dekat, terlebih lagi dengan gadis desa.
“Mas, boleh aku tanya sesuatu?" Kyara menatap lekat wajah Lucas dari samping.
“Ehm, katakan!” ujar Lucas.
“Maafkan aku, Mas. Karena telah menerima pernikahan ini, jika ada alasan lain yang lebih kuat mungkin aku nggak akan menerima pernikahan ini.” Wanita muda itu tak enak hati pada Lucas. Dia tahu betul kalau pernikahan dadakan ini tak adil bagi keduanya, terlebih lagi Lucas. Mereka berdua adalah orang asing yang dipaksa hidup bersama dan diikat dalam sebuah pernikahan.
“Aku nggak ada pilihan lain, Mas. Kalau tidak Ayahmu ingin hutangnya harus segera dilunasi, kami tidak punya uang sepeserpun untuk membayarnya. Jadi— terpaksa aku menerima pernikahan ini,” sambung Kyara menatap pepohonan yang bergerak mengikuti kecepatan mobil.
Tak ada jawaban dari Lucas. Pria itu hanya menatap lurus ke depan, fokus menyetir mobil. Untuk saat ini Lucas memilih diam saja, dia terlalu lelah untuk berbicara dalam kondisi hatinya sedang kacau. Takut kalau menjawab dan mengeluarkan kata-kata pedas untuk Kyara, karena dia tahu betul, bahwa perempuan ini juga dipaksa menikah, sama sepertinya.
“Cepat turun, gue nggak punya banyak waktu. Masih banyak yang harus gue kerjakan,” titah Lucas setelah sampai di depan Apartemen miliknya.
“Iya, Mas. Tunggu sebentar aku turunin koper aku dulu.” Kyara tampak kesulitan saat mengeluarkan koper miliknya, tak ada bantuan dari Lucas, pria itu hanya menonton saja membuat Kyara cemberut.
Mereka berdua telah memasuki area lobi Apartemen, disana tertera nama “Casa Domaine” Kyara tercengang melihat kemegahan Apartemen itu. Gadis itu takjub dengan pemandangan indah bak surga dunia di depan matanya. Bola mata berputar menatap setiap sudut ruangan itu, seperti masuk ke alam mimpi ia bisa menapakkan kakinya di sana.
“Jangan hanya berdiri disitu, cepat lah sebentar lagi rapat akan dimulai gue bisa telat!” suara bariton Lucas menyadarkan gadis yang sedari tadi melamun melihat kemewahan Apartemen itu.
“I— iya mas.”
Ting! Pintu lift terbuka Lucas masuk lebih dulu setelahnya disusul Kyara dari belakang dengan koper besar miliknya. Lift membawa mereka ke lantai 55 dimana unit Apartemen pria itu berada. Kyara kembali dikejutkan oleh satu unit Luxury Penthouse di hadapannya mata gadis itu tak berkedip sedikitpun ia tak menyangka jika pria yang telah menjadi suaminya memiliki unit yang sangat mewah.
“Ayo cepat masuk.”
Saat pintu terbuka udara sejuk menembus tubuhnya, wajar saja ini pertama kalinya gadis itu masuk dalam ke ruangan ber-AC berbanding terbalik dengannya yang biasa hanya menggunakan kipas angin.
“Ya Tuhan dingin sekali,” Kyara memeluk badannya lalu melangkah masuk ke dalam unit kamar Lucas.
Pintu otomatis menutup dengan sendiri ditambah udara dingin yang menyelimutinya menambah kecanggungan yang sangat luar biasa. Berbeda dengan Lucas yang tetap tenang, sebab pertemuan dengan wanita bukanlah hal yang asing baginya.
“Hari ini gue ada meeting penting, tetap berada di dalam Apartemen ini. Jangan membuat kegaduhan apalagi berkeliaran di sekitar sini, mengerti?!” Lucas memberikan peringatan.
“Iya, Mas.” Setelah cukup lama terdiam pertanyaan aneh keluar dari mulutnya. “Oh ya, Mas. Kalo aku lapar, apa nanti ada penjual makanan yang berkeliling disini?”
“Lo kira ini terminal bus, masak sendiri semua bahan lengkap di kulkas atau jangan-jangan sebenernya lo nggak bisa masak?” cetusnya tak habis pikir dengan pertanyaan gadis kampung itu kemudian ia berlalu masuk ke dalam kamar miliknya.
“Bi— bisa, aku bisa masak kok!” jawabnya gugup, sebenarnya Kyara hanya bisa memasak makanan rumahan yang simple.
Setelah kepergian Lucas, gadis itu duduk di sofa tak jauh darinya menikmati pemandangan mewah di hadapannya.
“Apa aku mimpi apa semalam Ya Tuhan? Bisa tinggal ditempat yang sangat mewah ini. Jadi gini toh rasanya jadi orang kaya,” ujar nya tertawa kecil.
Kembali Ia menyusuri setiap ruangan, saat melangkahkan kaki menuju balkon suara bariton Lucas menghentikan langkahnya.
“Mau kemana lo?” ujar Lucas.
“Oh— nggak, Mas. Aku cuma lihat-lihat aja,” balas Kyara, aroma maskulin menyeruak masuk ke dalam rongga hidungnya dan tercium di seluruh ruangan saat pria itu berdiri di ambang pintu kamarnya.
Kyara mendekat semakin tercium aroma pekat parfum Lucas, gadis itu curi-curi pandang menatap Lucas dengan senyum tipis yang nyaris tak terlihat.
“Gue pergi sekarang, inget pesan gue tadi jangan berulah dan jangan berkeliaran tetap stay di dalam Apartemen ini!” tekan Lucas.
“Iya, Mas. Oh ya nanti kamu pulang jam berapa? Biar aku siapkan makanan buat kita.”
“Gak usah, gue pulang telat. Lo masak buat diri lo sendiri aja!” Lucas menjawab ketus menghilang di balik pintu meninggalkan Kyara seorang diri.
Setelah Lucas pergi, gadis itu kembali melanjutkan aktivitasnya menyusuri setiap sudut ruangan. Disana terdapat 2 kamar tidur salah satunya kamar utama milik Lucas, juga terdapat Living dan Dining Room yang sangat elegan, di sisi kanan terdapat Dry Kitchen yang memiliki desain Kitchen Island, tak lupa disana juga terdapat balkon yang terhubung langsung dengan Jalan Raya.
“Ini tempat yang sangat luar biasa, tak munafik aku senang berada disini.” Senyum merekah menampilkan susunan gigi rapinya.
Merasa tenggorokannya kering Kyara berjalan ke lemari pendingin dan meminum jus yang ada disana. Saat menatap jam di dinding dapur sudah menunjukkan pukul 11.00, ia melihat bahan masakan yang cukup banyak di dalam lemari pendingin. Kali ini Ia masak ayam pedas sialnya ada satu bahan yang tidak ada.
“Ya! Saus cabe nya ga ada, kalo aku keluar bakal diomelin sama tu Alpacca.”
“Gimana ya?” Kyara memikirkan cara agar bisa membeli barang tersebut. “Bodo amat deh, orang mau masak juga. Mending aku pergi sekarang.”
Kyara mengambil tas dan handphonenya yang berada di atas meja. Hampir lupa, gadis itu sudah diberi cardlock oleh Lucas jadi dia bisa keluar kapanpun. Di ujung lorong sepasang mata yang terus memperhatikan gerak gerik Kyara hingga— gadis itu benar-benar pergi dari area Apartemen, pria itu terus membuntuti Kyara dari belakang.
“Sampe deh, aku harus cepat sebelum si cowok tengil itu pulang.”
Kyara langsung menuju ke tempat dimana barang yang ia cari, tak lupa gadis itu membeli perlengkapan mandi sebab ia tak sempat membawa nya tadi. Untuk urusan camilan Kyara tak perlu khawatir sebab di kulkas sudah ada banyak beragam jenisnya.
“Ini dia saus yang aku cari, apa lagi ya. Ehm oh ya perlengkapan mandiku.” Kyara menyusuri setiap lorong.
Di seberang jalan terlihat mobil hitam yang seperti sedang menunggu seseorang, di dalam mobil tersebut ada Sarah dan dua kacung nya. Mereka terus memperhatikan seseorang yang berada di dalam minimarket itu, hingga target mereka keluar dari tempat itu lalu dengan satu kali perintah kedua kacung Sarah bergerak mendekati Kyara.
“Cepat tangkap gadis itu!”
“Baik, Bos.”
Saat berada di depan pintu minimarket mereka dengan cepat menarik tangan Kyara agar tidak dicurigai semua orang. “Ayo cepat ikut kami!”
“Kalian siapa?”
“Lepasin aku!”
“Lepas! Tolong! Tolong! Tolong!”
Salah satu budak Sarah menutup mulut Kyara. Dia mengangkat tubuh gadis itu untuk masuk kedalam mobil. Disana Sarah sudah menyiapkan obat bius yang telah diletakkan nya di sapu tangan.
“Cepat masukkan perempuan itu kedalam mobil!” titah Sarah menggunakan penutup mulut.
Dengan cepat Sarah mengarahkan sapu tangan ke wajah Kyara, dalam hitungan detik Kyara telah kehilangan kesadarannya.
“Ayo cepat pergi dari sini!” seru Sarah.
*
*
*
Ditempat lain kini jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, Lucas dengan setelan jas berwarna hitam,dasi warna senada dengan corak garis samping berniat akan pulang. Beberapa saat melangkahkan kaki dering telpon terdengar disaku dalam jasnya. “SARAH” nama yang tertera pada layar ponsel.
“Halo sayang.” Suara Sarah amat sensual, terdengar seduktif di telinga Lucas untuk sesaat. “Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan sama kamu, boleh nggak kalau kita ketemu?” tambahnya lagi.
Alis Lucas mengernyit heran, matanya menyipit curiga. Tak langsung mengiyakan permintaan Sarah. “Sesuatu apa?” Penting nggak?” Pria itu menjawab datar, meski Sarah adalah mantan kekasihnya. Dia sendiri tak terlalu cinta, karena selama ini Sarah hanya dijadikan tameng dari perempuan gila yang terobsesi dengannya dan bonusnya bisa dijadikan penghangat ranjang.
“Penting banget sayang, aku tunggu di hotel The Ritz-Carlton.” Sarah berucap dengan nada manja membuat Lucas memutar bola mata malas.
“Ya, gue kesana.”
Sekitar tiga puluh menit pria itu kini sudah tiba di pelataran hotel, setelah melihat pesan yang dikirim Sarah Ia langsung menuju ke lantai 26 dimana kamar itu berada.
Lucas mengetuk pintu beberapa kali hingga muncul sosok Sarah di balik pintu. “Sayang! Ayo masuk dulu kita bicarain di dalem ya.” Sarah menarik kedua tangan Lucas dengan tatapan genit, membuat pria itu menarik napas panjang.
Suasana kamar terlihat remang hanya lampu diatas meja yang menyala, mereka berjalan pelan ke arah ranjang.
“Kamu duduk sini dulu, aku ambilkan minum dulu ya pasti kamu haus.” Sarah dengan senyum miring mengambil jus yang sudah dia siapkan di atas meja dekat ranjang.
“Ini sayang minum dulu, sebelum aku menceritakan sesuatu padamu.” Sarah dengan wajah licik membelai pelan pundak Lucas.
Sarah menyeringai kejam melihat Lucas yang ambruk. Dia mendekat lalu membelai pipi Lucas.
"Tidur yang nyenyak, Sayang. Agar rencanaku lancar."
***
Bersambung.
Jangan lupa like, comment, vote dan juga beri bintang 5 kalo kalian suka cerita ini ❤️
Salam hangat dari Amanda ❤️