Clarissa, yang terikat oleh sistem terpaksa harus menjalani dua kehidupan lagi agar dia bisa mati dengan tenang.
Setelah dalam kehidupan sebelumnya, suskses sebagai wanita karir yang dicintai oleh keluarga dan semua orang, kini dia terlempar ke jama di era 80 an yang terlahir sebagai bayi dari keluarga buruh tani miskin yang tinggal di desa Sukorejo.
Misi kali ini adalah mengentaskan keluarganya dari kemiskinan dan menjadi wanita suskse seperti sebelumnya.
Mampukah Clarissa yang kini bernama Lestari,seorang bayi dengan otak dan pemikiran wanita dewasa,yang sudah pernah jatuh bangun dalam menjalankan usahanya mampu menyelesaikan misinya?
Kehidupan di era 80 an tidaklah mudah, keterbatasan alat dan juga masih tingginya praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) membuat hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Lestari yang dalam kehidupan sebelumnya banyak ditunjang oleh kemajuan teknolgi dan percepatan informasi.
Penasaran...
ikuti terus kisa Lestari dalam cerita ini!
HAPPY READING...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENANGKAP PEZINA
Menggunakan mobil t****a kijang\, pak RT\, bu RT\, dan beberapa ibu-ibu bisa dibawa masuk sekalian pulang kerumahnya. Sementara sisanya\, memilih jalan karena mereka juga ingin melihat pasangan tak tahu malu itu ditangkap.
Begitu sampai didepan rumah, dua orang hansip dan petugas yang menjaga komplek perumahan sudah ada dikediaman Arjuna bersama Anton.
Melihat Arjuna datang bersama pak RT dan beberapa warga, diapun segera mengajak mereka untuk naik ke lantai dua dimana kamar anak dan menantunya berada.
Didalam kamar, sepasang pezina yang tengah diselimuti nafsu birahi sama sekali tak menyangka jika perselingkuhan yang sudah terjalin selama empat tahun ini akan terungkap. Keduanya masih bergumul dan main kuda-kudaan dengan penuh semangat.
Suara desahan dan erangan kenikmatan terdengar hingga keluar, membuat Arjuna yang berjalan didepan bersama ayah, ibu dan pak RT merasa sangat marah.
BRUAK!!!
Arjuna menendang pintu kamar tidurnya dengan kasar hingga hampir copot. Begitu terbuka, sepasang pezina yang masih menempel erat dengan gaya doggie style terlihat sangat terkejut hingga mereka menghentikan kegiatan panas mereka dengan mata melotot sempurna.
“Mas Arjuna!", teriak Lela spontan.
Melihat suaminya berdiri didepannya dan menyaksikkan perselingkuhan dirinya dengan Danang, didalam kamar pribadi mereka, wanita itu pun panik.
"Mas Arjuna, aku bisa jelaskan semuanya! Ini hanya salah paham saja! Semua ini, tak seperti yang kamu lihat mas! Mas dengar penjelasanku dulu ya”, ucap Lela panik.
Karena sangat panik, Lela lupa jika dia masih dalam posisi nunging dengan bagian bawah tubuh Danang masih menempel padanya.
“Salah paham! Kurasa, bukan hanya aku saja yang bisa melihat apa yang tengah kalian berdua lakukan, tapi semua warga komplek ini juga sudah melihatnya. Jadi, dimana letak kesalah pahaman itu?”, tanya Arjuna sambil bergeser dan membiarkan semua orang masuk dan melihat sendiri bagaimana pasangan zina itu melakukan hal kotor dirumahnya.
Danang dan Lela yang melihat banyak pasang mata menatapnya dengan pandangan jijik terlihat sangat syok sehingga mereka pun berusaha untuk melepaskan diri dan berpakaian namun sayangnya tak bisa, seolah alat kelamin mereka melekat seperti di lem, tak mau lepas.
Ditahun 1980, jangankan perbuatan zina, berpakaian sedikit terbuka saja sudah menjadi bahan gunjingan semua orang karena dianggap tidak mentaati norma yang ada dan tak memiliki tata karma karena biasanya yang berpakaian terbuka dan bertingkah vulgar hanyalah seorang pelacur sehingga para wanita baik-baik akan benar-benar mennjaga diri mereka agar tak menjadi bahan gunjingan dan menimbulkan fitnah. Dan tentunya perilaku Lela dan Danang ini dianggap telah mencoreng nama baik komplek perumahan Sejahtera yang mereka huni sehingga aksi protes untuk mengusir keduanya dari kompleks pun mulai terdengar.
“Usir para pezina agar komplek perumahan Sejahtera tak terkena balak!”
“Benar! Usir mereka sekarang juga!”
“Usir para pezina itu!”
“Usir para pezina!”
“Usir para pezina!”
Teriakan ibu-ibu yang terlihat geram akan tindakan yang dilakukan oleh Lela dan Danang pun berusaha untuk pak RT redam.
“Ibu-ibu, tenang dulu ya. Semua bisa dimusyawarahkan terlebih dahulu. Jangan bertindak anarkis dan main hakim sendiri!”, ucap pak RT berusaha meredam kemarahan warganya.
Pak RT yang melihat Lela dan Danang tak segera berpakaian pun mulai kehilangan kesabaran. “Kalian berdua, kenapa masih belum juga berpakaian. Apa kalian mau diarak keliling kompleks telanjang bulat seperti itu”, ucap pak RT dengan nada tinggi.
“Kami juga nggak mau pak telanjang seperti ini, hanya saja, ini...tak bisa dilepas. Rasanya sakit sekali”, ucap Danang dengan kedua mata berkaca-kaca.
Meski pernah mendengar sebelumnya tapi semua orang baru pertamakalinya menjumpai pasangan gencet, tubuh menyatu dalam kondisi telanjang seperti ini.
“Ini pasti azab!”, suara geraman warga kembali terdengar.
“Mereka melakukan hal buruk dan melanggar norma pasti Allah sangat murka hingga membuat mereka menderita seperti itu”,guman yang lainnya semakin memanaskan suasana.
Karena pasangan tersebut tak bisa dipisahkan, pak RT terpaksa menutupi tubuh polos keduanya dengan selimut.
Arjuna yang menyaksikkan pemandangan menjijikkan itu hanya bisa tersenyum sinis, tak menyangka jika keduanya benar-benar saling mencintai hingga ketika hendak dipisahkan, tubuh mereka menolak, malah melekat menjadi satu.
Semua rasa yang cinta dan kasih sayang yang dimiliki Arjuna kepada sang istri hilang tak berbekas, kini hanya meninggalkan kesakitan penuh luka.
Lela yang masih belum ingin kehilangan Arjuna, sumber kekayaan dan tempat baginya untuk hidup nyaman bersama anaknya, menarik tangan Danang agar ikut bersamanya bergerak, bersujud dibawah kaki sang suami.
“Mas...maafkan aku! Aku khilaf !”, ucap Lela.
Melihat Arjuna tak bergeming bahkan bergerak mundur seolah jijik dipegang olehnya, Lela pun menangis tersedu-sedu “Mas, tolong maafkan aku. Mulai hari ini aku berjanji akan menjadi istri yang setia dan patuh. Aku tak akan lagi menentang ucapanmu dan akan menjadi istri yang baik untukmu dan anak kita”.
Apa yang Lela ucapkan membuat darah dalam diri Arjuna semakin mendidih.Hilang kesabaran dan tak ingin semakin mendapat malu, Arjuna pun berteriak lantang.
“Lela bin Subani! Kamu, aku ceraikan dengan talak tiga! Mulai hari ini, kamu bukan lagi istriku! Semua hal yang berhubungan dengan hak dan kewajibanmu sebagai istri, gugur mulai saat ini. Begitu juga denganku sebagai suami. Untuk Aji, begitu aku mendapatkan hasil tes DNA yang menyatakan jika dia bukan anakku, maka aku akan melepaskan tanggung jawabku sepenuhnya kepadanya!”, ucap Arjuna lantang.
Jderrr!
Talak tiga yang Arjuna ucapkan bagaikan petir disiang hari yang menyambar hati Lela, membuat tubuhnya lemas seketika.
Danang dan Nana yang juga berada didalam tempat tersebut mendengar talak tiga yang Arjuna ucapkan juga sama terkejutnya karena tak menyangka jika pria yang sangat mencintai Lela itu akan langsung menceraikan istrinya saat ini juga.
Bukan hanya menceraikan Lela saja yang membuat mereka syok, bahkan tindakan Arjuna untuk melakukan tes DNA terhadap Aji dan akan melepaskan tanggung jawab untuk menafkai anak itu yang paling membuat mereka merasa tak terima karena dari Aji keduanya bisa hidup nyaman dan tak lagi kekurangan seperti dulu.
“Tidak! Tidak mas! Kamu bisa saja menceraikan aku, tapi Aji, dia darah dagingmu!”, teriak Lela sambil berderai air mata.
“Darah dagingku! Kurasa, kamu dan Danang, bahkan bu Nana sangat tahu siapa Aji sebenarnya. Bukan begitu bu Nana?”, ucap Arjuna sambil menoleh kearah Nana yang tubuhnya sudah bergetar hebat ketakutan.
Nana yang ditatap sinis oleh semua orang merasa sangat malu. Bagaimana bisa dia menjadi tersangka padahal jelas-jelas dia juga korban disini.
“Ap-apa maksud pak Arjuna? Sa-saya tidak paham”, jawab Nana mengelak.
“Oh, tidak paham ya. Saya sangsi jika bu Nana tak tahu jika Aji dan Totok itu saudara seayah karena saya lihat, bu Nana selama ini juga turut menikmati uang yang diberikan oleh istri saya untuk suami ibu. Bahkan ibu rela memberi mereka ruang untuk bercinta setiap kali mereka menginginkan, entah itu dirumah saya atau di rumah ibu sendiri. Dari penjelasan saya ini, apa yang masih ibu kurang paham lagi”, ucapan Arjuna tenang namun penuh dengan tekanan, membuat semua orang yang menyaksikkan keseruan itu pun menutup mulut mereka dengan satu tangan sementara kedua bola mata mereka melotot sempurna hingga hampir keluar dari tempatnya karena syok, tak menyangka jika drama rumah tangga Arjuna bisa serumit itu.
Nana yang merasa terpojok langsung lemas hingga dia terduduk dilantai tanpa tenaga dengan tatapan kosong.
Habis sudah!
Hidup mewah yang selama empat tahun dia jalani sebentar lagi akan raib!
Bagaimana lagi dia bisa menjalani hidup setelah ini, dengan temperamen Danang yang suka main tangan, jika harus menerima Lela sebagai madunya, dia merasa tak sanggup.
Karena merasa sangat tertekan dan tak bisa menerima keadaan yang ada, Nana pun pingsan ditempat.
di tunggu upnya thor