Di dunia kultivasi Cangxuan, Han Wuqing bereinkarnasi dari bumi ke dunia kultivasi abadi yang penuh kekuatan dan ketidakadilan.
Setelah berkultivasi selama 10 tahun dengan susah payah, tanpa dukungan apapun. Akhirnya cheat system muncul mewajibkan dia membuat sektenya sendiri.
System aneh yang mengizinkannya memanggil kesadaran orang orang dari bumi, seolah dunia adalah game virtual reality.
Orang-orang dari bumi mengira ini hanya permainan. Mereka menyebutnya "VR immortal".
Mereka pikir Han Wuqing NPC...
Mereka pikir ini hanya ilusi...
Tapi didunia ini— Dialah pendirinya, dialah tuhan mereka. Sekteku Aturanku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwalkii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bimbingan Murid Baru
Langit yang tadi bergetar kini tenang.
Ziyan melambat, kepakan sayapnya menyebar kabut qi keemasan yang jatuh seperti debu bintang. Angin spiritual turun pelan dari ketinggian, menyapu arena latihan yang kini dipenuhi para pemain baru.
Dengan satu gerakan ringan, Han Wuqing melompat turun dari punggung beast-nya.
Jubah hitamnya berkibar, siluetnya membelah udara seperti garis tipis di langit senja. Ia mendarat di tengah arena tanpa suara, tepat di hadapan para pemain baru—tenang, berdiri tegak, seolah telah menunggu mereka selama seribu tahun.
Ziyan mengepakkan sayap terakhirnya dan mendarat tak jauh di belakangnya. Suara tapak cakarnya menjejak tanah seperti nyanyian logam halus. Burung agung itu menundukkan kepala sedikit, seolah tahu saat itu bukan miliknya.
Han mengangkat wajah, menatap ke arah murid-murid yang kini diam mematung, mata mereka membelalak tak percaya.
Dan ia mulai berbicara.
“Aku adalah Han Wuqing.”
“Ketua terakhir dari Sekte Yuandao.”
Suaranya dalam, tenang, dan bergema ke segala penjuru arena, seolah bumi pun berhenti bergetar untuk mendengarkannya. Di atas kepala mereka, sistem otomatis menandainya sebagai [NPC Utama – Ketua Sekte].
“Dahulu, Sekte Yuandao berdiri sebagai pilar cahaya di zaman kekacauan…”
“…Namun dalam perang terakhir, kami kalah...”
“TAPI, para leluhur tidak menyerah pada kehancuran…”
Kata demi kata membentuk kisah yang terasa seperti bagian dari sejarah dunia, namun dikemas layaknya pembuka game RPG yang sempurna. Ia tidak berteriak. Tidak berlebihan. Tapi tiap kalimatnya seperti ukiran dalam batu—mengikat perhatian semua orang yang hadir.
“...Dan hari ini, kalian telah terbangun.”
“Bukan sebagai orang baru... tapi sebagai penerus sejati, murid-murid Sekte Yuandao yang dipanggil kembali oleh takdir.”
Seketika pidato itu selesai, Han hanya memandang sejenak—lalu mundur dua langkah, membiarkan sunyi mengambil tempat.
Sistem pun muncul dengan suara pelan:
[Sistem: Penyambutan Resmi Berakhir.]
Beberapa pemain langsung bereaksi.
“...Hoh... jadi kayak gini setting dunia gamenya?”
“Ada vibe prologue RPG klasik sih, tapi dibuat megah banget.”
“Gila... kalau semua event-nya dibuka pakai cinematic beginian, gue nggak skip satupun...”
Namun percakapan itu tak berlangsung lama.
Karena tepat saat itu—Dalam satu gerakan ringan yang penuh gaya. Mereka berdiri di pinggiran tribun giok, angin spiritual mengibaskan jubah mereka dengan dramatis. Sorot mata penuh percaya diri menyapu arena—seperti pahlawan dalam dongeng, atau... seperti bocah norak yang ingin pamer mainan baru.
Seketika—
Langkah malam tak berwajah!
Salah satu veteran, dengan jubah hitam berlapis motif perak, menghilang ke dalam bayangannya sendiri dan—pop!—muncul seketika di depan barisan pemain baru. Ia menyilangkan tangan dan tersenyum tipis.
“Kalian yang baru turun dari langit... bersyukurlah karena aku yang menyambut kalian”Ucapnya santai.
Di sisi lain, sorotan cahaya membelah udara.
Tombak Lintasan Naga Seribu Bayangan!
Seorang pria jangkung melesat turun dari tribun, tombaknya menyambar udara dengan kecepatan gila. Tubuhnya seperti bayangan naga yang menerjang, dan dengan dentuman ringan ia mendarat di tengah arena, menciptakan pusaran angin yang membuat jubah para pemain baru berkibar.
Belum habis kagum mereka, bayangan lain melesat dari atas—
Langkah Seribu Embusan!
Jalur angin ringan terbentuk di udara, pijakan transparan muncul di sepanjang lintasan melingkar. Seorang gadis berambut pendek melesat dengan kecepatan menakjubkan, seperti kilatan angin yang menyusuri udara, mendarat mulus dengan satu lutut menyentuh tanah.
WHUUSH!
Satu per satu, para veteran memperlihatkan teknik pergerakan khas mereka—ada yang melompat sambil berputar, ada yang mengaktifkan efek formasi kecil agar langkah mereka meninggalkan jejak api atau bunga teratai, bahkan ada yang meluncur dengan papan qi seperti surfer kultivasi.
Para pemain baru menatap dengan mata membelalak.
“WOAAAH!!”
“Bro! Bro! Itu yang tadi lenyap—muncul lagi dari didepan kita! Seperti teknik teleportasi bayangan!”
“Yang pegang tombak itu... kau lihat? Apa itu naga? Atau aku yang salah lihat?”
“Dia melayang pakai angin?! Ini bukan sekadar game—ini... ilmu abadi!”
Seruan tak beraturan meledak seperti kembang api. Wajah-wajah baru memancarkan ekspresi tercengang, mata membelalak, mulut terbuka tak percaya. Beberapa tertawa, beberapa terdiam dengan bibir gemetar karena kagum. Dan sebagian—berusaha menyembunyikan rasa iri dengan gelak tawa canggung.
Dan para pemain veteran?
Mereka tersnyum puas.
“Hehe~ bagus, bagus... Tanggapan mereka persis seperti yang kuharapkan.”
“Baru kuberi sedikit efek api di ujung pedang, mereka sudah mengira aku murid inti atau sesepuh sekte. Dasar anak baru... terlalu mudah terpukau.”
“Cepatlah—cari yang berbakat. Yang bisa diajak berburu, yang punya etika, yang santai juga tak masalah... asal jangan yang kerjanya buka celana seperti angkatan kita dulu.”
Tawa tertahan terdengar dari beberapa veteran lain.
Di antara kerumunan pemain baru yang masih terkagum-kagum, seorang gadis mungil berdiri di barisan depan. Rambut ungu-putihnya terikat kembar, dan mata tajamnya menyapu para 'senior' yang melayang turun dengan gaya berlebihan.
ToxicLily menyipitkan mata, ekspresinya datar, sedikit miring, seperti baru saja mencium sesuatu yang tidak sedap.
"...Hmph. Seperti iring-iringan penyambutan sekte. Kurang spanduk aja," gumamnya pelan—setengah jengkel, setengah geli.
ToxicLily baru hendak memutar matanya untuk kedua kalinya—baru saja mulutnya terbuka sedikit untuk menyindir salah satu pemain senior yang mendarat bak penari opera mabuk—ketika cahaya biru muncul di sudut pandangnya.
Sebuah panel sistem melayang di depan wajahnya, transparan dan bersinar lembut.
[Saran: Bergabunglah ke dalam party bimbingan jika tersedia. Pemain veteran dapat memilih lima murid baru untuk dibimbing.]
ToxicLily mendengus. “Ah, jadi ini semacam sistem tutorial. Pakai babysitter.”
Baru ia hendak melangkah ke arah lain, seseorang menepuk bahunya ringan.
“Hey, pendek—eh, maksudku, rekan baru!”
Ia menoleh cepat. Seorang pria berwajah cerah berdiri di sampingnya dengan tombak di belakang panggung nya.
“Namaku Zilong. Aku pemain tahap pertama. Kau kelihatan punya refleks bagus... tertarik bergabung dengan party ku?” katanya ramah.
ToxicLily menaikkan satu alis.
“Party? Bimbingan?”
Zilong mengangguk. “Kami cuma ambil lima orang. Latihan ringan, tunjukin bangunan sekte, dan ya—pukul-pukulan monster di pinggir hutan. Santai kok. Gimana?”
ToxicLily menyipitkan mata, menatap Zilong dari ujung rambut sampai kaki. Lalu, ia membuka mulutnya.
“Ucapkan itu lagi... dan kau akan tahu seperti apa rasanya kepala dihantam batu spiritual.”
Zilong tertawa lepas. “Sip. Ancaman diterima. Tapi itu artinya kau ikut?”
“...Selama tidak ada yang suruh manggil ‘Kakak Senior Zilong’ atau apalah itu.”
Zilong mengacungkan jempol. “Nggak ada embel-embel. Tapi kalau kau manggil aku 'Sensei' sedikit saja, aku bakal sombong seminggu penuh.”
“…Menjijikkan,” tukas ToxicLily cepat.
Namun mulutnya menyeringai pelan.
“Baiklah. Aku ikut. Tapi jangan harap aku gampang nurut.”
Zilong tertawa. “Deal.”
Dari kejauhan, rekan-rekan Zilong—Bulletmonk, MechaOtaku, dan Daoslayer—melambai sambil berseru, “Cepat bawa bocah loli itu ke sini, Zilong!”
ToxicLily menoleh cepat. “Siapa yang kau panggil bocah, hah?!”
kamu harus pakai nick name trus : kalau percakapan GC. atau atasnya nickname bawahnya percakapan.
Cuma itu MC jadi admin atau jadi NPC yang mengakali sistem?
ntar rekrut player kan?
nanti roh-roh dari bumi itu player bukan?