NovelToon NovelToon
Suami Dan Anak Ku Bukan Untuk Ku

Suami Dan Anak Ku Bukan Untuk Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Persahabatan / Cinta Murni / Dijodohkan Orang Tua / Teman lama bertemu kembali / Pernikahan rahasia
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Vismimood_

Menjadi Istri kedua atau menjadi madu dari Istri pertama sudah pasti bukan sebuah mimpi dan harapan, bahkan mungkin semua wanita menghindari pernikahan semacam itu.
Sama halnya dengan Claire yang sudah menyusun mimpi indah untuk sepanjang hidupnya, menikah dengan suami idaman dan menjadi satu-satunya Istri yang paling cintai.
Namun mimpi indah itu harus kandas karena hutang Papanya, uang miliaran yang harus didapatkan dalam dua bulan telah menjadi kan Claire korban.
Claire akhirnya menikah dengan pengusaha yang berhasil menjamin kebangkitan perusahaan papanya, Claire dinikahi hanya untuk diminta melahirkan keturunan pengusaha itu.
Segala pertentangan terus terjadi di dalam pernikahan mereka, Claire yang keras menolak hamil sedangkan jelas tujuan pernikahan mereka untuk keturunan.
Kisah yang sedikit rumit antara satu suami dan dua istri ini dialami Claire, Brian, dan Tania. Akan seperti apa akhirnya pernikahan itu, jika keturunan tak kunjung hadir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vismimood_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Heboh

Bima dan Giska begitu berisik sejak tadi, mereka sedang bermain bersama di tempat Brian. Jihan mengajak Bima untuk datang karena memang sedang senggang, Jihan juga mengajak Bagas dan Yunia untuk gabung dan alhasil sekarang mereka berkumpul disana.

"Opa." Jerit Giska yang terus saja mengejar Bima.

Suara melengking itu berhasil menyakiti telinga orang tua Giska dan juga Jihan, mereka hanya bisa menggeleng karena itu. Yunia mengambil toples kecil dan menikmati kue keringnya, ia juga tak lupa berbagi dengan Bagas.

"Mba Tania belum pulang?" Tanya Bagas.

"Baru besok boleh pulang." Sahut Jihan.

Bagas mengangguk dan meneguk minumannya, ditengah diamnya mereka ponsel Jihan berdering. Lihatlah setelah sekian lamanya menunggu akhirnya Brian menghubungi Jihan, segera Jihan menjawab panggilan video dari putranya itu.

"Mama." Sapa Brian.

Suara Brian berhasil menarik perhatian Bagas dan Yunia, mereka kompak melihat layar ponsel Jihan untuk bisa melihat Brian juga.

"Loh Mama lagi di rumah?" Tanya Brian.

"Iya, kita lagi kumpul. Kamu kemana saja kenapa sulit sekali dihubungi, kalian baik-baik saja?"

Brian tersenyum seraya mengangguk pasti, Brian juga berjalan menuju tempat tidur dan menunjuk layar ponsel itu pada Claire. Mereka bisa melihat dengan jelas jika Claire sedang tiduran di kasur, Jihan seketika bernafas lega melihat anak dan menantunya itu baik-baik saja.

"Mba Claire." Teriak Yunia yang berhasil membuat Bagas terkejut.

Yunia sempat tertawa karena suaminya itu, tapi kemudian kembali pada layar ponselnya. Mereka tak lagi melihat Brian sekarang, sepertinya Claire yang memegang ponselnya Brian.

"Giska mana?" Tanya Claire.

"Lagi main sama Papa, kalian kapan pulang?"

"Besok." Teriak Brian.

Mereka saling lirik, bukan tak senang dengan jawaban itu tapi bukankah belum ada kabar baiknya yang lain. Jihan tersenyum saja untuk meresponnya, tidak masalah lagi pula Tania juga sedang membutuhkan Brian sekarang.

"Claire, kamu sudah makan?"

"Sudah Ma."

"Brian gak marahi kamu terus kan?"

"Tidak."

"Bilang Mama kalau dia macam-macam!"

Claire hanya tersenyum dan mengembalikan ponselnya pada Brain, Claire memilih untuk memejamkan matanya karena kepalanya terus saja terasa pusing. Saat ini Claire sudah pulang ke Hotel sesuai perkataan dokter jika Claire sudah boleh pulang, tapi Claire mengaku pusing setelah sampai alhasil sekarang Claire sedang tiduran.

"Brian, kalian-"

"Kita akan pulang besok."

"Kamu yakin, kenapa memangnya ada masalah di Kantor?"

"Tidak, untuk apa lama-lama disini kalau kita sudah berhasil."

Kalimat Brian membuat mereka saling lempar pandangan, bersamaan dengan itu Bima datang dengan menggendong Giska. Dua orang itu tampak berkeringat, apa lagi Giska yang rambutnya pun tampak berantakan.

"Siapa itu?" Tanya Giska.

"Sini, ini ada Tante kedua!"

Giska langsung memaksa turun dari pangkuan Bima, kemudian naik ke pangkuan Jihan tapi ternyata bukan Claire yang dilihatnya. Jihan tersenyum dan mencubit pipi Giska sekilas, anak itu cemberut tanpa berkata apa pun.

"Ini Tante kedua nih." Ucap Brian seraya menunjukan Claire.

Giska seketika menjerit dengan bertepuk tangan, ekspresinya begitu bahagia ketika melihat wanita yang selalu dipertanyakannya itu. Claire melambaikan tangannya tanpa berniat berkata apa pun, Claire sempat melirik Brian yang ikut tersenyum.

"Tante pulang, ayo main sama aku!" Titah Giska.

"Besok kita pulang ya." Sahut Brian.

"Yeee kita akan main lagi besok, kita main petak umpet lagi hore Mama." Teriak Giska riang seraya pindah memeluk Yunia.

Mereka turut senang melihat kebahagiaan Giska saat ini, padahal Claire baru datang besok dan gak mungkin bisa langsung bermain karena lelah. Jihan menggeleng dan kembali pada layar ponselnya, rasanya Brian harus disadarkan karena sudah sangat mengabaikan Tania sampai wanita itu masuk Rumah Sakit.

"Brian, Mama-"

"Ma, aku mau sampai kan sesuatu." sela Brian.

"Hem, apa?"

"Aku mau sampaikan kalau Claire sekarang lagi hamil!" Jelas Brian yang begitu bangga.

Kalimat Brian membuat mereka semua menganga, mematung sesaat dan saling lempar tatapan. Mereka bahkan kompak menelan salivanya yang terasa seret, Jihan menatap Brian di layar sana dengan tidak percaya.

"Usia kandungannya masuk enam minggu, Claire sudah hamil bahkan sebelum kami ke sini." Terang Brian lebih jelas.

"Kamu serius?" Tanya Bima.

Brian tampak meraih sesuatu di sampingnya dan menunjukan ke layar ponselnya, jelas mereka bisa melihat photo USG disana. Jihan seketika bersorak dengan mata langsung memerah, secepat itu juga Bima merebut ponselnya.

"Mana Claire?"

Brian turut berbaring hingga kini mereka berdua bisa terlihat di layar, Claire hanya tersenyum tipis saat melihat Bima. Claire speechless saat tiba-tiba Bima mengusap matanya, Claire bisa melihat mata Bima yang memerah dan tergenang cairan bening itu.

"Papa akan segera punya cucu." Ucap Brian seraya mengecup pipi Claire.

"Terimakasih Tuhan." Gumam Bima.

Melihat mereka yang menangis kompak membuat Giska melongo, ada apa dengan orang dewasa itu kenapa mereka menangis tiba-tiba. Jihan turut melihat layarnya dan melihat anak juga menantunya di sana, Jihan tak sabar menunggu Claire sampai di hadapannya besok.

"Jaga diri ya Claire, terimakasih." Lirik Jihan yang akhirnya tersedu.

Bima memeluk istrinya itu dengan sayang, tak ada yang tak meneteskan air mata saat ini begitu juga dengan Bagas. Lelaki itu turut bahagia ketika kakaknya akhirnya mendapatkan berkah indah dalam hidupnya, Brian akan seperti Bagas menjadi seorang ayah.

"Maaf Ma, kemarin aku terlalu sibuk mengurusi Claire. Claire sempat drop dan di rawat di Rumah Sakit, aku gak bisa memikirkan hal lain lagi setelah aku tahu Claire mengandung anak ku."

"Tidak, tidak masalah sama sekali. Kamu harus jaga Claire, jangan buat dia sedih ya."

"Iya Ma, pasti."

"Boleh Mama tutup teleponnya, cepat pulang kami menunggu kalian."

Brian mengangguk dan membiarkan Jihan menutup teleponnya, Jihan benar-benar memeluk erat Bima dan menangis di sana. Tangis itu adalah tangis bahagia, Bagas dan Yunia pun melakukan hal yang sama, Giska yang semula masih tegar akhirnya menangis paling kerasa ketika orang tuanya saling berpelukan saat menangis.

Tangis Giska cukup mengejutkan mereka, ditengah rasa haru itu justru ada Giska yang masih memberi hiburan spontan. Jihan dan Bima tersenyum bersamaan ketika melihat Bagas dan Yunia yang berlomba menghentikan tangis Giska, tapi rupanya tak semudah itu karena tangis Giska justru semakin menjadi.

*

Ketika malam tiba Dirga dan Ellena sampai di kediaman Brian, kabar kehamilan Claire sudah sampai pada mereka dari mulut Jihan. Kini mereka berkumpul bersama untuk persiapan menyambut kepulangan calon ibu, tidak ada Tania diantara mereka karena Tania masih ada di rumah sakit saat ini.

"Balon." girang Giska.

Sejak tadi Giska tak hentinya berlarian kesana kemari karena banyak balon yang terpapar di lantai, mereka kompak meniup balon untuk mendekor kamar Claire. Mereka harus membuat Claire senang dengan sambutan nanti, mereka akan membuat Claire senyaman mungkin.

Duaarrr....

"Aaaa."

Ledakan balon itu terdengar bersamaan dengan jeritan Giska, mereka semua terdiam sesaat lalu tertawa bersama. Giska terlihat nyengir karena ulahnya sendiri yang menginjak balon itu, alhasil ia juga kaget sendiri karena ledakan balonnya.

"Dasar bocah." Gumam Bagas.

Mereka kembali fokus dengan kegiatannya masing-masing, Bagas dan Yunia kebagian merangkai balonnya. Pokoknya mereka berniat membuat kamar Claire jadi menggemaskan, ini bukan ulang tahun tapi ini adalah sambutan untuk calon ibu.

"Mama sudah pesan makan?" Tanya Dirga.

"Aman." Sahut Ellena.

Suami istri itu sedang merangkai bunga untuk menambah indah dan wangi ruangan, harusnya bunga itu tahan sampai Dua hari. Semangat mereka begitu kompak saat ini, meski pernikahan yang terjadi adalah keterpaksaan semata.

"Mama, dede bayi mana?"

"Dede bayi belum ada, tapi gak akan lama juga akan ada."

"Kapan?"

"Sabar ya, pokoknya Giska main saja nanti sama Tante kedua. Kan Tante kedua yang akan lahirkan dede bayinya."

Giska mengangguk saja meski nyaris tak mengerti dengan penjelasan Yunia, kesibukan dan kebahagiaan itu membuat mereka turut melupakan Tania. Biasanya Jihan atau Yunia bergantian menemani Tania, tapi kali ini mereka justru membiarkan Tania seorang diri.

Tania belum tahu tentang kehamilan Claire, Jihan yang melarang mereka menyampaikan itu. Jihan khawatir kalau Tania akan drop lagi jika tahu kabar ini, pikirannya pasti akan semakin tak karuan saja mendengar Brian akan memiliki keturunan dari Claire.

Ting...

Tong...

Ellena segera pamit untuk membuka pintu, Ellena yakin itu pasti kurir makanan yang dipesan Ellena sejak tadi. Ketika membuka pintu Ellena tersenyum melihat banyak makanan yang dipesannya, ia lantas menerimanya dan membawanya masuk dengan susah payah.

"Kita makan dulu ya!" Ajak Ellena.

Mereka menoleh dan setuju saja, itu ide bagus karena mereka memang sudah lapar. Sudah waktunya makan malam dan Jihan tidak siapkan itu, untunglah Ellena ingat dengan menu makan malam mereka.

"Ayo, ayo Giska." Ajak Ellena.

"Aku mau pizza." Pilih Giska yang langsung berlari menghampiri Ellena.

"Boleh, pizza ada burger ada semua ada."

"Yee." Sorak Giska

Mereka juga kompak menikmati makan malam yang dipesan Ellena, sepanjang makan mereka terus berbincang. Mereka sudah sibuk menerka anak Brian itu laki-laki atau perempuan, mereka juga berebut untuk memberikan nama pada bayi itu.

"Berisik!" Ucap Giska.

Mereka terdiam kompak, dan tersenyum menatap Giska. Bagas juga dengan gemas mengusap wajah Giska, sejak tadi Giska memang hanya fokus pada makanannya saja.

"Kenapa lucu sekali dia." Ucap Dirga.

"Nanti bakal ada yang lebih lucu dari Giska, Giska bakalan ada saingannya iya kan?" Tanya Jihan.

"Gak!" Tolak Giska.

Mereka tertawa kompak mendengarnya, apa benar Giska mengerti dengan perkataan Jihan itu. Tapi sepertinya memang Giska akan kalah saing dengan bayi Claire nanti, karena bayi itu adalah yang dinantikan selama hampir tujuh tahun ini.

"Anaknya nanti mirip siapa ya?" Tanya Yunia.

"Kalau cewek mirip Mas Brian, kalau cowok pasti mirip Mba Claire." Sahut Bagas.

"Kenapa?"

"Lihat saja Giska, dia lebih mirip aku kan dari pada kamu."

Sontak saja itu membuat Yunia memukul Bagas, sejak dulu Yunia memang tidak terima dengan itu. Yunia kesal karena Giska memang lebih mirip dengan Bagas, padahal sudah jelas Yunia yang nyaris mati saat melahirkannya.

"Tolong jangan langsung singkirkan Claire ketika anak itu lahir." Celetuk Ellena.

1
Harwanti Jambi
berani punya istri dua tapi gk ada adil"
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!