Ada satu komunitas muda-mudi di mana mereka dapat bersosialisasi selama tidurnya, dapat berinteraksi di alam mimpi. Mereka bercerita tentang alam bawah sadarnya itu pada orangtua, saudara, pasangan, juga ada beberapa yang bercerita pada teman dekat atau orang kepercayaannya.
Namun, hal yang menakjubkan justeru ada pada benda yang mereka tunjukkan, lencana keanggotaan tersebut persis perbekalan milik penjelajah waktu, bukan material ataupun teknologi dari peradaban Bumi. Selain xmatter, ada butir-cahaya di mana objek satu ini begitu penting.
Mereka tidak mempertanyakan tentang mimpi yang didengar, melainkan kesulitan mempercayai dan memahami mekanisme di balik alam bawah sadar mereka semua, kebingungan dengan sistem yang melatari sel dan barang canggih yang ada.
Dan di sini pun, Giziania tak begitu tertarik dengan konflik yang sedang viral di Komunitaz selain menemani ratunya melatih defender.
note: konflik?
- chapter 20
- chapter 35
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juhidin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chap 34 Hen Hen si Fobian
"Guys, butuh info soal Hen Hen?"
Kedua pemuda melirik sumber suara. Salah seorang segera berbalik, yang satu lagi duduk.
"Itu pertanyaan kami, Han."
"Apa dong infonya?"
"Dia (Hen Hen) didaftarkan Henpar. Lawan finalnya sendiri."
"Spil ke gue, narasumber infonya dari mana?"
"Isteri bang Giga. Voin. Yang gue bingung otornya, yang diam saja, tiba-tiba sibuk ngirim foto gitu. Helen sangat lebay."
"Helen lagi ngidam Zona Diri, Pul. Ngebet pengen telekinetis langsung tanpa perlu menari avatar. Nadi. Zona Diri."
"Buat apaan coba?"
"Ngurusin lord-nya, kali, bisa aja sih buat unjuk diri.. kalo mereka berpotensi."
"Napa gak niru si Fani?"
"Helen lagi jalan sama latihan Nadi itu, Pul."
"Lo ke sini kena potong bayaran juga, Han?"
"Gue dateng mau ngajuin proposal demo."
"Valid. Gue udah liat postnya guild Qobra. Sarang mereka kayaknya gak mau kecoreng jelek. Ep ye pe. Kami dipanggil ke sini disuruh komen soal foto elo."
"Trus.. Gaji kalian kenapa?"
"Gue sama Versus jarang masuk."
"Nah, kira-kira apa hubungannya sama foto elo, Han?" tanya Versus.
"Kalian tunggu dia (Mawar) aja. Mana gue tau."
Ting-tong..! Ting-tong! Sebuah gawai berbunyi.
Pemilik alat meraba kupingnya, lalu pemuda yang duduk itu bicara.
"Apa War?"
"Kalian berdua sini.. ke pos cetak."
"Yaya."
Percakapan itu di-speaker out. Maka ketika dua laki-laki itu pergi, Jihan membiarkan mereka.
Ada sofa panjang dekat rak map. Dari meja utama, Jihan bergerak ke sana. Setibanya, Jihan duduk dan menurunkan badan.
Jihan langsung rebahan santai.
Tanpa Jihan tahu, sosok boneka garis keluar dari balik meja, beranjak mengikuti Jihan ke sofa. Jihan pun bangun lagi begitu melihatnya.
Drrt..! Bunyi kepala si invisible, hanya membuka bagian kepala, garis leher dan tubuhnya masih stealth.
"Semua tau skill lo apa di waktu pamungkas. Gue sampein langsung sama lo, jangan pernah lakuin ultimate lagi, gimana pun sakit atinya lo. Mohon pengertiannya.."
Jihan yang menatap dan pasang kuping, langsung bangkit mengatup rahang.
"Hen Hen.. Hh! Trus.. lo.. sanggup ngetim? Minat sama Nadi?"
Hen Hen sedikit mundur sambil menganggukkan kepala, tampak bergetar.
Drrrh..!! Penutup wajah menyala kembali ke mode stealth.
Boneka orang berbalik pergi menuju indikator pintu, lari meninggalkan kantor Mawar.
"Hen.. Dulu itu pala gue denyutan. Pening banget. Giga masih aja ngikutin. Siapa gak kesel?"
Jihan tunggu, Hen Hen tak kembali lagi. Yang ada, lampu led di tembok kantor terbuka jadi lawang masuk. Jihan lemas, menghela nafas melihat Mawar.
Di perjalanannya, Mawar memperhatikan Jihan dan sesampai di depan mejanya, si tajir mengambil foto-foto yang ada.
"Hei," tegor si alumni. "Elo kok bengong gitu sih, Han? Kenapa?"
"Hhh.." garuk Jihan pada keningnya. "Ntar gue omongin."
"Oke. Sip. Tengkyu, Han. Stay bentar ya."
Mawar menghitung foto yang dikumpulkan.
"Lo gak rehat dulu War? Makan? Istirahat..?"
Acara Mawar selesai dan segera menghampiri Jihan.
"Dosa gue masih bejibun. Lagi banyak dosa ke Internal."
"Gue juga sih. Kena-lah disebut gatari. Orang yang gak tau diri."
"Gue nyita foto yang Helen bagiin ini. Gue lupa terus mau ngontek lo. Apa bener nih semua dari permit lo sama Sorrow?"
Mawar mengasongkan barang sitaan pada Jihan.
"Iya. Gue yang kasih izin," jawab Jihan sambil melihat fotonya yang sudah di tangan.
"Oke. Sip. Info valid. Sekarang.. umm, giliran gue ngejawab."
"Gue ke sini cuma mau minta ijin lo. Anak-anak Qobra ingin buka latihan di planet Helena. Mau gelar demo buat Hen Hen."
"Um, gitu ya. Gue ikut lo aja sih. Karena foto-foto ini ijin dari gue juga."
"Ya udah. Gue balikin ajalah ke yang ngebutuhin. Gue cabut dulu, War. Smile di masa prihatin kita."
"Oke. Tengkyu Han. Always prihatin."
ak mampir ya 😊