Lisa Juana Kim seorang pembunuh bayaran yang mati dengan tragis di tangan musuhnya.
Karena sebuah keajaiban dirinya kembali hidup di dalam tubuh seorang gadis remaja dari keluarga kaya raya yang baru saja melakukan tindakan bunuh diri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Nirmala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
...****************...
Sedangkan di pulau tengkorak, Tiodore dibawah ke sebuah ruangan tempat pemimpin organisasi Black Ocean menunggu kedatangan nya.
Dan sepanjang perjalanan melewati lorong, Tiodore tidak henti hentinya menahan rasa gundah di hatinya.
" Walaupun ini bukan kali pertama aku menemui orang itu, tapi rasanya ketakutan ku belum hilang juga pada kengerian orang itu." ucap Tiodore dalam hatinya.
Tiodore berjalan dengan ditemani seorang pengawal yang menyambut nya saat datang.
Hingga akhirnya kedua pria itu berhenti di depan pintu besar dengan ukiran naga di pintu tersebut.
orang yang menemani Tiodore maju menuju ke arah pinggir pintu yang ternyata terdapat alat khusus untuk melihat siapa yang ingin masuk ke dalam ruangan itu.
" Orang yang anda tunggu sudah datang tuan." ucap bodyguard tersebut ke arah kamera yang terdapat di alat pantau yang terletak di pintu besar tersebut.
Beberapa saat suasana menjadi hening karena belum ada tanggapan dari orang yang berada di ruangan itu.
Dan suasana itu semakin membuat Tiodore ketar-ketir.
Dan akhirnya setelah menunggu beberapa menit terdengar suara dari alat pantau itu.
" Biarkan dia masuk." terdengar suara parau laki-laki dari arah alat pantau tersebut.
Penjaga itu mengangguk dan mulai berjalan mundur ke arah samping Tiodore.
Tiodore hanya diam sambil terus menatap kearah pengawal itu.
" Tak...!"
"Krreeeetttt...!' suara pintu terbuka otomatis terdengar.
pintu besar itu terbuka dan membuat Tiodore sedikit terteguh.
pengawal yang bersama Tiodore segera menyuruh Tiodore untuk masuk menemui pemilik dari pulau tengkorak.
" Masuklah..!"
Tiodore menelan ludah nya karena merasa sangat gugup, tapi ia dengan hati-hati mulai berjalan masuk ke dalam ruangan itu.
Didalam ruangan itu yang lebih mirip seperti Laboratorium khusus dengan banyak alat-alat canggih yang terdapat di dalam nya.
Ini adalah ruangan yang paling tidak ingin di masuki oleh Tiodore.
Laboratorium pribadi milik ketua organisasi Black Ocean.
Dan benar saja pria tua yang menjadi pemimpin organisasi itu sedang duduk di kursi kebesarannya yang menghadap ke arah layar monitor besar dengan posisi membelakanginya.
Tiodore semakin dilanda rasa was-was.
Tiodore hanya bisa diam sambil menunggu diperbolehkan untuk berbicara oleh pria tua di depan nya.
Suasana menjadi hening karena pria tua itu belum juga memulai percakapan.
" Aku sudah mendidik mu selama bertahun-tahun, dan kau tidak pernah berhasil melaksanakan tugas- tugas yang aku berikan." pria tua itu mulai berbicara dengan nada datar.
Tiodore hanya bisa menunduk sambil mendengarkan keluhan dari pria tua itu, tanpa sedikitpun ada keberanian untuk membantah.
Pria tua itu berbicara dengan masih membelakangi Tiodore.
" Tugas pertama yang aku berikan kepada mu, tugas untuk merekrut seorang jenius seperti Black Rose." ucap pria tua itu yang terjeda sejenak.
" Tapi kau gagal."
"Tugas kedua untuk melawan Kelompok mafia The Death, dan itupun kau masih tidak berhasil." ucap pria tua itu dengan suara yang sangat dingin hingga membuat Tiodore merinding.
" Ma.. maafkan saya tuan.." lirihnya dengan wajah yang penuh ketakutan.
Tapi pria tua itu sama sekali tidak menjawab permintaan maaf dari nya.
" Aku sangat kecewa saat dirimu memutuskan untuk membunuh Black Rose, padahal aku sudah memerintahkan kepada mu untuk menarik dia kedalam organisasi ku." ujarnya yang mengutarakan kekecewaannya dengan kinerja buruk Tiodore.
Tiodore juga hanya bisa diam, dulu dirinya sudah mewanti-wanti rekan rekannya jika dirinya menginginkan Black Rose ditangkap dalam kondisi hidup seperti perintah tuanya.
Tapi si bajingan Arbeto malam memutuskan rencana sendiri untuk meledakkan diri bersama Black Rose.
Dan tentunya dirinya mendapatkan peringatan keras dari ketua black Ocean karena gagal dalam misi.
Tiodore hanya bisa sesekali melirik ke arah pria tua itu.
" Untuk kali ini, tugas yang aku berikan untuk menyingkirkan kekuasaan keluarga black harus berhasil." ucap pria tua itu yang masih tidak berminat untuk menatap kearah Tiodore.
" Dan jika sampai gagal lagi..., aku rasa hidup mu sudah tidak berharga untuk ku." timpal nya lagi.
Dan tentunya Tiodore seketika bergetar ketakutan karena mengerti jika kali ini dirinya gagal, sudah pasti nyawanya akan melayang.
...****************...
Sedangkan di universitas tempat Laura berkuliah, para mahasiswa sudah mulai pulang .
Begitu pula dengan Laura dan kedua temannya yang juga sedang berjalan beriringan menuju tempat parkir.
Tapi seketika terdengar suara jerit beberapa mahasiswi yang seperti sedang membicarakan tentang seseorang.
Lebih tepatnya seorang pria tampan yang sedang berdiri menunggu di samping mobil sport keluaran terbaru.
Dan pastinya semua orang termasuk Laura tau siapa pria itu.
" OMG..! itu tuan muda Black..!" jerit salah satu wanita muda saat melihat kehadiran Maxwell yang berdiri tegak dengan setelan jas hitam yang semakin menunjang pesona nya.
" Arkk.., sungguh sangat tampan." sahut beberapa gadis yang lainnya.
" Dia seperti potret lukisan dewa yang nyata, sungguh unreal rasanya."
Sedangkan Laura sedikit berdecak kecil saat mendengar celotehan para wanita pada Maxwell .
" Dasar wanita wanita tak tahu malu !, dan apa ini..!, untuk apa dia bergaya sok tampan seperti itu..!, dia pasti sengaja datang untuk mencari perhatian wanita wanita tak tahu malu itu..!" pikir Laura yang merasa sedikit kecemburuan, yah hanya sedikit menurutnya.
Sedangkan Julia yang berada di samping Laura juga ikut terpanah dengan pesona Maxwell .
" Sangat tampan dan berkharisma, sangat cocok untuk menjadi pasangan ku kelak." batin Julia yang sangat mengharapkan Maxwell untuk nya.
bahkan dirinya sekarang berkhayal jika Maxwell berjalan menuju dirinya dengan membawa seikat bunga mawar untuk nya.
Namun itu hanya ada di angan angan Julia, karena kenyataannya Maxwell berjalan menghampiri Laura bukan dirinya.
" Aku sudah menunggu mu,. mari aku akan mengantarmu pulang." ucap Maxwell pada Laura tanpa memperhatikan sekelilingnya yang heboh karena dirinya.
Laura memandangi wajah Maxwell dengan perasaan kesal.
" Oh benar juga, tuan muda Black bukanlah tunangan Laura ?." sahut salah seorang wanita.
Dan langsung di angguki teman temannya. " Sungguh pasangan yang sangat serasi."
Dan tentunya ucapan itu membuat hati Julia terbakar api cemburu.
" Sialan..! lagi-lagi Laura ." batin Julia mengutuk keras keberuntungan Laura .
Maxwell tidak perduli dengan dirinya yang menjadi bahan pembicaraan.
Maxwell menarik tangan Laura dengan lembut dan Laura yang jengkel hanya diam dan menurut mengikuti Maxwell yang membawa ke mobilnya.
Sepasang kekasih itu segera meninggalkan area parkir universitas sesaat setelah masuk kedalam mobil.
Para mahasiswa yang tadinya berkumpul mulai membubarkan diri tapi masih terus membahas tentang hubungan Maxwell dan Laura .
Begitu banyak pujian dan sanjungan yang dibicarakan oleh para mahasiswa.
Hingga membuat hati seseorang merasa sangat terluka akibat kecemburuan.
Siapa lagi kalau bukan Julia yang menatap penuh kemarahan ke arah Laura sejak saat Maxwell menghampiri Laura sampai mobil yang dikendarai Maxwell menghilang dari pandangannya.
Kedua tangannya mengepal kuat hingga membuat kuku kukunya memutih. " Dasar jalang sialan..!"
...****************...
