Asyifa Nadira harus menerima kenyataan pahit disaat dirinya hamil besar justru ditinggalkan sang suami mengejar wanita lain.
Dengan bekal pendidikannya dia terus berusaha membesarkan sang anak seorang diri dengan menjadi dosen di salah satu kampus terkenal.
Tanpa disangka dirinya terlibat kesalah pahaman dengan seorang mahasiswa yang mengharuskan mereka untuk menikah.
bagaimana perjalanan kisah cinta dua insan beda usia tersebut? ikuti terus ceritaku ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 Skorsing
Ada keheningan di antara mereka saat berada di dalam mobil. Ya, kini Dion dan Syifa sedang diantar oleh Pak Herman, supir pribadi Papa Wira menuju rumah.
"Maaf Mas Dion, tadi Bapak minta anda diantar ke rumah sakit untuk berobat." ujar Pak Herman.
"Nggak perlu Pak, saya baik-baik saja kok. Diobati di rumah. Tapi Syifa kamu gimana? Mau ke rumah sakit saja?" tanya Dion.
Syifa langsung menggeleng. "Langsung pulang saja. Aku nggak apa-apa." ujar Syifa.
Selanjutnya hening lagi. Sebenarnya diantara mereka ingin sekali mengobrol seperti biasa. Namun entah kenapa setelah kejadian ini tampaknya menjadi canggung.
Syifa merasa tidak enak terhadap Dion dan juga Papanya. Gara-gara dia kini Dion juga mendapatkan sanksi dan skors.
"Sayang, besok enaknya kita kemana ya? Mau liburan nggak?" ucap Dion tiba-tiba.
Syifa pun mengerutkan keningnya. Terkejut dengan penuturan pria itu barusan.
"Ha? Liburan? Kan kita lagi di skors Dion." ujar Syifa.
"Ya sama aja kan. Lumayan loh kita kan belum honeymoon." jawab Dion dengan entengnya.
"Masak di skorsing malah pergi honeymoon. Yang bener aja Dion. Jangan kira skorsing itu malah enak-enakan ya. Kita tetep dapat tugas. cuma nggak dibolehin ke kampus aja." omel Syifa.
"Hmmm.. Iya deh iya. Di rumah aja ngekepin kamu. Kan punya istri cantik mestinya di sayang-sayang di rumah." goda Dion sambil menggelayut manja di lengan Syifa.
"iiih.. Dion apaan sih. Malu tau sama Pak Herman tuh." protes Syifa seketika.
Sementara Pak Herman yang sedang menyetir sejak tadi hanya bisa mengulum senyum melihat kebucinan majikannya.
Akhirnya sampai juga mereka di rumah. Tampak Mama Rina langsung berjalan ke teras untuk menyambut Dion dan Syifa.
"Sayang, kalian nggak apa-apa? Tadi Papa nelfon kalau- ya ampun Dion wajah kamu babak belur begini. Syifa lagi dagunya kenapa sayang? Udah ayok cepet diobati." Mama Rina tampak tergopoh-gopoh mencari kotak obat.
Tentu saja sebagai orang tua Mama Rina pasti akan panik dan khawatir apalagi masalah ini menyangkut Syifa juga.
"Ma, biar Syifa yang mengobati. Kami baik-baik saja kok ma." jawab Syifa.
"Mama dari tadi nggak tenang. Apalagi katanya kalian di skors ya." ujar Mama Rina.
"Iya ma, maaf ya ma jadi buat mama khawatir begini. Bella mana ma?" tanya Syifa.
"Nggak apa-apa lagi sayang, kalau lihat kalian baik-baik saja Mama jadi lega. Bella main di taman belakang sama mbak. Yaudah kalian istirahat saja ya. Mama mau tengokin Bella dulu." Mama Rina pun meninggalkan mereka berdua.
Syifa mengambil salep untuk luka memar Dion. Dengan telaten dia mengoleskan ke pelipis Dion yang agak memar.
"Sakit ya? Maaf." ucap Syifa dengan khawatir.
"Hmm.. Udah bilang maaf ke berapa ini? Awas ya ngomong maaf lagi aku hukum." ujar Dion.
Seketika Syifa menunduk. Padahal niat Dion hanya bercanda tapi Syifa menanggapi terlalu serius.
"maaf.." lagi-lagi tanpa sadar Syifa Mengatakan hal itu lagi.
Dion mengangkat wajah Syifa dan langsung mencium bibirnya. Syifa hendak meronta namun tangan Dion menahan tengkuknya agar tak bergerak.
Ciuman itu semakin menuntut dan menghasilkan lum atan - lum atan yang membuat Syifa terbuai hingga mereka lupa bahwa saat ini keduanya masih berada di ruang keluarga.
Syifa mulai membalas ciuman Dion dan mengalungkan kedua tangannya di tengkuk Dion. Menikmati segara aduan dua benda kenyal itu. Sementara Dion kini sudah menarik tubuh Syifa agar berada di pangkuannya.
sementara Mama Rina yang hendak pergi ke depan harus melewati mereka dibuat melongo dan langsung mengurungkan niatnya.
Dia kelimpungan sendiri melihat ulah anak-anaknya yang sedang dimabuk cinta.
"Kalau mau begituan pindah kamar gih. Kasian tuh mamamu mau lewat jadi sungkan." suara bariton seorang pria langsung menyadarkan keduanya.
Syifa langsung meloncat dari pangkuan Dion. Dia sangat terkejut dan juga malu. Sementara Dion tampak salah tingkah sendiri. Bisa-bisanya mereka bercumbu sampai lupa tempat.
"Eh, Papa. Kok udah pulang pa?" tanya Dion basa-basi.
"Papa cuman mau mampir aja. Memastikan keadaan kalian, eh ternyata sudah.. Yaudah." entah kenapa Papa Wira tampak memotong ucapannya. Lalu melempar senyum dan menepuk bahu Dion.
Sementara Syifa sejak tadi diam tak berkutik dengan wajahnya yang memerah seperti tomat.
Dion pun menarik tangan Syifa untuk menaiki tangga menuju kamarnya meninggalkan kedua orang tuanya.
"Dasar bucin.." Papa Wira menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan anak dan mantunya.
"Dio ih, dasar nakal. Bisa-bisanya ngajak ciuman di ruang keluarga. Kan malu banget aku sama mama papa." protes Syifa yang dibarengi cubitan di pinggangnya.
"Tapi kamu juga menikmatinya kan?" goda Dion.
Seketika wajah Syifa semakin merah. Padahal sudah menikah berbulan-bulan tapi Syifa masih saja merona begini.
Walaupun hanya melihat Dion saja kadang Syifa bisa salah tingkah sendiri. Terpesona dengan ketampanan suaminya yang paripurna.
"Justru sebenarnya aku ingin kita 'melakukan itu' di setiap sudut rumah ini." ucap Dion sengaja menggoda.
"Jangan ngada-ngada ya. Kita kepergok di ruang keluarga saja aku malunya setengah mati." omel Syifa.
"Sayang, lanjutin yuk." Dion memajukan bibirnya hendak mencium Syifa.
"Enggak, aku mau mandi dulu. Gerah." ujar Syifa.
"Eh, sama. Mandi bareng yuk." tawar Dion.
"Kalau sama kamu yang ada nggak cuma mandi. Yaudah ayok." Syifa berjalan menuju kamar mandi diikuti Dion di belakangnya.
Dan benar saja, baru beberapa saat mereka masuk ke dalam kamar mandi sudah terdengar suara leng uhan dan des ahan keluar dari mulut keduanya.
...****************...
Selesai mandi kini keduanya keluar dari kamar mandi dalam keadaan segar. Syifa mengenakan bathrobe sementara Dion hanya melilitkan handuk persegi panjang di pinggangnya tubuh atasnya dibiarkan shirtless menampilkan tonjolan otot-otot perutnya yang kotak-kotak.
Syifa hendak menuju walk in closet untuk berpakaian namun tiba-tiba Dion menariknya menuju ranjang.
"Sayang, aku mau pakai baju dulu." protes Syifa.
"Entar aja lah. Masih siang juga." ujar Dion sekenanya.
Syifa pun akhirnya menuruti Dion. Dia menyandarkan tubuhnya di headboard sementara Dion langsung mengungkung Syifa.
Dibukanya tali bathrobe Syifa dan Dion mulai menyibakkan kain itu. Terpampang Lah dua gundukan kenyal itu yang tampak padat bulat dan mulus.
Dion langsung membenamkan wajahnya diantara benda kenyal itu.
"Hmmm.. Wangi, seger." gumam Dion.
"iya lah, kan habis mandi." jawab Syifa.
Dion pun langsung memainkan benda itu. Meremas dan menjilati ujungnya seperti es krim.
"Dion jangan kenceng-kenceng ngisepnya. Nanti airnya keluar." protes Syifa.
Dion pun hanya nyengir kemudian melanjutkan kegiatannya melahap ujung benda itu yang berwarna pink.
Syifa yang melihat Dion dari atas pun hanya bisa terkekeh geli.
"Kamu mirip bayi tau kalau gitu. Dasar bayi besar." ujar Syifa sembari membelai rambut Dion.
Sementara Dion mendongakkan wajahnya sebentar menatap Syifa dengan bibir yang tampak basah.
"Kan ini kakaknya Bella. Jadi minta jatah juga." goda Dion.
"Enak aja. Tadi bilangnya Papa kok sekarang Kakak." protes Syifa.
Dion semakin menurunkan ciumannya hingga sekarang berada di perut rata milik Syifa. Pria itu terus menyusuri setiap jengkal perut dan pinggang Syifa hingga membuatnya kegelian.
Satu hal yang membuat Dion takjub adalah bentuk tubuh Syifa yang sangat ideal dan sexy. Padahal dia pernah melahirkan dan menyusui namun tubuh istrinya itu bahkan masih tampak seperti gadis perawan. Kencang dan terawat.
"Kalau ini nanti tempatnya adeknya Bella." ucap Dion sambil mengecupi perut Syifa.
"Ahh.. Geli Dion.. Emangnya kamu pengen cepet punya anak?" tanya Syifa.
"Hmm.. Iya enak kali makin rame rumah." ucap Dion sambil menatap Wajah cantik istrinya dengan senyuman.
Sementara Syifa yang awalnya tersenyum kini seketika pudar senyumannya.
Aku tidak bisa sekarang. Batin Syifa dalam hati.
...****************...
Apakah di season2 Hana akan hamil thor...🤔🤔🤔
Lom lagi lo tau siapa yg udah lo jambak.
Kalok sampek lo tau siapa kakak tuh gadis???
Mampus lo...
Macem"sama keluarga papa Wira...
Ayo Mas Dion,Hamilin tuh bu Dosen /Facepalm//Facepalm/
Cusslah Gasskeun...💪💪💪💪💪
Jangan kasih kendor...
Hajar truss sampai gemporrr...😄😄😄