"A Marriage Of Revenge"

Setelah tuan Asa mendapat kiriman kedua yang isinya lebih gong dibandingkan yang sebelumnya kini dia benar-benar semakin memperhatikan rekaman-rekaman keamanan di sekitar rumahnya itu.

Malam harinya Bara dan Celsi berkunjung ke kediaman Tritayasa untuk pertama kalinya setelah Marna pernah di sekap langsung oleh Bara. Beberapa hari setelah kejadian itu Marna memang sempat curiga karna bara hanya datang sendiri dengan raut murungnya dan bahkan pernah sekali hampir lupa pulang, jadi keduanya berniat lagi untuk menunjukkan kepada Marna kalau hubungan mereka aman-aman saja.

“Selamat malam Tuan dan Nyonya, Di luar ada tuan bara dan nona Celsi” Ucap kepala pelayan itu pada majikannya yang sedang asyik mengobrol sembari menyaksikan tayangan televisi kesukaan keduanya.

Karna masih kesal pada anaknya itu tuan Asa tak terlalu menggubrisnya. “Suruh saja mereka masuk lagian kan sudah biasa juga bertamu kesini kami sedang menikmati film favorit kami, kamu boleh keluar” Ujar Marna menggantikan suaminya menanggapi pelayan itu karna Tuan Asa sudah memasang raut tak senangnya.

Alhasil pelayannya itu menyampaikan yang sesuai dia dengar dari Marna, lalu Bara pun memutuskan untuk mengajak Celsi ke kamarnya, karena sejak mereka menikah dia belum pernah mengajak Celsi ke kamarnya yang ada di dalam rumah itu.

“Ini kamar kamu sendiri sudah sebesar dan seluas rumah aku dulu.....” kata celsi saat melihat lihat kamar itu dan kagum dengan bentuk, desain dan hiasan dinding yang menghiasi kamar.

“Seluas apapun ini gak jadi tempat nyaman buat aku, karena aku gak nemui Aketenangan disini” balasnya

“Hemmmm maaf yahhh aku malah buat kamu ingat sama masa kelam kamu” kata celsi

“Enggak usah minta maaf kali, udah sini biar aku tunjuki hal yang lebih menarik dan kamu pasti suka” ajak bara sembari menarik tangan celsi dengan lembut ke arah pintu yang ada di sudut kamar itu.

Mereka masuk kedalam kamar dan disana banyak sekali rekaman yang kini berjalan di rumah itu, ini adalah rekaman tersembunyi yang di buat khusus oleh bara di rumah itu untuk mendapatkan banyak informasi penting yang ingin dia cari tahu, bahkan ini sudah ada sejak 5 tahu lamanya tapi belum ada yang mengetahuinya karena memang rekam jejaknya sangat susah di temukan.

“Memang mereka gak pernah masuk ke dalam kamar kamu?” tanya celsi

“Enggak pernah, bahkan kalau aku bisa jujur sejak kecil pun papa ku tidak pernah menginjakkan kakinya langsung untuk mengecek keadaan ku di dalam kamar ini, tapi untungnya itu membuat ku lebih mudah berbuat hal hal yang tak mereka pikirkan, semua rekaman rahasia ini hanya aku yang bisa mengakses” katanya menjelaskan

“Tapi keren sihh, memang bentuknya gak kayak cctv biasa yahh”

“lebih tepatnya ini adalah bentuk lampu” ujar nya

“Ouhhhhh pantas saja gak ketahuan” kata celsi menyimpulkan.

Lalu keduanya kembali dengan sikap keponya, mereka membuka rekaman malam itu juga tepatnya di ruangan TV tempat Tuan Asa dan Marna sedang asyik menyaksikan film favorit mereka. Dengan sangat jelas terdengar apa yang menjadi pembahasan keduanya, boro-boro menonton dengan serius keduanya malah tampak sedang membahas hubungan Celsi dan Bara

REKAMAN SUARA YANG TERDENGAR

“Pa.... gak masalah kita gak nemuin mereka, kan celsi ikut pa... nanti dia malah sakit hati lagi?” tanya Marna dengan sikap munafik nya yang membuat celsi memasang raut tak suka.

“Sudahlah biarin saja, lagian bara pasti mengajaknya keliling-keliling di sini” balas tuan Asa

“Ya sudah lahh kalau papa sudah bilang aman artinya gak masalah hehehhe” kata marna lagi

“Kamu memangnya mau nemuin mereka? Kalau memang mau ya silahkan papa gakpapa kok nonton sendiri” sambungnya lagi

“Hmmmm tidak usah dehh pa... mama segan kalau gak sama papa” ucap Marna

“Okelah, kamu gak usah selalu gak enakan sama mereka, lagian sudah tugas mereka lebih sopan sama kamu, kan kamu sudah jauh lebih tua” ujar tuan Asa

“Iyaa sih pa.. tapi kan Mama ingat kalau posisi mama ini bukan yang pertama, dan mama akui kok kalau jadi orang tua sambung memang gak semudah itu, apalagi Bara sudah menikah, tadinya mama pikir setelah menikah hubungan kami bisa bisa lebih dekat karena sudah ada menantu kan, tapi nyatanya sama saja pa.. mama bingung sekali bagaimana caranya biar bisa dapatin hati Bara, setidaknya sekali saja Mama dengar dia panggil MAMA dengan tulus, tapi ya sudahlah mungkin Celsi pun belum bisa menjadi teman hidup yang positif bagi bara” Ucap Marna

"Papa tahu bagaimana perasaan kamu ma... dan karena itulah sampai saat ini papa belum bisa hilang rasa kesalnya pada bara karena dia kurang sopan dan kurang bisa jaga mulutnya” sahut tuan Asa

“Emmm pa.. aku ada pertanyaan tapi ini sedikit mencondong ke Celsi sihh” Ucap Marna memancing

“Apa itu?” tanya tuan Asa

“Papa pernah gak curiga sama kemunculan Celsi yang secara tiba-tiba di kelurga kita, apalagi kan dengan embel-embel pernikahan yang dirahasiakan, ya memang sebagai keluarga terpandang kita harus lebih privat soal hubungan percintaan apalagi Bara kan, tapi kan kemarin lagi rame ramenya tuh artikel tentang perjodohan bara dan Yuli terus tiba-tiba saja bara datang dan kenali istrinya sama kita, sebenarnya mama sudah mau tanya dari dulu-dulu sih tapi baru dapat kesempatannya sekarang” tanya Marna

“Sebenarnya tanpa kamu tanya, saat ini papa pun sedang mencari tahu identitas perempuan itu, tapi dengan cara yang sangat hati-hati jangan sampai di antara mereka ada yang tahu kalau papa sudah curiga, dan papa juga sedikit curiga dengan hubungan mereka” kata tuan Asa

Mendengar perkataan suaminya itu seakan membuat hati Marna semakin senang, senyum puas yang terlihat di rautnya membuat Celsi dan Bara juga sedikit geram dengan keusilan Perempuan jahat itu.

“Bara sudah mati in aja, aku muak dengar itu orang” pintah Celsi sembari menutup kupingnya dengan kedua tangannya.

MEREKA SELESAI MENDENGARKAN REKAMAN ITU.

“Apa sih maunya dia? Kenapa coba harus mancing-mancing tanyai soal aku, kesal tahu...” kata Celsi masih tak terima

“Sudah-sudah dari pada kamu kesal sama mereka berdua sih lebih tepatnya, mending kita tunjuki kalau semua opini mereka tentang kita salah, apalagi soal hubungan” kata Bara

“Bagaimana caranya bar.. lagian papa kamu sudah curiga sama aku, kebongkar dong bentar lagi, padahal masih ada satu hal penting yang mau aku cari tahu sebelum game over” kesal Celsi dengan nada lumayan tinggi

“Hufffffff kamu kan belum dengar rencana aku kenapa sudah marah dan kesal gini?” tanya bara

“memang apa rencana kamu?

“Kita harus punya anak” Ucap bara spontan tanpa jeda, tanpa ragu dengan tegas dan jelas, itu berhasil membuat mata Celsi terbelalak tak sangka-sangka yang akan di ucapkan oleh bara adalah hal sensitif itu.