Jinwoo seorang prajurit bermasalah dari Korea Selatan, di kirim ke sebuah negara yang sangat kacau, dan banyak hal hal yang tidak terjadi terjadi di sana, negara yang kacau tidak hanya memerlukan tentara, tetapi mereka juga perlu tenaga medis, dan Renata yang merupakan seorang dokter, juga ikut ke sana, dan disanalah, benih benih cinta mereka berdua tumbuh
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku atau dia
Lee dan Choi bekerja seperti biasa, namun ada yang membuat mereka tidak nyaman, yaitu kabar pernikahannya Renata dan Rafael, Choi jelas tau hal ini, karena beberapa waktu lalu dia sempat membaca pesan dari Renata,
Choi menatap Lee yang sedang membuka berkas penting nya " apakah kau tidak pernah memikirkan dokter Renata lagi? " nada bicara dan kosa kata yang Choi gunakan sangat santai, seperti nya saat ini dia bicara sengaja seorang teman, bukan bawahan,
Lee menatap Choi, dia membuka berkas yang awal nya ingin dia baca " setiap waktu Choi, setiap waktu aku memikirkan nya, mau tau bagiamana kabar nya dan sedang apa dia disana " duduk dan mulai termenung,
" Aku tidak tau mengapa, tapi aku merasa tak seharusnya aku menyembunyikan hal ini dari mu, tapi apakah pantas aku untuk mengatakan nya? " me atau Lee,
" Kau tau kan, aku sama sekali tidak pernah menyembunyikan apapun dari mu, jadi kau juga harus begitu, katakan pada ku ada apa? " me atau Choi,
" Beberapa hari lalu, mungkin itu adalah pernikahan dokter Renata dan juga Rafel, aku sempat membaca pesan dari Renata waktu itu, itu adalah undangan pernikahan "
Lee terdiam, menatap sesuatu yang tidak seharus nya ia tatap, dia keluar dari sana dan segera mencari udara segar,
" Lee! " teriak Choi melihat Lee yang berjalan lurus tanpa arah,
Lee duduk di salah satu bangku yang ada di belakang kantor mereka, dia menatap langit yang biasa ia tatap bersama Renata dulu,
Sampai,
" Sayang " ucap Hyejin datang mendekati Lee yang terdiam,
Lee mengusap air mata nya, saat ini emosi nya tidak bisa ia kendalikan, ia sangat ingin marah, tapi ia tidak mungkin marah dengan Hyejin " ada apa? " ucap Lee me atau Hyejin,
Hyejin memberikan makanan yang ia bawa, ada beberapa kue, nasi dan juga lauk pauk, karena Lee sudah lama tidak kembali ke rumah, " aku membawa kan makanan untuk kamu, terus kalau kamu mau bagi sama Choi itu boleh " membuka beberapa tempat yang ia gunakan untuk membawa makanan,
" Aku akan makan nanti, kau pulang lah, di sini panas dan juga tidak nyaman, ada debu dimana-mana " pinta Lee dengan nada bicara yang lembut,
" Tidak, aku masih mau di sini, aku ingin makan bersama mu, dan juga aku ingin bertemu ayah " bersandar di bahu Lee,
Lee terlihat risih, dia menggeser pelan kepala hyejin menjahit dari nya " ayah ada di ruangan rapat sekarang, mau aku antar ke sana? " masih dengan nada bicara yang lembut,
" Aku masih mau di sini, mau makan sama kamu, aku juga udah bawa makanan untuk kita, mending kita ke ruangan kamu aja " berdiri dan mengandeng tanggan Lee, seolah ingin membawa Lee pergi bersama nya,
Lee sudah muak, dia sudah tidak tahan, berulang kali sudah dikatakan, bahwa ia merasa tidak nyaman, tapi Hyejin tidak mengerti semua ucapan yang Lee katakan, walau itu tidak langsung,
" Aku sedang tidak ingin makan dan aku juga sedang tidak ingin bersama mu Hyejin " ucap Lee sedikit membentak,
Hyejin menatap Lee " ada apa ini? Apakah aku salah dengan mu? aku baru datang setelah dua Minggu kau bekerja di sini " ucap Heyjin,
" Aku meminta mu untuk datang? tidak kan? saat ini hati ku rasa nya hancur, perasaan ku tidak nyaman, bisa aku minta waktu untuk sendirian? " memohon,
" Kau selalu begitu, selalu meminta waktu sendirian, apakah aku kurang menjaga jarak? " mulai kesal,
" ya, tolong mulai hari ini, kau jaga jarak dengan ku, aku sudah muak Hyejin, hanya karena kau sakit, aku harus membuat semua drama ini? " membentak Hyejin, lalu membuka cincin pernikahan nya dan mencampakkan nya ke arah Hyejin, kemudian pergi dari sana,
" Lee! " teriak Hyejin, namun Lee sama sekali tidak menoleh, dia terus saja berjalan