Dua wanita kembar yang menjalani takdir masing masing. Inha dengan karakter pendiam dan terpaksa menikah dengan seorang duda beranak satu dan Inka yang selalu ceria dan mencintai seorang pria yang terlihat tidak menyukainya .Namun, ternyata ia salah karena pria itu selalu menyukai dalam diam.
Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja? Mampukah Inha menerima status sebagai ibu sambung di usia muda nya?
Bisakah Inka keluar dari situasi tersulit di hidupnya?
Selamat membaca.... 🥰😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Han_hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Esok hari Inka melihat Alif yang sedang sarapan bersama ibunya. Ia tahu kalau kakaknya mengambil cuti dan ingin menghabiskan waktu bersama keluarga. Inka dengan cepat memeluk kakaknya dari belakang, namun pelukan nya begitu erat hingga membuat Alif sesak nafas.
"Lepasin, Ka! Kau ingin membunuhku. " Alif menjitak kepala adiknya yang menyebalkan, membuatnya sulit bernafas.
"Sakit, huuuaaa.... Mama mas Alif mah, Kepala Inka sakit dan retak gara-gara dijitak" Inka pura-pura menangis dan mengadu pada ibunya dan bersikap berlebihan. Navysah hanya terkekeh melihat Inka yang kekanak-kanakan.
"Tidak lucu! " dengus Alif
"Mas yang tidak lucu. " Inka menarik kursi di sebelah Alif dan mengambil nasi untuk sarapan. "Kau tahu mba Anggrek selalu sedih saat bercerita tentangmu. Mas tega ya, bikin wanita menangis. "
"Diamlah."
Inka hanya menatap malas, seperti biasa Alif tidak banyak bicara dan fokus lagi dengan sarapannya.
"Mas, kau tahu. Mba Anggrek hampir saja dilamar dokter Reza karena pria itu mengira mba Anggrek masih jomblo. " Inka menceritakan kejadian dua bulan yang lalu saat ia tidak sengaja berkunjung ke Anggrek di rumah sakit. Pria bernama Reza itu terang-terangan membawa cincin dan bunga serta mengungkapkan rasa cintanya pada Anggrek. Ia tidak tahu kalau Anggrek sudah bertunangan karena selama ini gadis itu jarang bersama laki-laki.
"Kau diamlah. " Alif tidak tertarik dengan cerita adiknya
"Andai saja aku mba Anggrek sudah pasti ku terima lamaran itu daripada menunggu pria brengsek yang tidak pasti kapan dinikahi, Lama-lama jadi perawan tua. " Ucapnya sembari menyindir
Alif sedikit tersulut emosi dengan sindiran adiknya yang cerewet itu. Ia pun menatap tajam wajah Inka dengan kesal. Alif sudah tidak berselera makan.
"Sayang... " Navysah memberikan kode agar Inka diam. Dan tak berapa lama Anggrek datang sendirian, ia melihat tunangannya makan dengan tenang.
"Mah... " Anggrek mencium takzim tangan Navysah yang sudah ia anggap ibu sendiri. Lalu ia menatap Alif yang hanya tersenyum simpul tanpa mengatakan apapun.
"Makanlah terlebih dahulu setelah itu bicarakan baik -baik, nanti mama akan pergi menjenguk Om Feri yang sedang sakit kalian baik-baik di rumah." Navysah merapihkan piringnya lalu bergegas pergi.
"Ah, sudahlah lebih baik aku juga pergi daripada melihat keromantisan mas Alif, hihihi... " Inka sengaja menyindir kakaknya yang pendiam. Ia tahu Alif bukan pria romantis, mana ada seperti itu.
"Makanlah." Alif
"Tidak, Terima kasih. " Anggrek masih saja menatap wajah tunangan nya, berpisah beberapa bulan membuat nya rindu. Tapi, pria ini seolah tidak menampakkan rasa rindu sama sekali. Ia masih saja diam bahkan tidak meminta maaf sekalipun.
"Kita bicara di kamar. " Alif pergi tanpa menggandeng tangan Anggrek, dan itu semakin membuat Anggrek sedih bahkan berkaca- kaca. Alif telah berubah.
Alif membalikkan badan dan masih saja Anggrek berada di tempat nya bahkan gadis itu hanya diam menatapnya lagi
"Ayo... " Mau tak mau Alif menggandeng tangan Anggrek dan membawanya ke dalam kamar
"Maaf.... " Satu kalimat yang keluar dari mulut Alif. Pria itu bahkan duduk di pinggir ranjang sembari menatap Anggrek yang duduk di sofa.
"Maaf untuk apa? " Anggrek mendekat, tak ingin berjauhan saat bicara dengan tunangan nya.
"Untuk semuanya, aku sering membuatmu menangis dan__"
"Kapan kita akan menikah? " Anggrek dengan cepat memotong perkataan Alif.Ia ingin tahu apa Alif masih serius padanya.
"Nggrek... "
"Lif, kita sudah lima tahun lebih bertunangan dan sekarang kau bicara tanpa kepastian. Aku lelah dengan semua ini. Aku lelah selalu menunggumu dan seperti orang bodoh yang selalu berharap kau akan membalas pesanku, huhuhu... " Anggrek menumpahkan segala rasa kesalnya pada Alif, ia memukul dada pria itu dengan keras dan menangisi pria itu.
"Ngrek, tenanglah. " Mau tak mau Alif memeluknya agar dia tenang.
"Bahkan kamu sekarang berubah, sebenarnya kamu masih menginginkan aku atau tidak? "
"Jawab Lif!!" Anggrek kesal karena Alif hanya diam dan memeluknya.
"Apa ada wanita lain selain diriku? "
"Jawab Lif!! " Anggrek kian menangis, hatinya sudah resah saat Alif pindah tugas ke Bandung. Takut Alif akan berpindah hati dengan gadis disana.
"Tidak ada. " Alif mengelak
"Bohong!! "
"Jika kamu mencintaiku, ayo kita menikah minggu depan! "
"Ishh... Kau itu, pernikahan butuh persiapan dan aku masih ingin menjadi dokter sukarelawan. Aku masih sibuk dengan jadwal operasi pasien nggrek.Tolong bersabarlah satu tahun lagi. Aku akan menikahi mu. "
"Bohong! Bilang saja ada gadis selain aku kan! Siapa gadis itu? "
"Kau memintaku bersabar setahun lagi itu dua tahun yang lalu Lif, dan sekarang kau meminta aku menunggu lagi. " Anggrek masih ingat ucapan Alif akan menikahinya dua tahun yang lalu.
"Ngrek, please. Aku tidak ingin bertengkar denganmu jadi kita akhiri obrolan kita. "
"Tidak! Aku masih ingin bicara dengan mu. Apa aku menganggu pekerjaanmu jika kita menikah. " Anggrek masih ingin meminta kejelasan dari tunangan nya.
" Alif, katakan padaku dengan jujur. Apa ada wanita lain yang kau sukai? "
Alif hanya diam.
" Apa kesetiaanku masih kurang, apa wajahku kurang cantik hingga kau menyukai wanita lain. "
Alif hanya tersenyum simpul
"Aku butuh jawaban bukan senyuman. " Ketusnya
Alif mencium pipi Anggrek dengan lembut. " Tidak ada wanita selain kamu. " Bisiknya
Anggrek yang haus akan kasih sayang Alif tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Tak peduli jika ada wanita lain di hati Alif, ia akan berusaha merebut kembali apa yang menjadi miliknya. Darah seorang Jasmine yang mengalir di tubuhnya membuat ia bertindak berani dan liar. Ia melumat bibir Alif , menciumnya secara bertubi-tubi. Alif pun seorang pria dewasa yang tahu apa yang diinginkan oleh tunangan nya. Ia pun sebenarnya merindukan Anggrek namun bagaimana lagi jarak memisahkan mereka.
Tanpa sadar tangan Anggrek yang nakal ikut melucuti kaos Alif. Begitu pun juga dengan Alif. Mereka saling membalas hingga sang gadis hampir saja telanj*ng.Mereka saling menyentuh titik-titik lemah dari pasangan.
"Anggrek stop! " Nafas Alif terengah, ia hampir saja khilaf dan merenggut kesucian gadis nya.
"Kenapa? Aku ingin Lif, aku sudah tidak bisa menahan hasrat ini. " Anggrek pun masih menghiba agar Alif mau mengikuti keinginan nya.
"Jangan ngrek. " Alif masih mengatur nafas nya dan berbaring di samping anggrek. Lalu menyelimuti gadis itu.
" Jangan seperti ini lagi, aku bisa khilaf. "Ucapnya
Anggrek sebenarnya malu sudah melakukan hal yang merendahkan harga dirinya. Namun, rasa cinta nya pada Alif membuat nya hilang akal.
" Aku mencintaimu Lif. "
"Aku tahu. "
"Kau mencintaiku tidak? " Namun pria itu hanya menghela nafas panjang nya.
"Alif, kau cinta aku tidak? " Tanyanya lagi
"Oh ya ampun, sudah berjalan lima tahun lebih kau masih tanya aku cinta kamu atau tidak. " Dengusnya
"Karena kau tidak pernah bilang cinta padaku, tidak romantis dan setelah kejadian tadi baru kau melunak dan mau bicara padaku. "
"Nggrek, aku memang bukan pria romantis tapi kau tahu kan kalau aku sayang padamu. "
Anggrek tahu Alif memang pendiam dan tidak banyak tingkah hingga ia percaya kalau pria itu tetap setia dan dengan cepat Anggrek menganggukkan kepalanya.
"Jujur aku belum bisa menikahimu karena Renata. " Alif harus jujur agar tidak ada kesalahan pahaman lagi diantara mereka
"Siapa Renata?! " Anggrek terlonjak kaget saat mendengar nama seorang gadis disebut oleh Alif.
"Tutupi dulu bagian dadamu, aku tidak ingin khilaf. " Alif membuang wajahnya kearah lain. Selimut yang tersingkap membuat dada Anggrek terlihat. Dengan cepat gadis itu menutupi dengan selimut
" Tunggu dulu, kenapa itu semakin besar dan padat." Alif mengalihkan pembicaraan sesaat setelah melihat sesuatu yang ia rasakan tadi bertambah padat dan kenyal.
" Aku bertambah dewasa Alif bukan mengecil, aku juga fitnes makanya ini bertambah kencang. Kau baru saja mencicipi nya apa kau tidak ingin merasakan nya sampai mabuk kepayang. "Anggrek mengerlingkan matanya, menggoda sang tunangan
Alif hanya menelan salivanya. Ia pria normal yang memiliki hasrat dan keinginan namun dengan cepat ia membalikan badan mencoba mengontrol diri. " Cepatlah pakai bajumu, aku tidak mau ada orang yang melihat kita seperti ini. "
"Memangnya kenapa, kita sudah bertunangan. " Anggrek malah sengaja menggoda, ia memeluk Alif dari belakang bahkan sengaja menindih pria itu.
"Anggrek, pakai bajumu atau aku pulang ke Bandung sekarang! " Ancam Alif
Dengan cepat Anggrek memakai semua pakaian nya, ia tidak ingin Alif pergi dari rumah lagi.
"Siapa Renata itu? "Tanyanya setelah selesai memakai pakaian nya.
" Dia anak pemilik rumah sakit, seorang mahasiswi kedokteran. "
"Lalu apa hubungannya dengan mu? " Tanyanya penasaran
"Sepertinya gadis itu menyukaiku. "
Anggrek menatap tajam Alif dengan kesal. " Katakan padaku sejujurnya.
Flashback On Alif
Aku berjalan menyusuri lorong rumah sakit setelah selesai melakukan operasi. Hari ini hanya ada satu jadwal operasi yang ia lakukan. Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore dan perutku terasa lapar. Pekerjaan sebagai seorang dokter membuat diriku sering telat makan dan ini hal biasa .
Sembari mengirim pesan ke Anggrek, Aku tidak fokus dengan sekeliling nya dan tanpa sengaja ada seorang gadis yang menabrak nya.
"Bruk..!! "
"Aww... " Gadis itu terjatuh tepat di hadapanku. "Maaf aku tidak sengaja. " Ujar nya
" Hmm. " Aku mengulurkan tangan pada gadis itu. Ia tidak peduli siapa yang salah yang terpenting saat ini ia hanya ingin cepat-cepat pergi ke kantin dan makan.
" Aku minta maaf karena sudah menabrak mu. "Ujar gadis itu lagi.
" Hmm.. permisi. "Aku tak ingin banyak bicara basa basi karena ia pun sebenarnya juga salah lebih fokus pada ponselnya.
Dan beberapa hari kemudian gadis itu sering datang ke rumah sakit, ternyata Renata anak dari dokter Gery, pemilik rumah sakit. Beberapa kali gadis itu mencari perhatian dengan Alif, bahkan tidak sungkan menyapanya saat istirahat di kantin . Dan kejadian membuat desas desus rumor diantara mereka. Hingga akhirnya suatu hari Alif dipanggil oleh pak Gery untuk bicara empat mata.
" Sepertinya anak saya menyukai dokter Alif. " Pak Geri mengulas senyum, sudah dua bulan ini anaknya sering berkunjung dan lebih rajin pergi kuliah.
"Kami hanya teman , pak. "
"Kalau dokter mau jadi pacar anak saya juga tidak apa-apa, hahaha... " Kelakar nya
"Beberapa bulan ini dia rajin dan patuh, aku juga menyukai dokter Alif yang selalu profesional dan baik saat menangani pasien. "
"Maaf Pak saya sudah bertunangan. " Aku pun memamerkan cincin di jari kiri. Memang sengaja ku pakai agar selalu ingat bahwa ada Anggrek yang selalu menunggu diriku. Cincin ia lepas hanya saat melakukan operasi.
Dengan menggunakan cincin itu Alif tidak perlu capek-capek menjelaskan bahwa dia milik orang lain.
"Ah, sayang sekali padahal aku pun tertarik dengan dokter Alif . " Gery masih menampakkan senyumnya
" Dokter Alif, maukah kau membantuku untuk dua tahun ke depan. Anakku, Renata sepertinya menyukaimu dan aku melihat dia lebih semangat belajar. Jika engkau berkenan tolong support agar Renata bisa cepat lulus dari fakultas kedokteran. "
"Tapi pak sa__." Belum sempat Aku melanjutkan perkataan nya, pak Gery menyela.
"Saya akan memberikan ilmu yang saya punya, kamu bisa belajar dari saya bagaimana menjadi dokter senior. "
"Renata salah satu kebanggaanku yang akan melanjutkan rumah sakit ini, saya sebagai seorang ayah sangat berharap dia berhasil dan sukses tapi melihat kemampuan dia saya masih ragu, kuliah malas, sering bolos, suka clubbing tapi setelah berteman dengan dokter dia berubah drastis dan aku melihat perubahan itu. "
" Renata berubah karena keinginan dia sendiri pak, bukan karena saya. "
"Kamu salah, aku ayahnya dan tahu betul sifat anakku. "
"Dia tertarik dengan mu. "
" Dua tahun saja, tolong bantu aku dan dokter Alif bisa belajar dariku. Aku akan memberikan ilmu dan kesempatan lebih untukmu jika mau membantu anakku lulus dengan baik. " Pintanya dengan menghiba.
"Renata tidak akan suka jika aku yang memberikan ilmuku. Dia keras kepala jadi butuh seseorang yang bisa membuat nya bersemangat untuk belajar. "
Alif bimbang dengan permintaan dokter Gery, jujur saja disatu sisi aku butuh ilmu lebih untuk menjadi dokter profesional.Namun di sisi lain, ada Anggrek yang butuh kepastian dariku.
wkwkkwkw
🤭🤭