NovelToon NovelToon
Terjebak Dalam Dunia Pria Yang Mengaku Suamiku

Terjebak Dalam Dunia Pria Yang Mengaku Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Time Travel / Dokter Genius / Cinta Beda Dunia / Penyeberangan Dunia Lain / Dark Romance
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Azida21

bijak dalam memilih bacaan!


"Kamu... siapa?" bisik Zeya lirih, tangan kirinya memegangi kepala yang berdenyut hebat.

Pria itu tersenyum lembut, menatapnya seolah ia adalah hal paling berharga di dunia ini.
"Aku suamimu, sayang. Kau mungkin lupa... tapi tenang saja. Aku akan membuatmu jatuh cinta lagi...seperti dulu."

*****

Zeya, seorang mahasiswi kedokteran, tiba-tiba terbangun di dunia asing. Ia masih dirinya yang sama,nama, wajah, usia..tak ada yang berubah.

Kecuali satu hal, kini ia punya suami.

Ares Mahendra. Dosen dingin yang terlalu lembut saat bicara, terlalu cepat muncul saat dibutuhkan… dan terlalu mengikat untuk disebut sebagai “suami biasa.”

Zeya tidak mengingat apa pun. Tapi dokumen, cincin, dan tatapan Ares terlalu nyata untuk disangkal. Ia pun mulai percaya...

Hingga satu rahasia terkuak,zeya bukan istri nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azida21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 : Malam Milik Kita

Lampu ruang tamu menyala otomatis ketika suara pintu utama di buka oleh seseorang,Zeya menoleh dari dapur kecil,gadis itu menggenakan piyama berwarna pastel,rambutnya di gerai sedikit berantakan,dan wajahnya bersih tanpa riasan.

Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki masuk,dia adalah Ares yang kini berdiri di ambang pintu ruang tamu,mengenakan kemeja hitam lengan panjang yang kini sudah ia gulung hingga siku,rambutnya sedikit berantakan tertiup angin malam.Di tangannya,ia membawa sebuah buket bunga mawar yang sangat indah.Pandangan matanya langsung mengarah pada Zeya.

"Aku pulang," ucapnya, suaranya dalam, tenang, dan selalu sedikit menekan.

Zeya mematung sejenak. Matanya turun pada buket bunga di tangan Ares.

“Bunga…?” tanyanya, nyaris seperti gumaman.

Ares melangkah pelan, lalu menyodorkan mawar itu ke arahnya. “Untuk istriku. Yang manis… dan suka menanyakan hal aneh akhir akhir ini" ujar Ares dengan tersenyum manis.

Zeya meraih bunganya dengan tangan gemetar sedikit. Wangi mawar menyeruak, segar dan menenangkan… tapi juga mengacaukan hatinya.

“Kenapa tiba-tiba kasih aku bunga…?” gumamnya pelan.

Ares tersenyum kecil, nyaris tak terlihat. Ia menunduk sedikit, mendekat, membuat jarak mereka hanya tinggal beberapa jengkal.

“Karena aku ingin malam ini jadi milik kita. Tanpa gangguan. Tanpa jarak. Tanpa alasan untuk lari.”ujar Ares misterius

Zeya terdiam. Jantungnya berdetak lebih cepat.Mata Ares menelusuri wajahnya, seperti ingin mengukir tiap inci ke dalam memorinya.

“Sayang,” bisiknya, nyaris seperti mantra.

Dan sebelum Zeya bisa menjawab, Ares sudah bergerak pelan, mengambil bunga dari tangannya, meletakkannya di meja samping, lalu menggenggam jemari Zeya dengan hangat namun tegas.

“Temani aku menikmati malam yang indah bersamamu, sayang. "katanya sensual.

Langkah pelan itu mendekat,tapi Zeya menjauh darinya.

"Kenapa menjauh sayang?" bisik Ares di dekat telinganya, suaranya rendah dan mengandung godaan samar. "Padahal aku sudah sangat sabar menahan diri malam demi malam."

Zeya menelan ludah pelan. "Aku... aku masih takut."

Ares tidak menjauh. Sebaliknya, tubuhnya makin mendekat.

"Takut apa, hm?" bisiknya, dan kini tangannya sudah bergerak turun, menyentuh pinggang Zeya dengan pelan. "Aku suamimu. Kamu milikku,kita sudah menikah selama satu tahun,hal seperti ini sudah sering kita lakukan..."

Zeya menoleh perlahan, menatap mata Ares yang kini membara.

"Tapi aku tidak ingat apa-apa... Tentang malam-malam kita. Tentang... semua yang pernah terjadi diantara kita"ujar Zeya berusaha lepas dari jeratan Ares.

Ares menatapnya lekat, wajahnya mendekat begitu perlahan hingga napas mereka nyaris bersatu.

"Tapi tubuhmu pasti ingat," ucapnya dengan suara dalam. "Karena ketika aku menyentuhmu,kamu terlihat sangat menikmatinya sayang. Dan kamu juga tidak pernah takut sebelumnya."

Zeya mundur selangkah, tapi Ares menahan pinggangnya, tidak kasar,tapi cukup untuk membuatnya tidak bisa lari.

"Aku tidak akan menyakitimu," katanya pelan, nyaris memohon. "Aku tahu setiap bagian dari tubuhmu. Aku tahu apa yang membuatmu nyaman... dan aku akan membuatmu menikmati nya,aku akan pastikan kamu ketagihan sayang"ujarnya dengan nada yang sangat menggoda.

Zeya menggigit bibir, hatinya mendadak jadi kacau. “Tapi aku... aku khawatir kamu akan marah karena aku tidak bisa melakukan apa pun ”

Ares mengangkat dagunya dengan dua jari, memaksa Zeya menatapnya lurus-lurus.

"Sayang," bisiknya, “kamu istriku,gunakan saja instingmu,Kita sudah tidur dalam ranjang yang sama lebih dari tiga ratus malam,tidak perlu menghawatirkan apa pun"

Zeya menunduk, napasnya mulai berat.

Dan di tengah keheningan itu, sebuah kenyataan menghantam benaknya perlahan.

Ya… mereka sudah menikah setahun.

Sudah pasti… mereka pernah melakukan hubungan suami istri,layak nya pasangan pada umumnya.

Lalu, apa lagi yang bisa ia tolak?

Apa alasannya untuk menjauh dari seorang pria… yang kini sudah sah menjadi suaminya?

Zeya mengangkat pandangannya, menatap mata Ares yang tak pernah berubah,dingin dari luar, tapi dalamnya menyala penuh obsesi.

“Aku… aku takut… sakit,” ucap Zeya pelan, suaranya nyaris tak terdengar, seperti bisikan yang tercekat di tenggorokan.

Ares terkekeh pelan, suara rendahnya mengandung godaan dan sedikit geli.

“Kita sudah menikah selama setahun, sayang… Sakit apa lagi yang kamu takutkan?” ujarnya sambil mendekat. “Kamu bukan gadis perawan yang belum pernah ku sentuh. Tubuhmu sudah pernah jadi milikku sepenuhnya… Kamu hanya lupa.”

Zeya menatapnya ragu, tapi tidak menjauh.

Ares mengangkat tangan, menyentuh pipinya dengan lembut, lalu mengecup pelipisnya dengan perlahan.

“Aku tidak akan menyakitimu…,” bisiknya lembut. “Aku hanya ingin mencintaimu seperti dulu sayang.... Lewat sentuhan dan caraku. Malam ini… aku ingin kamu benar-benar jadi milikku. Sepenuhnya. Tanpa ragu.”

Zeya terdiam. Napasnya bergetar, tapi ia tidak menolak ketika Ares meraih tangannya,rasa hangat, tegas, dan penuh keinginan membuat Zeya lemah dan mudah luluh.

Dengan gerakan yang tenang namun mantap, Ares menarik tangan Zeya, menuntunnya pelan menuju ranjang mereka,tempat di mana malam itu akan menjadi milik mereka berdua.

1
Gedang Raja
bagus
Azida21: terimakasih🥰
total 1 replies
Kem mlem 🍨🍨🍨
Gimana sih thor, nggak sabar ni...
Azida21: Sabar yah,Author usahain update bab nya banyak hari ini❤️
total 1 replies
Kami
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
Azida21: terima kasih sudah baca,di tunggu kelanjutan nya yah🤭
total 1 replies
kawaiko
Jauh melebihi harapanku.
Azida21: terima kasih☺️,Author senang kalau kamu puas dengan karya nya☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!