NovelToon NovelToon
Dijual Keluarga Pada Mafia Kejam

Dijual Keluarga Pada Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Balas dendam pengganti
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Elfrida Sitorus

Dijual kepada mafia kejam, Arini disiksa dan dikurung dalam neraka bernama cinta. Tapi tak seperti gadis lemah dalam dongeng, Arini memilih bangkit. Karena tidak semua cinta pantas diperjuangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elfrida Sitorus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 29

Setelah pertemuan antara Reina dan Leonardo di ruang restoran, Reina langsung kembali ke mansionnya dengan langkah cepat. Tak ada yang ia ucapkan sepanjang perjalanan, hanya pandangan dingin yang menyiratkan bahwa luka lama belum sembuh… dan musuh lamanya kembali ingin mengusiknya.

Begitu sampai di mansion, Reina tidak menuju kamar. Ia turun ke ruang bawah tanah sebuah ruangan tersembunyi yang hanya bisa diakses orang tertentu saja dan sidik jari.

Ruang rahasia itu remang dengan lampu sorot putih di atas meja kerja besar yang dipenuhi peta koneksi, data digital, dan foto-foto musuh. Reina duduk, membuka satu map merah yang bertuliskan: Operasi Keluarga Tirinya.

Davin muncul dari balik pintu baja, mengenakan pakaian gelap. Ia meletakkan secangkir kopi di samping Reina.

“Pertemuan dengan Leonardo… membuatmu gelisah atau ada sesuatu ?” tanya Davin pelan.

“Tidak,” jawab Reina tanpa menatap. “Dia cuma bayangan masa lalu. Tapi yang lebih penting sekarang… mereka dan yang terakhir dia .”

Ia menarik foto Andra dan Siska ke depan.

“Dulu, mereka menjualku pada orang asing. Tapi kini, aku tahu mereka bukan hanya menjual anak tiri... mereka juga mencuci uang, melakukan penipuan properti, dan bahkan terhubung dengan sindikat pelecehan anak.”

Mata Reina berkilat tajam.

“Aku ingin semua bukti itu terkumpul. Aku tak mau hanya menjatuhkan mereka di mata publik. Aku mau mereka membusuk di penjara. Aku mau mereka tahu... bahwa Reina kecil yang mereka siksa dulu, kini adalah Reina O’Reilly.”

Davin mengangguk.

“Kita sudah dapat dua rekaman rahasia tentang transaksi Andra. Aku tinggal tembus sistem bank untuk konfirmasi rekening fiktif.”

Reina berdiri, berjalan ke papan koneksi dan mencabut satu pin dari foto Andra.

"dan buat mereka...dipenjara seperti neraka!! apa yang mereka perbuat,harus sesuai apa yang mereka lakukan.mereka harus merasakan lebih dari yang kurasakan bertahun-tahun.mereka menculikku dari keluargaku,memisahkanku dari ayah dan ibuku."ujar reina,dengan mata mengkilat,dan amarah berkobar di dalam dirinya.

davin mengangguk,dia sedah mengerti maksud reina.

Reina berdiri, berjalan ke papan koneksi dan mencabut satu pin dari foto Andra.

“Saat mereka tidur malam ini, mereka pikir hidup mereka masih aman. tunggu sedikit lagi... seluruh dunia akan tahu siapa sebenarnya Andra dan Siska.dan mereka... harus membayar luka dan penghianatan kepada keluarga O'reilly.”

“Dan Leonardo?” tanya Davin, hati-hati.

Reina terdiam sejenak. Lalu menjawab dengan suara nyaris berbisik:

“Dia pikir bisa rebut Rian. Tapi dia lupa satu hal... aku sudah pernah mati sekali dalam hidupku. Dan sekarang, aku tak akan kehilangan apa pun lagi. Termasuk anakku.”

Reina melangkah keluar dari ruang rahasia, meninggalkan dinding penuh wajah-wajah musuhnya. Perang ini belum usai.

Tapi satu hal pasti: Reina tidak lagi berjuang sebagai budak.

Kini dia adalah musuh yang ditakuti.

***

sedangkan ditempat lain,lebih tepatnya keluarga andra setiawan atau keluarga tiri reina.mereka pusing karna skandal anaknya Suasana rumah keluarga Setiawan tidak lagi tenang. Sejak kemarin, suara bentakan dan benda pecah bersahut-sahutan di dalam ruang tengah.

Andra menggebrak meja kayu besar, membuat cangkir teh Siska terjatuh dan pecah.

“Kau gila, Tania?! Jadi simpanan laki-laki bangkotan itu? Apa kau tidak punya harga diri?!” teriak Andra dengan wajah merah padam.

Tania berdiri di sudut ruangan, rambut acak-acakan, mata sembab. Ia tak berani menatap ayahnya.

“Itu... itu cuma gosip, Ayah. Mereka memfitnah aku!”

“Fitnah?!” Siska ikut berdiri, menampar meja hingga jari-jarinya bergetar. “Kau pikir kami buta? Kami sudah lihat foto-fotonya, Tania! Kau masuk ke kamar hotel mewah, dan keluar pagi harinya dengan gaun mahal,dan wajah cemerlang! Apa itu bukan bukti? dan kau dipermalukan didepan semua orang?!"

Tania menggeleng kuat, tapi air matanya sudah jatuh.

“Kau mempermalukan nama keluarga ini!” teriak Andra lagi. “Rekan bisnisku bahkan membatalkan proyek baru karena skandalmu! Apa kau tahu berapa banyak yang kupertaruhkan?!”

“Aku hanya... aku butuh uang!” isak Tania akhirnya. “Kalian terlalu sibuk dengan bisnis dan reputasi kalian. Kalian tak pernah peduli aku kekurangan! Aku harus hidup dengan standar kalian tapi tanpa sokongan apa pun!”

Siska mengerang, wajahnya pucat. “Kurang ajar. Jadi kau menyalahkan kami karena kau menjual diri?!”

Andra mundur dua langkah. Tangannya gemetar. Ada kemarahan, ada kecewa, tapi juga rasa takut takut semuanya benar-benar jatuh hancur.

“Kau tidak bisa tinggal di rumah ini untuk sementara. Sampai semuanya tenang, pergi dari sini.”

“Ayah...”

“Keluar dari rumah ini, Tania!” bentak Andra, tajam dan dingin.

Tania terdiam. Hancur. Ia tahu, dalam keluarga ini, reputasi lebih penting dari darah.

tania keluar dari rumah dengan hancur,ayah dan ibunya tidak menerimanya.hidupnya hancur Hujan deras membasahi tubuh Tania saat ia berdiri menggigil di depan gerbang rumah mewah milik Robert Pranata. Ia memencet bel berkali-kali, tangannya gemetar. Makeup-nya sudah luntur, gaunnya basah kuyup menempel pada tubuh. Semua sudah tahu tentang skandal perselingkuhannya. Orangtuanya mengusirnya. Kini, satu-satunya tempat yang terpikir hanya Robert lelaki yang pernah menjanjikan segalanya padanya.

Pintu gerbang terbuka sedikit secara otomatis. Seorang satpam keluar, memayungi seorang wanita anggun yang berdiri tegak di balik gerbang, mengenakan gaun satin merah marun. Wanita itu menatap Tania seolah menatap tikus got.

“Oh… jadi ini yang katanya cantik, muda, dan menggoda?” sindir wanita itu sinis. “Tidak lebih dari tikus basah yang tersesat.”

Tania menunduk. “Saya… hanya ingin bicara dengan Robert. Tolong... hanya sebentar saja.”

Wanita itu mendengus. “Kau pikir ini rumah bordil tempatmu bisa masuk semaumu? Dasar perempuan murahan. Sudah tidur dengan suamiku, sekarang datang ke rumahku? Apa kau sudah kehilangan otak sekalian harga dirimu?!”

“Maaf… saya tak tahu harus ke mana lagi... Saya diusir dari rumah...”

“Bukan urusanku!” bentak wanita itu.

Tania mundur satu langkah, air mata bercampur hujan.

“Maya, sudahlah…,” ujar Robert lirih, mencoba menenangkan.

“Diam kau, Robert! Kau kira aku bodoh? Aku tahu semua transfer ke rekening gadis jalang ini! Aku tahu berapa kali kalian ke Bali dengan dalih 'bisnis'! Tapi sekarang aku muak! Kau, dan dia, sama menjijikkannya!”

"Sudah cukup aku dihina selama ini! Lima tahun aku kerja mati-matian di Singapura, membesarkan bisnis hotel itu. Dan kau tahu siapa pemilik sahnya? Aku! Bukan Robert. Dia cuma laki-laki pengangguran yang aku pungut dari jalan, aku angkat jadi suami karena rasa kasihan, bukan cinta!"

Tania menegang, matanya membulat. "H-hotel itu bukan...?"

"Bukan miliknya! Semua saham dan izin usaha atas nama Maya Lestari namaku sendiri!" serunya dengan mata memerah. "Dan lelaki itu Robert tidak lebih dari suami numpang hidup yang bahkan tidak bisa mengurus anak sendiri! Sekarang malah tidur dengan pelacur seperti kamu?!"

Tania terisak. "Aku... aku nggak tahu... dia bilang dia yang punya hotel itu, dia yang punya kuasa..."

Maya tertawa miris. "Kau percaya omong kosong Robert? Kau kira lelaki seperti itu bisa punya kekuasaan? Dia cuma kebagian jabatan karena aku yang angkat! Gaji pun dariku! Dan sekarang ,dia mengkhianatiku?!"

Dari balik jendela rumah, terlihat sosok Robert berdiri membeku. Ia tidak mencoba keluar. Tidak mencoba membela. Hanya menatap dengan tatapan bersalah.

Maya menoleh ke arah rumah, lalu berteriak, "Lihat baik-baik, Robert! Aku yang membuatmu jadi orang seperti dulu lagi! Dan mulai hari ini, kau bukan siapa-siapa lagi!"

Ia kembali menatap Tania. "Dan kau. Keluar dari kehidupanku sebelum aku seret kalian berdua ke pengadilan atas pencemaran nama baik dan pelecehan moral!"

Tania melangkah mundur, tubuhnya gemetar. Beberapa tetangga menyaksikan dari balik tirai dan balkon. Kilatan kamera ponsel mulai tampak di kejauhan. Ia jadi tontonan.

"Satpam! Tutup gerbangnya!" bentak Maya.

Gerbang kembali tertutup perlahan. Tania berdiri sendirian di bawah hujan. Tak ada tempat baginya kini. Bukan rumah keluarga. Bukan Robert. Tak ada siapa-siapa.

Dari kejauhan, sebuah mobil hitam berhenti, kaca sedikit terbuka. Seorang wanita berambut gelap duduk di dalamnya sambil melihat kejadian itu dengan sorot mata dingin.

1
Adinda
semoga reina dan leonardo bersatu kasihan anaknya
KLOWOR GAMING apa??
Aku udah jatuh cinta dengan karakter-karaktermu. Keep writing! 💕
moa_dubadu_wariwari
Saya sudah tak sabar nunggu kelanjutannya, tolong secepatnya update thor!
Mar Briyith ER
Aksinya keren banget, semangat terus author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!