NovelToon NovelToon
SELURUH KELUARGA MENDENGAR PIKIRANKU

SELURUH KELUARGA MENDENGAR PIKIRANKU

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Pembaca Pikiran
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Ivy yang telah terlahir kembali ke-empat kalinya. Dimana disetiap kelahiran ia mati muda. Memilih untuk pasrah pada kehidupan kali ini.

Tapi kenapa kali ini dia kembali saat masih bayi?

[Eeehh, bayi.... Baiklah, aku hanya akan makan dan tidur dengan baik.] Pikir Ivy optimis.

Namun, hatinya tetap tak bisa menahan desahan setiap kali mengingat masalalu.

[Hahh, tak disangka ibukku begitu cantik aslinya. Sayangnya saat ulang tahunku yang setahun Dia akan mati. Hikshh.]

[Ah, ayah begitu tinggi dan gagah. Tapi setelah kecelakaan dia hanya akan duduk di kursi roda.]

[Kakak ketiga yang cantik, saking cantiknya membuat banyak pria jahat mempermainkan nya. Lalu kakak pertama dan kedua yang bodoh, kalian hanya akan berakhir menyedihkan karena jatuh hati pada pemeran utama wanita.]

Tanpa disadarinya, seluruh keluarga mendengar setiap fikiran nya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21 PERAMAL & GURU (FELIX)

Di tempat lainnya di waktu yang bersamaan.

Peramal Felix hendak memasuki sebuah sekolah. Orang biasanya akan menjadi curiga akan tujuannya ke sekolah malam-malam begini. Tapi anehnya penjaga gerbang dengan ramah mempersilahkannya. Seperti sangat mengenal dekat pria didepannya, dan bukan hal aneh Dia berada di tempat ini.

"Ada yang tertinggal lagi pak?" tanya satpam penjaga.

Felix tersenyum malu, "Hehe, iya pak, tugas anak-anak, saya lupa, harus selesai dinilai malam ini juga."

"Ee lah dahlah, repot nek gitu ya pak, siang kerja, malamnya masih kerja lagi. Tak kirakan guru cuma kerjanya pas pagi aja."

"Haduh, sama-sama saja pak. Jangankan malam kerja. Hari libur kerja sudah biasa. Itu saja masih banyak yang bilang kita dibayar Doo-Ang. Yasudah saya masuk duluan ya pak."

"Oohh, iya-iya pak, jangan lupa nanti kalau sudah selesai dikunci lagi, ya."

Felix tak lagi menyaut, hanya mengangkat tangan ke atas membentuk tanda OK. Lalu berjalan pergi.

Tak ada yang akan pernah mengira seorang guru Sekolah Menengah Atas, memiliki identitas lain yaitu sebagai peramal. Lebih-lebih lagi peramal yang memiliki sifat eksentrik, suka membuat keributan, suka orang lain dalam kesusahan, dan paling mudah tersinggung. Benar-benar tak cocok menjadi seorang guru. Yang seharusnya bertanggung jawab memberi contoh baik pada siswanya.

Drapp drapp drapp

Langkah kaki menggema di seluruh lorong. Gemanya terdengar hingga ke ujung. Sedikit suara tambahan bisa memecahnya. Suasana sekolah di malam hari memang sangat berbeda dengan keramaian di siang hari. Begitu sunyi, sepi, dan pengap. Tak cocok untuk para jiwa penakut. Karena kegelapan bisa dengan mudah merenggut.

Saat sampai di depan pintu ruang guru, Felix mengeluarkan kunci di sakunya, dan memasukkannya ke lubang kunci.

Krekkk, ceklek.

Felix masuk dengan kaki kanan melewati pintu. Saklar di sisi dinding sebelah kiri ditekan. Membuat seluruh ruangan terang benderang.

Felix langsung saja bergerak mengambil setumpuk kertas di sudut mejanya. Dan detik berikutnya bergerak menuju pintu keluar.

Saat dirinya akan menutup pintu. Pandangannya teralihkan pada jendela kaca. Yang bergerak karena tertiup angin. Felix pun tak jadi menutup pintu. Dia kembali masuk ke dalam.

"Bagaimana mereka bisa lupa mengunci jendela. Bagaimana jika ada pencuri masuk. Aku jadi yang susah kan," keluhnya sambil menutup jendela dan menguncinya.

Setelah memastikan semua jendela tak ada yang terbuka. Baru Felix keluar dari ruangan. Tak lupa dia mematikan lampu dan mengunci pintu.

Bibirnya sedikit menyenandungkan lagu, Dia berjalan melewati lorong, saat sampai di ujung bibirnya sedikit membentuk seringai ketertarikan.

"Seekor tikus kecil ingin membuat masalah."

Sesaat setelah Felix selesai bicara, sebuah kepala kepala keluar dari kolong salah satu meja, kepalanya menengok ke kanan ke kiri, dan dengan mengendap-ngendap Dia berjalan mendekati pintu. Telinganya Dia tempelkan di permukaan pintu, mencoba menangkap suara di baliknya.

"Hufftt," Claire menghembuskan nafas pelan. Hampir saja Dia ketahuan. Rencananya sudah sangat sempurna. Memberi permen karet pada salah satu jendela. Sehingga saat ada yang menguncinya. Orang itu tak akan sadar jika jendelanya tak benar-benar terkunci. Jadi saat malam tiba. Dia bisa diam-diam menyelinap. Tapi yang tak terduga adalah guru Felix akan datang ke sekolah di jam segini. Hampir saja dirinya tertangkap.

Trakk. Suara meja bergeser mengembalikan ingatannya bahwa dia tak sendiri. Jantungnya hampir saja mau copot rasanya. Dengan suara berbisik dia berkata.

"Keluarlah kalian berdua, sekarang sudah aman."

Dari dua meja yang berbeda, keluarlah seseorang. Masing-masing berdiri lalu bergerak ke sisi Claire.

"Pak Felix sudah pergi?" tanya Aira masih khawatir.

"Sudah," jawab Claire.

Keduanya yang mendengar itu menghelas nafas lega.

"Ayo lebih baik kita segera menyelesaikannya. Sebelum seseorang kembali datang."

"Apa kita benar-benar akan menjebaknya?"

"Ya, Clai, baru saja kita hampir ketahuan. Mungkin ini pertanda agar kita berhenti disini."

Claire menatap ragu pada dua sahabatnya. Untuk sesaat hatinya menjadi bimbang. Namun, mengingat bagaimana dirinya telah dipermalukan di hadapan teman sekelasnya. Menyingkirkan segala pikiran rasional nya.

"Tidak, kita tak bisa berhenti. Apa kalian tak ingat bagaimana Felix mempermalukan kita. Didepan kelas pagi ini. Dia itu sama sekali tak layak menjadi guru. Kita harus membuatnya keluar dari sekolah ini. Tapi jika kalian tak mau membantuku, tak masalah. Aku akan bergerak sendiri. Kalian bisa pergi. Anggap saja aku tak punya sahabat lagi," katanya dingin di akhir kalimat.

Dua orang yang mendengar itu menjadi ketakutan.

"Ee, bukan begitu, tentu saja kami akan membantumu."

"Ya-ya benar. Bagaimana mungkin kita meninggalkanmu. Tadi itu kami hanya khawatir saja."

"Oh begitu," Claire mengangguk dan tersenyum cerah, "Kalian memang sahabat baikku. Kalau begitu kita lanjutkan rencana kita."

Ketiganya mulai sibuk menjalankan rencana untuk mengeluarkan guru Felix dari sekolah.

Lima menit kemudian.

"Semua sudah beres. Barang sudah ditaruh. Besok kita hanya perlu melaksanakan puncak dari rencana kita. Dan Bummm, si Felix itu, dikeluarkan dari sekolah," ucap Claire penuh dengan nada kepuasan.

Kedua sahabatnya saling memandang dengan tak yakin. Feeling mereka tak begitu baik. Semoga saja rencana mereka berhasil. Dan bukannya malah menyerang diri mereka sendiri.

Di taman sekolah.

Felix berbalik memandang bangunan sekolah dengan bingung. Dia baru saja menerima pesan dari kepala keluarga Theodore. Pesannya sangat aneh menurutnya. Hanya tiga pesan. Tapi bisa membuatnya kebingungan. Sebenarnya siapa yang menjadi peramal disini.

'Apa ada pekerjaan yang melibatkan seorang siswa SMA?'

'Apakah Felix melakukan sesuatu hal buruk pada pekerjaan itu, dan membuat seseorang mendendam.'

'Felix sebaiknya hati-hati, jangan menganggap remeh, jika bisa jauhi segera pekerjaan itu, atau paling tidak jangan bertindak sembarangan.'

Karena tiga pesan berturut-turut itu, Felix pun tak jadi pergi, tujuannya menuju gerbang berbalik ke arah sisi sekolah yang lain. Dia berniat untuk menghentikan tiga murid yang akan membuat masalah untuknya. Karena jika pesan yang dikirimkan kepala keluarga Theodore benar. Dia tak bisa menyelesaikan dengan caranya.

Felix sendiri tak mengerti kenapa dia bisa begitu terpengaruh. Biasanya dia tak akan begitu mendengarkan orang lain. Kemampuannya sendiri untuk melihat masa depan memang membuatnya bangga. Sehingga Dia menganggap remeh pikiran orang lain. Tapi pertemuannya dengan keluarga Theodore benar-benar merubahnya. Nampaknya efek bayi pemilih takdir misterius mulai mempengaruhi takdirnya juga.

"Sepertinya aku harus segera menemui murid pertamaku ini. Dan melihat apa masalah sebenarnya," pikirnya.

...----------------...

Sedikit informasi.

Yang terjadi dalam karya asli.

Selepas Felix menemui protagonis wanita di taman. Penglihatannya tentang masa depan memang membuatnya lebih cepat bergerak. Tapi hal itu membuatnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya menjadi seorang guru.

Setelahnya Dia memang berhasil menjadi peramal yang terkenal. Tapi mimpinya untuk menjadi seorang guru berakhir detik itu juga. Aneh memang, tapi Felix memang memiliki mimpi menjadi seorang guru. Itulah mengapa saat pertama bertemu bayi Ivy ataupun protagonis wanita. Otaknya langsung berfikir menjadikannya murid. Dia benar-benar terobsesi menjadi seorang guru. 

Sebenarnya dirinya menjadi seorang peramal hanya karena perintah dari ayahnya untuk meneruskan warisan leluhur. Sifatnya yang eksentrik memang karena pendidikan keras yang diberikan ayahnya.

Sekarang karena kejadian malam ini. Felix tak harus melepaskan mimpinya. Dia akan tetap menjadi seorang guru. Dari sekedar guru aneh yang tidak disukai. Menjadi guru yang paling dicintai semua murid. Karena keunikannya itu. Mari kita nantikan saja.

1
cerry
Akhirnya setelah seminggu/Sob//Facepalm/
𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶: /Sneer/
total 1 replies
𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶
Wah, baru kali ini niat membaca tulisan fiksi orhir lain kembali hadir. lucu, menarik, mengandung ajakan untuk kembali menjadi bayi.🥴
otomatis bepikir, "Seandainya aku bisa mengingat memori saat aku masih bayi."🥴
Tulisannya rapih kk Thor. Ceritanya santai, menghibur.😂😏😏
𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶: /Sneer/
cerry: Jangan lanjut ya kak, authornya up sesuai mood/Facepalm/
total 2 replies
Miea™
lanjut
Arietyy
aku mampir, jangan lupa mampir dikaryaku
cerry: Maaf ya kak, belum bisa mampir/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!