Arjuna Bastian,pria berusia 29 tahun merupakan CEO sukses yang terkenal di Mancanegara. Arjuna juga di kenal sebagai Pebisnis yang cukup di segani biarpun usianya masih terbilang muda.
Namun kisah kesuksesannya dalam dunia bisnis tidak berbanding lurus dengan kisah cintanya yang berkahir menyedihkan. Arjuna melakukan kesalahan fatal dengan memberikan luka yang begitu menyakitkan bagi orang yang di cintainya hanya karena kesalahpahaman.
Ingin memohon maaf tapi sayangnya wajah dan nama wanita yang di cintainya tiba-tiba menghilang dari dalam memorinya dan hanya tertinggal kenangannya saja membuatnya begitu terluka karena Arjuna tidak bisa memperbaiki kesalahannya ketika orang yang di cintainya memilih pergi menjauh dari hidupnya sejak kejadian di mana ia mempermalukan wanita itu hanya karena cemburu buta.
Akankah Arjuna bisa menemukan kembali wanita yang di cintainya dan memohon maaf serta merajut kembali kisah cinta yang belum bisa ia lupakan sampai detik ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nerissa ningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Masalah
Arjuna nampak begitu dekat dengan Fila dan itu cukup membuat Yumi menyadari sosok lain dari Arjuna. Dulu memang Arjuna yang ia kenal cukup dekat dengan beberapa orang tapi semenjak ia bertemu kembali dengan Arjuna, Yumi menyadari jika Arjuna cukup membatasi diri untuk dekat dengan seseorang
interaksi yang sering ia lihat hanya dengan Kafka, asisten Arjuna saja selebihnya hanya pembicaraan seputar pekerjaan bahkan dari Rizki dan Zian, Yumi juga mendengar kalau Arjuna menjaga batas untuk mereka yang ingin tahu lebih banyak perihal Arjuna, bahkan Zian juga menceritakan kalau Arjuna tidak punya teman saat berkuliah
"13 tahun memang bisa merubah banyak pada diri seseorang, dia memanglah berbeda dan bukan orang yang sama, namun kenapa aku masih belum bisa merelakannya" batin Yumi melihat bagaimana Arjuna saat ini
saat masih asyik mencuri pandang ke arah Arjuna tiba-tiba datanglah seorang pria paruh baya memasuki ruangan VIP yang masih mereka tempati biarpun acara makan siang mereka sudah selesai
"Arjuna" sapa seorang pria paruh baya dengan lembut
Arjuna mendongak dan tersenyum tipis ke arah pria paruh baya tersebut "ayah" Arjuna segera beranjak dari duduknya dan memeluk sang ayah "ayah apa kabar" tanya Arjuna
"ayah baik, kamu bagaimana kabarnya " tanya Riko, ayah dari Arjuna
"baik ayah" Arjuna mengurai pelukannya dan meminta ayahnya untuk duduk
Riko menoleh ke arah Yumi dan menyempatkan untuk menyapa Yumi "ini siapa" tanya Riko
"saya pegawai tuan Arjuna " balas Yumi
"kami ada kerjaan di Surabaya Yah, karena kita abis survei tempat dekat sini makanya Arjuna ajak makan kemari" balas Arjuna
Riko mengangguk paham "nanti nginap di rumah ayah saja ya" pinta Riko
"enggak lah yah, kasihan dia kalau di tinggal sendiri, dia kan perempuan " tolak Arjuna merujuk kepada Yumi yang tidak mungkin ia tinggalkan seorang diri
"kenapa jadi bawa-bawa saya tuan, kalau tuan mau menginap di rumah ayah anda ya silahkan saja, saya bisa kok sendiri, lagi pula apartemen kita kan emang terpisah" kesal Yumi karena namanya di bawa-bawa untuk menolak ajakan ayah Arjuna
Riko terkekeh melihat Yumi yang nampak sedang merajuk dan Arjuna yang terlihat begitu santai mendengar rajukan Yumi "bagaimana kalau kamu menginap di rumah saya juga, kebetulan di rumah kami ada beberapa kamar kosong" Riko menawarkan Yumi untuk ikut menginap
Yumi menggelengkan kepalanya " tidak lah tuan, saya kan sudah ada apartemen untuk tinggal " tolak Yumi
"hanya semalam saya, kasihani seorang pria tua ini yang ingin berbincang lebih lama dengan anaknya " pinta Riko lagi
"ya kalau tuan Arjuna mau menginap ya menginap saja, saya gak masalah kok" balas Yumi
"tapi anak saya tidak mungkin mau meninggalkan kamu sendiri" ujar Riko
"kakak mau dong nginap di rumah kami, biar kak Arjuna juga mau menginap " Fila ikut merayu Yumi untuk ikut menginap agar Arjuna bisa menginap di rumahnya
Yumi merasa tidak enak dengan wajah memohon yang di tunjukan oleh ayah dari Arjuna "ya sudah deh, saya mau menginap di rumah tuan" putus Yumi yang tak ingin mengecewakan orang lain
"baiklah, nanti sore kami akan ke rumah ayah dan Bunda setelah pekerjaan kami selesai yah" putus Arjuna membuat Fila bersorak gembira karena Arjuna mau menginap di rumahnya
***
Yumi nampak sibuk membantu Bunda Lilis untuk menyiapkan makan malam di dapur rumah ayah dari Arjuna "maaf nih jika kamu ikutan membantu Bunda memasak padahal kamu tamu eh malah di repotin bunda" ucap Bunda Lilis tak enak hati sudah merepotkan Yumi yang ikut membantunya memasak padahal yumi baru datang tadi
"gak masalah kok Bunda, toh saya bisa ini" balas Yumi
"kamu pasti heran ya kenapa tidak ada pembantu di rumah Bunda padahal rumah Bunda terbilang cukup luas untuk ukuran tiga orang " ucap Bunda Lilis
Yumi menganggukan kepalanya " iya sih Bunda, rumah ini cukup luas loh, emang gak capek kalau bersihin rumah sendiri" tanya Yumi
"kalau tukang bersih-bersih ada kok pas pagi, cuma setelah selesai bebersih emang gak ada orang lagi di sini, Bunda gak suka kalau ada orang laur di rumah Bunda terlalu lama" balas Bunda Lilis
"nah berarti saya bikin Bunda gak nyaman dong, kan saya orang luar" ujar Yumi
"ini tentu berbeda, kamu kan teman anak Bunda" ralat Bunda Lilis membuat Yumi mengangguk saja
jika Yumi dan Bunda Lilis nampak sibuk memasak maka Arjuna kini terlibat obrolan serius dengan ayahnya seputar cerita yang Arjuna dengar dari Fila ketika makan siang tadi
"apa mama masih datang menemui ayah atau bunda" tanya Arjuna membuat Riko cukup terkejut
Riko mencoba mengatur mimik wajahnya "kenapa juga mamah kamu datangin ayah coba " Riko mencoba keras menutupi dari Arjuna seputar mamanya yang sempat mendatanginya tempo hari
"jujur saja yah" pinta Arjuna dengan tatapan kesalnya karena ayahnya tidak mau jujur
Riko menghela nafas lelah " pasti kamu dengar sesuatu dari Fila ya" tanya Riko menoleh ke arah putrinya yang hanya bisa nyengir kuda didedpan ayahnya
"maaf ayah" ucap Fila dengan wajah memelasnya
"jadi benar ya kalau mama masih datang untuk ganggu ayah" tanya Arjuna dengan lirih
"sudahlah Juna jangan terlalu mempermasalahkan mamamu, biarkan dia mau berbuat semaunya, yang penting ayah dan Bunda kamu baik-baik saja" Riko tak ingin Arjuna makin berseteru dengan mantan istrinya lagi jika sampai ia tidak bisa menenangkan Arjuna
"tapi mama sudah keterlaluan yah, dia masih ganggu ayah padahal Juna sudah memberi peringatan keras untuk mama agar tidak mengusik hidup ayah dan bunda" protes Arjuna tidak suka dengan kelakuan mamanya yang masih terus mengganggu kehidupan mantan suami mamanya itu
"dia kemari hanya ingin ayah membujuk kamu menikah dengan wanita pilihannya tapi ayah menolak tegas permintaan mama kamu karena bagi ayah kebahagiaan kamulah yang terpenting jadi ayah tidak akan memaksa kamu untuk menikah dengan wanita yang di pilih mama kamu " jelas Riko akan kedatangan mama dari Arjuna tempo hari
Arjuna mengepalkan tangannya kuat "mama emang bebal deh padahal Juna sudah menegaskan kalau Juna tidak akan menikah jika belum menemui wanita itu" kesal Arjuna akan kegigihan mamanya untuk menyetir hidupnya
Riko menghela nafasnya panjang "apa kamu masih belum bisa mengingat wajah dan namanya" tanya Riko merasa kasihan pada puteranya yang masih belum bisa mengingat Nama dan wajah kekasih lamanya
Arjuna menggelengkan kepalanya "masih belum yah, padahal aku sudah mencarinya dan sudah pernah mendapatkan namanya tapi entah kenapa keesokan harinya nama itu menghilang dengan cepat dari ingatan Arjuna " ungkap Arjuna dengan jujur akan masalah yang ia hadapi
Riko mengusap punggung Arjuna "semoga kamu bisa segera mengingatnya agar duka di dalam hatimu bisa hilang" doa Riko dengan tulus untuk anak sulungnya
Arjuna menatap lekat wajah ayahnya "apa ayah tidak ada kabar tentang orang tua wanita itu, bukankah ayahnya itu teman sekolah ayah" tanya Arjuna
"kalau ayah tahu pasti ayah akan mengabarinya Juna, yang ayah tahu hanyalah adik dari Rayhan tapi adik Rayhan kekeh tidak mau memberi tahu di mana anak Rayhan " balas Riko dengan jujur
"sudah lah yah, emang mungkin aku belum bisa bertemu dengannya saja" Arjuna tidak mau memaksakan hal yang memang belum akan tiba, tiga belas tahun saja ia bisa menunggu apa untuk kedepannya pun ia masih bisa menunggu
