Serangeline Fros, wanita berusia 45 tahun, dikenal di seluruh kota Darsen sebagai ketua geng Bloodfangs—geng paling ditakuti yang menguasai setengah wilayah kota. Di balik reputasinya yang kelam, Sera menyimpan mimpi lama yang tak pernah terwujud: menjadi seorang penyanyi. Namun takdir berkata lain, sejak muda ia dipaksa oleh kakeknya untuk meneruskan tahta keluarga sebagai pemimpin geng, menenggelamkan keinginannya di balik darah dan kekuasaan.
Hingga suatu malam, sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya. Tapi kematian bukanlah akhir bagi Serangeline Fros. Ia terbangun kembali… di tubuh seorang wanita muda berusia 25 tahun—bertubuh gendut, pemalu, dan diremehkan semua orang, bahkan oleh suaminya sendiri.
Apakah Serangeline akan menemukan makna baru dari kehidupan keduanya, ataukah sisi gelapnya sebagai gangster akan kembali bangkit dan menghancurkan segalanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Kepo Abis!!
HAPPY READING!!!
.
.
.
Begitu di persimpangan lampu merah mobil Aleric dan Kael tidak sengaja bersebelahan namun keduanya tidak ada yang menyadari hanya Sera yang tau.Wajah Kael yang terlihat kusut dan frustasi di atas mobil Lamborghini yang bagian atapnya ia buka lebar membangkitkan jiwa penasaran Sera.
Begitu lampu hijau menyalah Sera dengan cepat meminta Aleric untuk mengikuti Kael .Wajah kusut dan Frustasi Kael pasti terbentuk karna keributan yang ia buat di mal tadi .
“Aleric, tolong ikuti mobil itu!”
“Kenapa kamu menyuruhku? Kita akan ke mansionmu.”
“Ini juga sudah tanggung jawabmu. Bukankah di kontrak tertulis jelas kalau aku menjadi istrimu, kamu akan melakukan pengawasan penuh terhadapku?”
“Memang seperti itu… tapi bukan berarti kamu bebas memerintahku.”
“Aku tidak memerintahmu, aku meminta tolong. Apa kamu tidak dengar? Cepatlah sebelum mobil itu lepas dari pengawasanku!”
Sera masih terus menatap mobil Kael yang mulai menjauh.
“Katakan dulu kenapa kamu mengejar mobil itu!”
“Karna itu adalah mobil Kael. Cepatlah. Aku tidak akan menuruti ucapanmu sekalipun kamu menolak mengikuti mobil itu. Kamu tau aku keras kepala.”
“Huh…”
Aleric mendesis frustasi.
“Sabarku memang benar-benar diuji olehnya…” gumamnya, lalu membanting stir untuk menyalip mobil-mobil lain demi mengejar Kael.
Tak lama setelah itu, Kael menghentikan mobilnya di depan sebuah diskotik mewah. Tanpa aba-aba, Sera langsung keluar dari mobil dan berlari masuk dengan terburu-buru, meninggalkan Aleric dengan dada mengencang oleh rasa khawatir.
“Aiiisss… meskipun dia seorang janda, dia tetap saja perempuan. Dia tidak boleh berada di sini sendirian.”
Aleric menarik napas keras.
“Kenapa wanita itu begitu sulit diatur? Sepertinya aku baru saja melakukan kesalahan… baik kontrak ataupun menjadikannya artisku.”
Ia segera keluar dan menyusul Sera masuk ke dalam diskotik.
___
Di dalam, musik berdentum keras, lampu warna-warni berkelip-kelip, membuat Sera sulit melihat apa pun dengan jelas. Kerumunan orang berdansa, tubuh demi tubuh bergerak liar, membuat pandangannya terhalang.
“Ke mana pria itu pergi…?”
Sera menggumam sambil menelusuri satu per satu kerumunan.
"Jika Kael ada di sini, dan bukan untuk berdansa atau bersenang-senang…"
"Apa dia mencari wanita penghibur?"batin Sera.
“Yaa… masuk akal. Kedua wanitanya pergi, dia akan kehilangan akal. Dia pasti mencari pemuas untuk menghilangkan stresnya.”
Sera menyeringai kecil.
“Kael… tampang polos bak malaikatmu tidak berlaku untukku sekalipun kamu tampan.”
Ia bergegas menuju lorong ruangan VVIP, mengintip satu per satu pintu hingga akhirnya menemukan Kael persis seperti yang ia duga.
Kael sedang asyik bergelut mesra di atas sofa bersama wanita penghibur. Tubuh mereka bertaut, suara desahan bercampur dengan dentuman musik.
“Itu dia… sudah kuduga kamu akan melakukannya.”
Sera menatap jijik.
“Ternyata batanganmu semurah itu, Kael. Untung saja bocah itu tidak merasakan batangan murahanmu.”
Ia mengambil ponselnya dan mulai merekam semua adegan itu.
“Aaahhh…”
Kael mendesah puas setelah melepaskan hasratnya bersama perempuan bayaran itu. Ia duduk santai, meraih minumannya. Perempuan itu masih melingkar manja di tubuhnya.
“Lyra… Lyra…” Kael tertawa miring.
“Jika kamu hanya membanggakan kecantikanmu… perempuan-perempuan di sini banyak yang jauh lebih cantik dan memuaskan dibanding dirimu.”
Ia menenggak minuman lagi.
“Kamu tidak jauh lebih bodoh dari Sera… kamu hanya aku manfaatkan untuk mencapai kesuksesanku.”
Tawa Kael terdengar seperti tawa iblis yang puas.
“Oh… jadi begitu.”
Namun saat Sera hendak mengakhiri rekaman, seseorang tiba-tiba datang dari belakang. Pria itu mendorong tubuh Sera ke sisi dinding dan menutup matanya.
Refleks Sera bekerja lebih cepat daripada pikirannya. Dengan gerakan bela diri yang terlatih, ia memelintir tangan pria itu dan mendorongnya keras ke lantai hingga tubuhnya tersungkur.
“Aleric?”
Sera sedikit berteriak kaget, membuat Kael sepertinya sadar ada keributan dari arah pintu.
Sera buru-buru membantu Aleric berdiri dan menariknya pergi dari lorong itu.
Sementara itu, Kael bangkit dalam kebingungan. Pintu ruangan VVIP-nya tidak tertutup rapat. Ia menyibak pintu dengan tubuh telanjang yang hanya tertutup sebagian.
"Tidak ada siapapun . "gumam Kael menutup kembali pintu itu dan menguncinya rapat.
"Aku rasa aku mendengar keributan dari depan pintu barusan. " ucap Kael ,memastikan pada perempuan itu.
"Keributan? aku tidak mendengarnya. "ucap wanita penghibur itu memanjat tubuh Kael dan mendesis pelan. " Sudahlah aku rasa kamu hanya berhalusinasi. "ucapnya melanjutkan gelut manja dengan Kael.
Di sisi lorong luar, Sera menekan dadanya yang masih turun naik oleh adrenalin. Aleric menggeram sambil memegang pergelangan tangannya yang sakit karena pelintiran tadi.
“Apa yang kamu lakukan di sini?”
Sera menyipitkan mata, tak menyangka pria itu benar-benar mengawasinya sejauh ini.
“Tentu saja aku mengawasimu! Tempat seperti ini berbahaya. Jika sesuatu terjadi padamu, bukan hanya aku yang disalahkan oleh papamu, tapi hubungan bisnis keluargaku juga bisa kacau!”
“Akh…” Aleric mengeluh sambil memeriksa pergelangan tangannya.
“Tapi kamu justru menyakitiku seperti ini…”
Sera mengangkat alis.
“Lagi pula, kenapa kamu harus datang diam-diam dan menutup mataku? Tentu saja aku berpikir buruk dan melakukan sedikit teknik bela diri yang aku tau. Bahkan kalau kamu melakukannya ke orang lain, mereka juga akan melakukan hal yang sama.”
“Aku melakukan itu karena aku tidak ingin kamu hancur.”
Suara Aleric merendah.
“Tidak sepantasnya kamu melihat Kael melakukan itu. Aku hanya… tidak ingin melihatmu menangis seperti tadi siang di hadapanku.”
“Kamu mengkhawatirkan aku menangisi pria bejad itu?”
“Tentu saja. Mau bagaimana pun kamu pernah menjadi istrinya… dan tentu saja kamu mencintainya.”
“Hmmm… aku tau, tapi itu tidak akan berlaku untukku.”
Sera mendengus pelan.
“Mungkin itu hanya berlaku jika bocah itu yang melihatnya…”
Kata-kata itu membuat Aleric mengernyit.
“Kamu bilang apa?”
“Bukan apa-apa…”
Sera meraih tangan Aleric yang tadi ia pelintir, lalu menghentakkannya pelan dengan perhitungan presisi.
“AAAAA—!”
Aleric menjerit tertahan, langsung dibekap Sera karena mereka masih di lorong dekat VVIP.
“Ta...tanganku…? Kamu mematahkannya?”
Aleric menatap tangannya dengan ketakutan.
“Jika aku ingin mematahkan tangan seseorang, bukan tanganmu yang akan kupatahkan, tapi tangan Kael. Aku belum segila itu untuk sembarangan menyakiti orang.” ucap Sera namun Aleric masih tetap diam dengan posisi tangannya sembari menatapi tangannya.
Sera mendong tangan Aleric, " Aku mengobatinya bocah. "ucap Sera yang kemudian berjalan mendahului meninggalkan Aleric yang perlahan menggerak- gerakkan tangannya yang memang sudah tidak sakit lagi.
"Benar dia mengobatinya. " ucap Aleric mengejar Sera.
"Siapa yang baru saja kamu panggil bocah, apa kamu tidak salah meneriakiku bocah. "
"Memang kamu bocah. "
"Usiaku lebih tua darimu. "Protes Aleric.
"Tapi jiwaku jauh lebih tua jika di bandingkan dirimu. " jawab Sera perlahan keluar dari dalam diskotik.
"Cih.. mana ada jiwa tua sepertimu. "ucap Aleric meledeknya , lalu segera berlari kemobilnya sebelum perdebatan panjang di lontarkan oleh Sera kepadanya.
___
Di sisi lain, Delia—mama tiri Sera—berdiri di depan kantor gangster yang terletak di sudut kota. Plakat bertuliskan “BLOODFAGS” terpampang besar di atas gedung, menimbulkan aura yang mengintimidasi.
Dua pria bertubuh besar berdiri di depan pintu masuk, menatap Delia dengan tatapan tajam seperti hendak menghabisinya.
“Aku… aku sudah ada janji dengan bosmu…”
Delia membuka pintu kaca dengan tangan yang gemetar, memaksakan dirinya masuk ke dalam.
.
.
.
💐💐💐Bersambung💐💐💐
Kael kamu bener - bener ya, di sangka baik tanpan dan lembut tau - taunya suka nancapin batang sana sini. untung aja Ahjumma Sera udah terlepas dari dia ya.
Lanjut Next Bab ya guys😊
Lope lope jangan lupa ya❤❤
Terima kasih sudah membaca bab ini hingga akhir semuanya. jangan lupa tinggalkan jejak yaa, like👍🏿 komen😍 and subscribe ❤kalian sangat aku nantikan 🥰❤
Nantikan update setiap jam 13.00 dan 19.00 guys ☺☺