NovelToon NovelToon
Tunangan Palsu Sang CEO Dan Pewaris Tersembunyi

Tunangan Palsu Sang CEO Dan Pewaris Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Nikahmuda / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Nikah Kontrak
Popularitas:471
Nilai: 5
Nama Author: ᴛʜᴇ ꜱᴀᴅɪᴇ

CEO dingin Ardan Hidayat harus bertunangan dalam tiga bulan demi warisan. Ia memilih Risa Dewi, gadis keras kepala yang baru saja menghancurkan kuenya, untuk kontrak pertunangan palsu tanpa cinta. Tapi saat mereka hidup bersama, rahasia keluarga Risa sebagai Pewaris Tersembunyi keluarga rival mulai terkuak. Bisakah kepura-puraan mereka menjadi kenyataan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ᴛʜᴇ ꜱᴀᴅɪᴇ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kontrak Setan dan Pilihan Mustahil

Risa menatap Ardan, pikirannya berkecamuk. Tangan pria itu masih terulur, sebuah tawaran yang terasa seperti umpan setan. Di satu sisi, ada wajah dingin penuh kesombongan yang baru saja menghancurkan mata pencahariannya. Di sisi lain, terbayang wajah keriput Nenek Wulan yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit, membutuhkan obat mahal yang tak mampu ia beli.

"Apa maksud Anda... tunangan palsu?" tanya Risa, suaranya nyaris berbisik, keraguan dan ketakutan bercampur dengan percikan harapan yang tak berani ia akui.

Ardan menurunkan tangannya, senyumnya menghilang, digantikan oleh ekspresi bisnis yang tajam. "Persis seperti yang kau dengar. Sebuah perjanjian. Kau akan berpura-pura menjadi tunanganku selama satu tahun. Dalam periode itu, kau akan tinggal di rumahku, menemaniku ke acara-acara sosial, dan melakukan apa pun yang diperlukan untuk meyakinkan publik bahwa kita akan menikah. Setelah satu tahun, kita akan 'putus' secara damai, dan kau akan pergi dengan kompensasi yang cukup untuk tidak perlu bekerja seumur hidup."

Risa terperangah. "Uang sebanyak itu? Untuk berpura-pura?"

"Bagi Anda ini uang, bagi saya ini adalah kelangsungan hidup perusahaan dan puluhan ribu karyawan," Ardan mengoreksi dengan nada dingin. "Bagiku, ini adalah investasi yang sangat kecil dibandingkan dengan yang akan kuperoleh. Dan bagimu, Risa Dewi, ini adalah satu-satunya kesempatanmu untuk menyelamatkan nenekmu."

Ardan mengeluarkan kartu nama dari dompetnya dan menyerahkannya kepada Risa. "Ini nomor Pak Hadi, kepala sekretarisku. Datanglah ke kantorku besok pukul sembilan pagi. Jika kau terlambat sedetik pun, tawaran ini batal. Dan jangan berani-beraninya berpikir untuk memeras atau membocorkan ini. Aku punya cara untuk membuat hidupmu jauh lebih buruk daripada sekarang."

Dengan itu, Ardan berbalik, langkahnya mantap dan penuh otoritas. Ia masuk ke dalam menara, meninggalkan Risa sendirian di trotoar yang ramai, di antara puing-puing kue yang hancur dan mimpi baru yang menyeramkan.

Risa menatap kartu nama di tangannya. Nama "Ardan Hidayat" tercetak emas, di bawah logo Hidayat Group yang megah. Mustahil. Ini pasti lelucon kejam. Tapi tatapan Ardan, tawaran Ardan, dan janji uang itu—semua terasa begitu nyata.

Ia berpikir keras. Meninggalkan Nenek Wulan berjuang sendiri, atau menjual satu tahun hidupnya pada iblis berjas mahal? Hati nuraninya berteriak menolak, tetapi cintanya pada neneknya lebih kuat dari harga dirinya.

Malam itu, Risa tidak bisa tidur. Ia berbaring di kamar kecilnya yang sempit, suara rintihan Nenek Wulan dari kamar sebelah menusuk hatinya. Ia ingat janji yang dibuatnya pada dirinya sendiri: ia akan melakukan apa saja untuk melindungi satu-satunya keluarga yang ia miliki. Dan Ardan, pria sombong itu, tanpa sengaja telah menawarkan jalannya.

Pagi berikutnya, Risa tiba di Menara Hidayat tepat pukul 08:50. Kakinya gemetar, tetapi keputusannya sudah bulat.

Pak Hadi menyambutnya di lobi utama dengan senyum formal. "Nona Risa Dewi? Tuan Ardan sudah menunggu Anda."

Risa mengikuti Pak Hadi menyusuri koridor marmer yang mewah, melewati deretan karyawan yang sibuk. Setiap tatapan terasa menghakimi, setiap langkah terasa berat.

Di dalam kantor Ardan, pria itu sudah duduk di balik meja kerjanya yang besar. Tatapannya dingin seperti biasa. Di atas mejanya, tergeletak sebuah dokumen tebal.

"Kau datang," kata Ardan, tanpa emosi. "Duduklah. Ini draf kontraknya. Bacalah dengan cermat."

Risa duduk di kursi kulit mahal yang terasa terlalu empuk. Ia meraih dokumen itu, tangannya sedikit gemetar. Halaman-halaman itu dipenuhi istilah hukum yang rumit, tetapi poin-poin utamanya jelas.

* Jangka Waktu: Satu tahun.

* Kewajiban Risa: Berperan sebagai tunangan Ardan di depan umum, tinggal di kediaman Ardan, menghadiri semua acara yang diminta, menjaga citra yang sempurna.

* Kewajiban Ardan: Memberikan tunjangan bulanan yang sangat besar, menanggung semua biaya hidup Risa, dan jaminan masa depan setelah kontrak berakhir.

* Klausul Kerahasiaan: Pelanggaran kontrak, terutama tentang sifat palsu hubungan mereka, akan berakibat denda yang menghancurkan dan gugatan hukum.

* Klausul Fisik: Hubungan ini murni platonis. Tidak ada kontak fisik yang melampaui pelukan atau ciuman formal di depan umum.

Risa membaca berulang kali klausul terakhir. Ini adalah hubungan tanpa emosi, tanpa sentuhan pribadi. Sebuah pertunjukan.

"Aku akan memberikan waktu sepuluh menit untuk membacanya. Setelah itu, kau tandatangani, atau kau pergi," kata Ardan, nadanya tidak meninggalkan ruang untuk negosiasi.

Risa mengambil napas dalam-dalam. Ia melihat ke luar jendela, ke kota Jakarta yang luas di bawah, tempat Nenek Wulan berjuang di sebuah rumah sakit kecil. Ini adalah pengorbanan yang berat, tetapi bukan untuk dirinya sendiri. Ini untuk Nenek.

Setelah sepuluh menit yang terasa seperti selamanya, Risa mengangkat kepalanya.

"Saya akan menandatanganinya," kata Risa, suaranya tegas meskipun hatinya berteriak. "Tapi saya punya satu syarat."

Ardan mengangkat satu alisnya, terkejut dengan keberanian gadis itu. "Syarat? Kau tidak dalam posisi untuk itu."

"Uang untuk pengobatan Nenek Wulan harus dibayar lunas sekarang juga. Bukan bulanan. Saya tidak bisa menunggu," Risa menuntut, tatapannya menantang.

Ardan menatap Risa selama beberapa detik, seperti sedang menilai sebuah barang. Kemudian, senyum tipis kembali terlihat di sudut bibirnya. "Baik. Ini akan kusiapkan setelah kontrak ditandatangani. Sekarang, tanda tangani. Dan selamat datang, Nona Risa Dewi, tunangan palsuku."

Dengan hati yang berat dan tekad yang kuat, Risa meraih pulpen mewah yang disodorkan Ardan. Ia menuliskan namanya di atas garis bertanda tangan, mengunci nasibnya dalam kontrak yang akan mengubah seluruh hidupnya.

1
....
penulis yang bagus, pertahankan dia /Chuckle/
....
ini menjadi menarik /Hey/
....
aku penasaran apakah mereka akan berakhir bersama /Shame/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!