NovelToon NovelToon
Jangan Panggil Ibukku Wanita Gila

Jangan Panggil Ibukku Wanita Gila

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh
Popularitas:10.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

Ardina Larasati, sosok gadis cantik yang menjadi kembang desa di kampung Pesisir. Kecantikannya membuat seorang Regi Sunandar yang merupakan anak pengepul ikan di kampung itu jatuh hati dengannya.

Pada suatu hari mereka berdua menjalin cinta hingga kebablasan, Ardina hamil, namun bukannya tanggung jawab Regi malah kabur ke kota.

Hingga pada akhirnya sahabat kecil Ardina yang bernama Hakim menawarkan diri untuk menikahi dan menerima Ardina apa adanya.

Pernikahan mereka berlangsung hingga 9 tahun, namun di usia yang terbilang cukup lama Hakim berkhianat, dan memutuskan untuk pergi dari kehidupan Ardina, dan hal itu benar-benar membuat Ardina mengalami gangguan mental, hingga membuat sang anak yang waktu itu berusia 12 tahun harus merawat dirinya yang setiap hari nyaris bertindak di luar kendali.

Mampukah anak sekecil Dona menjaga dan merawat ibunya?

Nantikan kelanjutan kisahnya hanya di Manga Toon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Dona masih memeluk tubuh Regi dengan erat, seolah takut, akan kehilangan sosok itu lagi, tangisnya sudah mulai mereda namun luka dihatinya masih tangannya mulai menarik ujung kemeja Regi seakan memberi pertanda pada pria itu untuk membawanya pergi dari tempat ini.

"Sayang, kau jangan takut lagi ya, Om pasti akan membawamu pulang," ucap Regi.

Dona sedikit tenang, namun tangannya masih belum melepaskan ujung kemeja Regi, pertanda anak kecil itu masih trauma dan benar-benar takut untuk di tinggalkan lagi

"Om aku ingin pulang," lirih gadis itu.

"Iya Nak, kita pulang," ajak Regi sambil menggandeng tangan anak itu menuju ke meja resepsionis.

Di meja resepsionis, Regi duduk berdampingan dengan Dona. Tak lama kemudian, Ibu panti datang membawa map tebal berwarna cokelat. Wajah perempuan paruh baya itu tampak ragu, bukan dingin lebih pada berat dan iba.

“Ibu… saya mau bawa Dona pulang sekarang,” ucap Regi tanpa basa-basi.

Dona menatap penuh harap, agar bisa pulang ke rumahnya yang sudah lama ia nanti, namun tidak semudah itu, untuk pulang karena terikat dengan surat resmi.

Ibu panti menarik napas panjang terlebih dahulu sebelum menjawab. “Maaf, Mas Regi…”

Kata-kata itu saja sudah membuat jantung Regi berdebar, tatapannya tidak tega melihat Dona yang terus meremas tangannya sendiri.

“…kami tidak bisa mengizinkan.”

Regi terdiam. “Kenapa, Bu? Dona sudah memilih ikut saya. Dia takut di sini, seharusnya pihak panti memikirkan mental Dona."

Ibu panti memandang Dona sekilas, melihat mata kecil yang memerah itu, lalu kembali menunduk.

“Saya mengerti perasaan Mas Regi… tapi kami harus mengikuti prosedur hukum.”

Ia membuka map di hadapan mereka. “Dalam catatan resmi, Dona tidak tercatat mempunyai wali sah. Mas Regi juga belum terdaftar sebagai ayah biologis secara hukum.”

Regi mengernyit, suara memburu. “Tapi… saya ayahnya, Bu. Itu fakta.”

Ibu panti mengangguk pelan. “Fakta biologis belum cukup tanpa akta pengakuan, tes DNA resmi, atau putusan pengadilan.”

Dona mulai menggenggam tangan Regi lebih erat, entah apa yang di pernah oleh anak yang beranjak dewasa itu, yang jelas di dalam pikirannya saat ini ia harus pulang, tanpa terpikirkan jika Regi adalah ayah kandungnya.

“Kalau Mas membawa anak ini tanpa izin tertulis, kami yang akan bermasalah. Bisa dianggap penculikan.”

Ucapan itu menikam telinga Regi. “Penculikan?” suaranya nyaris bergetar. “Saya ayahnya!”

“Iya… saya tahu Mas,” ucap Ibu panti dengan mata basah. “Tapi hukum tidak bekerja dengan perasaan, Nak.”

Regi menunduk, rahangnya mengeras. “Tolong, Bu… Dona trauma. Dia butuh saya.”

Dona mengangkat wajahnya, suaranya gemetar. “Bu… aku mau sama Om. Jangan pisahin aku lagi…”

Ibu panti terhenyak. Ia berlutut di hadapan Dona.

“Sayang… Ibu bukan mau memisahkan. Ibu cuma takut kalau nanti Om kamu terseret masalah hukum, dan kamu malah jadi korban lagi.”

Dona menggeleng panik. “Tapi aku takut di tinggal, aku ingin pulang, aku ingin bertemu dengan Ibu."

Kalimat polos itu menghantam dada Regi, meskipun dalam keadaan terhimpit pun anak itu masih mengingat ibunya, Dona benar-benar anak yang baik, dan itu tambah menyayat hati Regi dengan segala penyesalannya.

Karena tidak tega melihat wajah Dona yang mulai dibasahi air mata, regu langsung memeluk tubuh kecil itu erat.

“Aku gak akan pergi, Nak… Papa janji.”

"Papa ...," ucap Dona sedikit bingung.

Regi tertegun hingga pada akhirnya dia mencoba mengalihkannya ke arah lain. "Iya Nak, maksudnya Om ini ingin menjadi papamu," ujar Regi.

Ibu panti terdiam lama sebelum akhirnya berkata. “Mas Regi, satu-satunya jalan yang aman hanyalah lewat sidang lanjutan. Lengkapi bukti sebagai orang tua sah.”

“Setelah itu…”

“Ibu sendiri yang akan mengantar Dona pulang ke tangan Mas.”

Regi mengangkat wajahnya, tatapannya menyelidik. “Berapa lama?”

Ibu panti menghela napas. “Bisa beberapa minggu…”

“Beberapa minggu terlalu lama untuk anak sekecil ini,” bisik Regi.

Dona mulai terisak kembali, karena mendengar kata beberapa Minggu, anak itu seolah tidak kuat menahan rindu terhadap rumah terhadap ibunya juga.

“Aku mau pulang sekarang…”

Regi memejamkan mata, rasa nyeri seolah menghantam di dadanya melihat rintihan kecil dari seorang anak yang selama ini ia tinggalkan, dunia seolah sedang menghukumnya, disaat niat baiknya datang, Regi malah tertampar dengan surat-surat yang seharusnya ia urus semenjak bayi itu lahir.

Karena tidak tak punya pilihan.Ia mendekap Dona erat, mengusap punggung kecil itu.

“Maaf ya, Nak… sebentar saja… Papa akan perjuangkan kamu."

Dona menggeleng tak mau mengerti. “Aku takut Om…”

Regi menggenggam pipinya lembut. “Papa gak akan ninggalin kamu. Papa akan datang setiap hari. Kamu gak sendirian lagi.”

Ia menoleh ke Ibu panti, seolah sudah siap dengan orosuder panti yang menyuruhnya untuk membawa jalur ini ke sidang pengadilan.

“Saya akan lakukan semua yang Ibu minta.” “Saya akan buktikan, secepat mungkin.”

Ibu panti mengangguk dengan mata basah.

“Saya doakan, Mas Regi… benar-benar.”

Regi mengangguk pria itu masih memeluk Dona dengan erat, memberikan kenyamanan di dalam dekapannya itu, sementara Dona masih menangis terisak, air matanya membasahi kemeja putihnya.

"Maafkan Papa ya Nak, sebenarnya dalam hal ini Papa lah yang berhak di salahkan karena kurang tegas melawan kehendak orang tua Papa," gumam Regi di dalam hatinya.

Setelah cukup Regi menemani anak itu mulai dari siang hingga malam mulai datang, Regi menghabiskan waktu berjam-jam untuk menemani Dona agar hati anak itu merasa tenang dan nyaman, namun waktu tetap harus memisahkan mereka berdua, karena Regi harus mengurus surat-surat yang dipinta oleh ibu panti.

"Nanak Papa pamit dulu ya, untuk urus surat-surat agar Dona bisa pulang," ucap Regi sambil mengelus kepala Dona.

Dona mengangguk meskipun terlihat begitu berat, tapi ia juga paham jika Regi melakukan yang terbaik untuk dirinya.

"Janji ya Om bakal bawa Dona pulang, Dona kangen Ibu, pasti Ibu di sana menunggu kehadiran Dona," pinta anak itu.

"Itu pasti Nak, tapi Papa pamit dulu ya," ucap Regi meskipun berat melepas Dona.

Dona akhirnya duduk kembali di kursinya di dalam area panti, menatap punggung Regi yang melangkah mundur dengan mata penuh air.

Regi berhenti sejenak di ambang pintu, ia menoleh ke belakang sambil melambaikan tangannya.

“Ikut doakan Papa, ya…”

“Papa pasti bawa kamu pulang.”

Dona mengangguk kecil.

Namun jemarinya masih gemetar, memegang permen lusuh itu seakan benda itu satu-satunya penyangga rasa aman.

"Cepat kembali Om, bawa kabar baik untuk Dona," gumam anak itu sambil menatap kepergian Regi yang semakin menjauh dari pandangannya.

Setelah kepergian Regi Ibu Sarah menghampiri Dona, ia menatap wajah anak itu dengan tatapan teduh.

"Nak ... sabar ya, Dona pasti bisa lewati semua ini, doakan saja semoga Om kamu digampangkan segelas urusannya," ujar Sarah sambil mengelus rambut Dona.

"Dona hanya ingin pulang dan bertemu Ibu, itu saja," jawab Dona sederhana dan hal itu mampu menyentuh hati Ibu panti.

"Ibu, akan berdoa semoga Dona segera bertemu dengan Ibu.

"Makasih Ibu," ucap Dona.

Dan untuk pertama kalinya senyum kecil itu terukir dari bibir kecilnya.

Bersambung ...

Pagi Kakak semoga suka ya ...

1
I Love you,
jgn buat dona menderita lgi 😭😭🙏🙏 but si tuak bangka struk jatuh miskin sehancur2 nya biar kapok 🙏🙏😭😭
Ayumarhumah: itu pasti ....
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Amalia Putri
Semangat thor
Dew666
👑💎
Iccha Risa
yang disebut keluarga tapi licik gada arti dimata mereka perjuangan Regi... bangkit ga boleh putus asa ada Dona yg nunggu papanya, ada pengalaman dan tekad dlm diri berusaha buat tunjukin bahwa bisa berdiri di kali sendiri...
Kasih Bonda
next Thor semangat
Wien Daffa
eayo....Regu semangat babgur kerajaan mu sendiri,tanpa terlibat dengan keluarga.
pergi jauh... ke LN barangkali setelah sukses baru kembali,,tunjukkan kemampuanmu.
semangat......
ari sachio
biasanya orang licik bakal hancur oleh kelicikan org ln yg dkt dgy.setidakny apa yg dia tanam bakal dia tui.halik kutunggu kehancuranmu hingga km struk d tk pya ap2 tk bs ap2 d ditinggalin olh org2 yg km sanjung d percaya.tp haya cucumu dona saja yg suatu saat nanti bkl peduli pdmu biar km hidup d mati dlm penyesaln krn dah menyia2kn cucu satu2y
Suanti: regi bawa dona tinggal di luar kota kerja mulai dari nol 🤭
total 1 replies
kaylla salsabella
ku do'akan setelah Regi di pecat dengan tidak terhormat perusahaan halik hancur biar tahu rasa tuh keluarga dia
Lisa
Halik sangat licik & jahat bahkan terhadap anaknya sendiri dia seperti itu tdk ingat siapa yg membuat perusahaan itu maju..sabar y Regi tetap semangat kamu punya keahlian bangunlah usahamu sendiri demi anakmu..
Sugiharti Rusli
suatu saat kalo perusahaan kamu berkembang, si Dona bisa diajak terlibat juga kan
Sugiharti Rusli
karena yang utama sekarang adalah keselematan Dona, kamu bisa memulai perjuangan lagi dari nol bersama putri kamu
Sugiharti Rusli
berarti kamu punya modal besar Gi buat berdiri di kaki kamu sendiri nanti, meski bukan perusahaan besar kamu bisa bangkit
Sugiharti Rusli
apa selama 12 tahun ini karena kerja keras Regi makanya perusahaannya berkembang pesat🤔🤔🤔
Sugiharti Rusli
karena sudah kalah di pengadilan tentang hak asuh Dona, sekarang dia coba agar putranya tidak memiliki kedudukan di perusahaannya,,,
Sugiharti Rusli
sepertinya si Halik mau membuat putranya menyerah dengan berbagai macam cara yah,,,
Amalia Putri
Semangat Regi demi Dona dan ibu nya ,ayo jangan mau kakah usah dari orang tuamu dan saudramu;lanjut thor di tunggu💪💪💪💪
kalea rizuky
halik ini di bikin stroke aja lah jahat bgt
kalea rizuky
alahh lu aja g ada kuasa laki tololl
Kasih Bonda
next Thor semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!