Kala itu hujan turun begitu deras, guyuran air hujan menutupi kepedihan yang terpendam dalam hati.
Aku harus merelakannya, kata-kata yang selalu ku tanamkan dalam hati, hanya untuk menghibur diri.
Serin terpaksa menahan malu saat bertemu dengan mantan kekasihnya yang sedang menggandeng wanita lain tepat di depan matanya, sahabatnya Aura mempertanyakan mengapa kejadian itu bisa terjadi, apa lagi sosok wanita yang di gandeng Riko adalah Putri yang merupakan salah satu sahabat mereka.
Temukan kelanjutan cerita ini, di karya pertamaku.
mohon suport, saran dan kritiknya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejadian Naas
Pagi yang cerah, Aku membuka mata berlahan, masih dalam keadaan setengah sadar, melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan masih pukul enam pagi.
Aku bersiap pergi ke Kampus, hari ini Aku merasa lebih baik, meskipun masih ada sedikit rasa perih di wajahku.
Pagi ini Aku tak menemukan Ayah di meja makan, kata Ibu Ayah sudah berangkat Ke luar kota tadi malam, bersama rekan bisnisnya.
Ibu merasa khawatir padaku dan melarang ku pergi, dia takut kejadian semalam akan terulang, Aku berusaha meyakinkan Ibu kalau Aku baik-baik aja dan Aku bisa menjaga diri ku sendiri.
Ternyata pagi ini Kak Jack menjemput ku, kami pun berpamitan pada Ibu.
"Baby, maaf"
"Kenapa minta maaf?"
"Aku nggak bisa jagain kamu"
"Aku nggak pa-pa, Kak, jangan khawatir"
"Riko udah cerita semua pada ku, Aku udah memberi peringatan pada Putri, kamu gimana, masih sakit?"
Kak Jack menyentuh lembut luka di sudut bibir ku.
"Aduh, sakit"
"Maaf, Maaf...Baby"
"Cuma bercanda"
Aku mengejeknya.
"Kalau luka nya udah sembuh awas kamu ya!"
"Emangnya mau ngapain?"
"Rahasia, nanti juga tau"
"Oh iya, semalam kakak bicara apa sama Ayah?"
"Ayah kamu nyuruh Aku jagain kamu selama 24 jam, jadi kamu nggak boleh hilang dari pengawasan ku"
"24 jam? kalau di rumah juga, gimana kalau lagi di toilet, kakak ikut juga?"
"Iya, Aku ikuti kamu kemana aja"
"Kakak becanda kan?"
"Nggak percaya sama ku?"
"Ih...Kakak apaan sih!"
Dia tersenyum dan mencium pipi ku.
Perbuatannya membuat ku merona,
"Wajah kamu kok merah?"
"Udah, kita mau ngobrol terus atau kita bakal telat ke Kampus, bukannya hari ini Kakak ada tugas?"
Dia menatap ku terus dengan mata indahnya itu, hal itu membuat ku semakin salah tingkah.
"Kak..."
Aku menutup matanya dengan tangan ku.
Tiba-tiba, dia mencium pipi ku lagi,
Umuach....
Aku nggak sempat menghindar, soalnya serangannya mendadak banget.
"Ih...kak, nanti di lihat Ibu, Ayo pergi"
Aku mendorongnya menuju sepeda motor.
"Hidupkan mesinnya"
"Aku mau mandangin kamu terus, habis nya cantik banget sih, jadi pengen di bawa pulang"
"Apaan sih, kak pagi-pagi jangan gombal"
"Siapa yang gombal, emang kamu cantik"
"Iya deh, terserah, cepat nanti kita telat"
"Ada syaratnya?"
"Apaan lagi sih?"
"Janji, nanti di motor harus di peluk, peluknya yang erat ya?"
"Iya, iya, janji deh, kok belum di hidupi juga mesinnya?"
"Ada yang kurang"
Aku tau maksudnya, soalnya dia memainkan jari telunjuknya di pipi.
"Tapi apa ya?"
Cup...
Aku mencium pipi kanan nya dengan cepat.
Dia menghidupkan mesin sepeda motornya, memakaikan helm padaku dan kami langsung jalan, seperti perintahnya tadi, Aku memeluknya dari belakang, memeluknya sangat erat.
Nyaman sekali, dia begitu hangat dan harum.
"Baby?"
Nggak biasanya dia bicara di atas sepeda motor.
"Ya?"
"Nanti Aku mau ajak kamu ke rumah, soalnya Mama rindu pada mu"
"Iya, Aku juga rindu sama Tante"
Kak Jack melaju dengan kencang melewati beberapa mobil yang ada di depan kami.
"Kak, jangan ngebut"
Aku sedikit berteriak, suara jalanan begitu berisik.
"Tenang aja, sebentar lagi kita sampai"
Dan.....
Dari arah berlawanan sebuah mobil hitam melaju begitu kencang, begitu juga sepeda motor Kak Jack yang dari awal sudah ngebut.
Kak Jack berusaha menghindar, namun sayangnya stang sepeda motor kami menyenggol kaca spion mobil, hal itu membuat sepeda motor kami sedikit oleng dan terjatuh di trotoar jalan.
Untuk sejenak Aku masih bisa melihat Kak Jack tubuhnya terjepit badan sepeda motor gedenya sedang kan Aku terjatuh sedikit jauh darinya.
Ada darah mengalir di sekitarnya, entah berasal dari bagian tubuh yang mana.
Dengan suara serak Aku memanggil nya.
"Kak"
Orang-orang berkerumun melihat kami, samar-samar Aku mendengar suara mereka.
"Cepat tolong mereka, panggil polisi, bawa mereka ke rumah sakit"
Sampai Akhirnya suara itu menghilang dari pendengaran ku dan tiba-tiba pandangan ku gelap.
Tiga hari kemudian....
Berlahan Aku membuka mata , yang pertama ku lihat adalah ruangan serba putih, dan Aku merasakan sakit, terutama di bagian kepala dan tenggorokan ku terasa kering rasanya seperti berhari-hari berada di gurun pasir.
Aku melirik mencari keberadaannya yang ada dalam benakku,
bagaimana keadaan Kak Jack?
Seorang perawat bertanya pada ku.
"Nona sudah sadar?"
Aku menatapnya memberi isyarat, soalnya Aku nggak sanggup bersuara.
"Sebentar Nona, saya akan panggilkan dokter"
Perawat itu meninggalkanku, Aku tak bisa berbuat banyak soalnya tubuhku lemah sekali, tapi Aku mencemaskan Kak Jack, dan yang bisa Aku lakukan saat ini hanya menangis tanpa bersuara, Air mata ku terus saja jatuh, Aku sedih banget sampai dadaku terasa sesak
"Tuhan, semoga dia baik-baik aja"
Beberapa saat dokter memeriksa ku, kemudian Aku bertemu dengan Ibu dan Dina, mereka terlihat sangat khawatir, bahkan Ibu mencoba terlihat tegar namun sudut matanya tak bisa berbohong, Aku yakin dia habis menangis, Dina juga begitu dia tampak bersedih melihat ku yang terbaring lemah.
"Kak cepat sembuh ya, Kakak jangan nangis Dina ada di sini untuk jagain kakak"
Dina menghapus Air mataku.
Dokter memberiku sebuah suntikan, setelah di suntik Aku merasa sangat nyaman tanpa sadar Aku sudah tertidur lagi.
Di tempat yang sama...
Seorang pemuda sedang berjuang melawan kematian di ruang operasi, terjadi pendarahan di kepalanya akibat benturan yang keras, belum lagi tulang kakinya sedikit bergeser dan luka memar di bagian dada.
Setelah mendapat penanganan yang tepat dari para Dokter yang profesional, akhirnya dia bisa melewati masa kritis.
Dalam tidurnya, dia melihat beberapa rentetan kejadian yang seperti bayangan hitam, yang pertama bayangan gadis berambut panjang dan bayangan gadis berambut pendek, kedua gadis itu seperti memiliki hubungan yang sangat dekat dengannya, seperti adegan film yang terpotong-potong sehingga membuat kepalanya terasa sakit.
Kemudian dia mendengar suara seorang gadis memanggil nya,
"Kak!!!"
Suara itu lembut. namun, tak jelas siapa orang yang ada dalam bayangannya.
Aku kembali tersadar dan mendapati Ibu dan Dina sedang menunggui ku.
"Kamu sudah sadar, Nak?"
"Haus"
Dina mengangkat bantal di kepalaku agar Aku bisa minum dengan nyaman.
"Bu, Kak Jack di mana?"
Ibu dan Dina saling menatap, seperti ada sesuatu yang kurang baik terjadi, terlihat dari raut wajah mereka yang cemas.
"Dia baik-baik saja, yang penting kamu sembuh dulu, jangan pikirkan yang lain"
"Bu, Aku mau menemuinya"
"Nanti ya sayang, kalau kamu udah lebih baik, sekarang kamu istirahat dulu"
Aku mengangguk, tapi Aku tetap merasa cemas akibat menghawatirkan keadaan kak Jack.
bgs tapi trsannya hrs minta ....tp knp ngga muncul lanjutanngs 😭
sebenarny ini gaya anak yg belum dewasa.
ibaratny aja nih duren (duda keren) masih ada wanita (bahkan maaf janda sekalipun) yg tertarik apalagi pria yg lajang belum menikah.