NovelToon NovelToon
My Annoying Lecturer (I Love You)

My Annoying Lecturer (I Love You)

Status: sedang berlangsung
Genre:dosen / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik / suami ideal
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rash1417

Aisyah Az-Zahra, mahasiswi semester akhir yang suka membuat onar dan suka memberontak hingga kedua orangtuanya pusing tujuh keliling dibuatnya.

Abimanyu Dewantara, seorang dosen yang terkenal galak. Para mahasiswanya menjulukinya 'dosen killer'. Namun demikian, ia tetap menjadi idola para mahasiswi karena ketampanannya.

Tapi hal itu tidak berlaku buat Aisyah, ia justru sangat membenci lelaki itu. Pasalnya, ia sering mendapat hukuman dari Abimanyu karena ia selalu membuat kesal sang dosen. Keduanya sudah seperti Tom and Jerry, selalu ribut dan tak pernah akur. Namun, siapa sangka, mereka berdua harus dipersatukan dalam ikatan pernikahan melalui perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka.

Bagaimana kehidupan pernikahan Tom and Jerry tersebut? Akankah pernikahan itu terjadi dan timbul cinta diantara keduanya? Atau mereka akan menolak perjodohan itu?

Ikuti kisah perjalanan mereka dalam 'My Annoying Lecturer (I Love You)'.

Update setiap hari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rash1417, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 Menyatakan Cinta

"Masyaallah, cantiknya anak ibu," puji Aminah pada putrinya.

Malam ini mereka akan menghadiri pesta ulang tahun pernikahan orang tua Abi yang diadakan di sebuah hotel berbintang ternama di ibukota. Aisyah dan keluarganya pun turut diundang. Aisyah masih mematut dirinya di depan cermin. Gadis itu mengenakan mini dress brokat selutut berwarna merah, sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Rambutnya dibiarkan terurai dan dibuat bergelombang di bagian bawahnya.

"Aisyah beneran udah cantik kan Bu?" tanya nya untuk memastikan.

"Cantik banget sayang, ibu yakin Abi pasti akan terpesona melihat kamu nanti." Aminah pun menggoda membuat putrinya itu tersipu.

"Ah ibu, bisa aja." Aisyah pun tampak malu-malu.

Aminah tertawa geli melihat tingkah putrinya yang malu-malu itu, tidak biasanya Aisyah seperti itu. Tampaknya putri bungsunya itu sedang jatuh cinta. Aminah sangat senang jika memang Aisyah memiliki perasaan terhadap Abi. Hal ini bisa menjadi kabar baik untuk kedua keluarga.

"Kamu sudah selesai kan? Abi sudah nungguin kamu tuh di bawah."

"Pak Abi udah datang?"

"Sudah dari tadi, kamu nya aja yang kelamaan dandan."

Sekali lagi Aisyah melihat penampilannya di cermin. Riasan wajahnya sudah sempurna, terlihat flawless dan tidak terlalu tebal. Setelah memastikan penampilannya sempurna, Aisyah pun bergegas keluar dari kamarnya dan berlari menuruni anak tangga. Aminah hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan putrinya itu.

Di ruang tamu, Abi sedang berbincang dengan Husein sembari menunggu Aisyah. Di tengah-tengah obrolan mereka terdengar suara langkah kaki yang menggema. Kedua orang itu pun menoleh kearah sumber suara. Husein sampai melotot tatkala melihat putrinya berlarian menuruni tangga sambil memakai heels.

Pria paruh baya itu pun segera menghampiri sang putri, khawatir kalau-kalau anaknya itu terjatuh. Begitu juga dengan Abi yang ikut menyusul Husein menghampiri Aisyah, wajahnya tak kalah cemas seperti Husein.

"Ya ampun Aisyah. Kamu lari-larian turun tangga pakai heels begitu. Bahaya sekali itu, kalau nanti kamu jatuh gimana?" Husein mengomeli putrinya ketika gadis itu sudah berada di bawah.

Dua orang pria dihadapan Aisyah itu memasang wajah khawatir, sementara yang dikhawatirkan hanya cengengesan saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Dia sudah tidak sabar mau ketemu pangerannya ayah," sindir Aminah yang baru saja menyusul turun ke lantai bawah.

Mendengar ucapan Aminah, Husein pun menghela napasnya sedangkan Abi tersenyum menggoda menatap Aisyah membuat gadis itu tersipu malu.

"Dasar kamu ini." Husein mengacak-acak rambut Aisyah dan hal jelas membuat anaknya kesal.

"Ish ayah, kok diacak-acak sih. Kan rambut Aisyah jadi berantakan," omelnya tak suka. Ia pun mencoba untuk merapikan kembali rambutnya, dibantu oleh Abi.

"Masih tetap cantik kok," puji Abi membuat wajah Aisyah bersemu merah.

...****************...

Butuh waktu lima belas menit perjalanan menuju hotel tempat pesta berlangsung. Malam ini Abi sengaja menjemput Aisyah agar mereka bisa berangkat bersama. Selama perjalanan tak henti-hentinya Abi melirik kesamping, mengagumi gadis di sebelahnya yang tampil sangat cantik malam ini.

Aisyah sendiri bukannya tidak menyadari jika sejak tadi Abi terus melirik padanya. "Kalo nyetir itu fokus lihat ke depan, jangan lirik-lirik ke samping terus." Aisyah menyindir dan hanya ditanggapi kekehan kecil dari Abi.

"Dibilangin malah cengengesan," lanjut Aisyah menggerutu.

"Kamu cantik banget malam ini, makanya saya jadi tidak bisa fokus nyetirnya," kata Abi yang membuat Aisyah jadi salah tingkah.

"Malam ini aja saya cantik nya? Berarti kemarin-kemarin saya jelek dong." Aisyah berpura-pura merajuk.

Buru-buru Abi mengoreksi ucapannya sebelum gadis disebelahnya itu marah. "Ya nggak dong, kamu itu setiap hari nya selalu cantik. Hanya saja malam ini lebih cantik lagi."

Aisyah semakin tersipu dan diam-diam menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman.

Setelah lima belas menit perjalanan akhirnya Abi dan Aisyah tiba di JW Marriot Hotel, tempat pesta berlangsung. Abi menghentikan mobilnya tepat di depan lobi hotel. Seorang petugas penjaga pintu buru-buru menghampiri lalu membukakan pintu mobil bagian penumpang.

Aisyah turun lalu mengucapkan terimakasih kepada petugas tersebut. Begitu juga dengan Abi yang ikut turun dari pintu sebelahnya. Ia pun menyerahkan kunci mobil dan meminta kepada petugas tersebut untuk membawa mobilnya ke parkiran.

"Kamu sudah siap?" tanya nya pada Aisyah dan gadis itu mengangguk.

Abi meletakkan tangannya di pinggang lalu Aisyah menautkan tangannya di lengan abi. Keduanya pun berjalan bersama memasuki gedung bertingkat tersebut.

...****************...

"Selamat hari ulang tahun pernikahan ya Om dan Tante. Doa yang terbaik untuk Om sama Tante," ucap Aisyah tulus. Ia menyalami Dewantara dan Martha bergantian.

"Aisyah punya sesuatu buat Tante, mungkin bukan hadiah yang mahal tapi ini tulus dari hati, Aisyah berikan buat Tante," katanya lagi sembari memberikan sebuah kotak yang dibungkus rapi.

"Ya ampun sayang, pake repot-repot kasih hadiah segala. Kamu bisa datang ke sini sama Abi saja Tante sudah senang sekali." Martha mengedipkan sebelah matanya menggoda sang putra.

"Makasih ya nak buat hadiahnya. Tante kamu pasti suka hadiah dari kamu itu. Oh iya Abi, kamu temani Aisyah ya, Papa sama Mama mau menyambut tamu yang lain dulu." Dewantara pun berpamitan kepada Aisyah lalu mengajak sang istri untuk menyambut tamu yang lain.

"Kamu mau makan dulu?" tanya Abi dan dijawab dengan gelengan kepala oleh Aisyah. Lelaki itu lalu menggandeng tangan Aisyah dan membawanya keluar dari aula pesta.

"Kita mau kemana? Nanti kalo Om sama Tante nyariin gimana?" Aisyah terlihat panik saat Abi membawanya memasuki lift yang menuju lantai atas.

"Nanti kamu juga bakalan tau," ucap Abi tersenyum misterius.

Aisyah pun tak lagi bertanya, mereka saling diam sampai lift tersebut membawa mereka ke rooftop. Begitu sampai di lantai paling atas gedung tersebut, pintu lift terbuka. Abi menarik tangan Aisyah dan membawanya melihat pemandangan kota dimalam hari dari atas gedung.

Aisyah tampak takjub dengan keindahan kota dimalam hari. Matanya terlihat berbinar melihat keindahan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

"Saya nggak menyangka, ternyata pemandangan kota dimalam hari bisa seindah ini," ucapnya takjub.

"Memang indah tapi ada yang lebih indah dari pada ini," kata Abi sambil memandangi wajah Aisyah.

Gadis itu pun melirik Abi yang ada disampingnya. "Bapak ngapain ngelihatin saya kayak gitu?"

"Karena kamu lebih indah dari pada pemandangan di sana." Aisyah menaikkan sebelah alisnya tak mengerti.

Abi memegangi kedua bahu Aisyah lalu menggesernya hingga mereka saling berhadapan. Untuk sesaat mereka saling pandang, ada yang bergetar di dalam hati Aisyah saat mata mereka saling bertemu. Kemudian Abi menggenggam kedua tangan Aisyah dengan lembut.

"Kamu tau kan kalau saya cinta sama kamu?" Aisyah mengangguk. "Saya juga sudah pernah bilang kalau kamu satu-satunya wanita yang sudah berhasil membuat saya jatuh cinta lagi."

Abi menarik napasnya dalam sebelum dia melanjutkan ucapannya. "Saya tulus sama kamu dan saya mau kamu menjadi satu-satunya wanita yang akan menemani saya menjalani sisa hidup saya sampai nanti Allah menjemput saya untuk kembali kepada-Nya."

"Saya tidak bisa menjanjikan apapun tapi saya akan terus berusaha untuk bisa membuat kamu bahagia. Untuk itu Aisyah Az-Zahra, maukah kamu menjadi kekasih sekaligus calon istri saya?"

...****************...

1
Rash1417
silahkan kakak ☺️
💗vanilla💗🎶
mampir ni thor /Smile/
Zayyin Arini Riza
cerita bagus dan sangat menghibur
Rash1417: terimakasih
total 1 replies
Sri Rahayu
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!