Reina baru saja pindah ke kompleks perumahan baru atas permintaan suaminya karena lingkungan rumah lamanya sudah tak senyaman dulu. Tetangga sebelah rumahnya adalah seorang pria hot berotot bernama Nathan yang katanya adalah seorang duda keren.
Tetapi tetangganya yang lain ada yang menyebarkan rumor kalau Nathan bercerai dari istrinya karena ternyata ia adalah seorang gay. Reina jadi penasaran dengan tetangga barunya dan bertekad untuk mencari tahu yang sebenarnya. Yuk, kita simak kisah Reina yang ceria tapi kadang juga penuh lika-liku ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sitting Down Here, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Penjelasan untuk Weni dan Winda
Setelah merasa lebih baik, Reina ingin sekali bertemu dengan Reifan untuk meminta penjelasan darinya. Ia ingin bertanya di mana alamat rumah Kartika pada Nathan untuk menemui Reifan, tapi ia terlalu gengsi untuk melakukannya.
Akhirnya setelah dua hari mengurung diri di rumah, Reina keluar juga dari rumah untuk mengantarkan Reza ke sekolah. Winda yang baru saja keluar dari rumah langsung menyapa Reina dan Reina pun membalasnya. Setelah mengantar Reza ke sekolah, Reina berjanji kepada Winda akan bercerita mengenai apa yang telah terjadi dua hari yang lalu.
Reina menepati janjinya. Setelah mengantar Reza sekolah, Winda bersama Weni datang untuk mendengarkan cerita Reina. Kemudian Reina menceritakan secara singkat apa yang telah terjadi, bahwa ia dan Kartika adalah sebenarnya korban dari Reifan.
Reina jadi ingat ketika bertemu Nathan di hari minggu tanpa Reifan. Sebenarnya saat itu Nathan sudah curiga terhadap Reifan. Saat ini ia merasa begitu bodoh karena tak pernah curiga terhadap Reifan. Tapi kalau di pikir-pikir bukan hanya ia yang bodoh. Kartika juga sama dengannya.
Weni dan Winda yang mendengar cerita Reina tentu saja menjadi terkejut.
"Ya ampun jeng, kok bisa ya Reifan membohongi jeng Reina selama bertahun-tahun?" Ujar Winda
"Iya, istri pertamanya juga sama aja ya di bohongi sama Reifan... Ck, dasar laki-laki!" Weni ikut menimpali.
"Iya, jujur saat ini saya merasa bodoh karena terlalu percaya dengan suami saya. Selama ini hubungan kami baik-baik saja jadi saya pikir hal seperti ini tak akan mungkin terjadi. Kalau dari awal saya tau saya tak mungkin mau menikah dengan Reifan"
"Sayang sekali ya jeng jadi seperti ini. Lalu apa yang akan jeng lakukan?"
"Saya belum tau. Saya harus bicara dulu dengannya. Sudah seminggu ini dia belum pulang" Ujar Reina sambil mendesah panjang.
"Si perempuan istri pertama itu juga bilang Reifan sudah lama tidak pulang kan? Jangan-jangan dia sengaja melarikan diri" Ujar Weni.
"Entahlah, mungkin juga bu" Ujar Reina sambil mengangkat bahu
"Maaf jeng, yang waktu jeng Reina mukanya lebam tempo hari, apakah itu akibat perbuatan Reifan?" Tanya Weni lagi
"Iya betul bu" Akhirnya Reina mengaku juga sambil menunduk malu karena telah membohongi Weni.
"Memangnya saat itu jeng Reina sudah curiga dengan Reifan?" Tanya Weni lagi.
"Belum bu, waktu itu saya di pukul karena bertengkar soal Reza yang ingin pindah sekolah mengikuti Tomi, bu" Dan karena cemburu dengan Nathan. Tapi Reina tak mungkin memberitahu Weni tentang itu.
"Astaga, sampai segitunya... Tapi mungkin ia melakukan itu untuk menutupi kesalahannya sendiri. Bisa jadi kan?" Ujar Weni lagi
"Iya, bisa jadi begitu jeng" Winda yang sedari tadi hanya menyimak akhirnya ikut menimpali lagi.
"Laki-laki kayak gitu enakan di ulek trus di buat rujak, jeng! Kesal sekali saya dengarnya!" Weni jadi geram dengan ulah Reifan.
"Iya betul! Udah gitu ga beralasan banget anak mau pindah sekolah sampai begitu reaksinya. Berlebihan!" Winda otomatis ikut geram.
Reina hanya tersenyum mendengar ocehan Weni dan Winda yang geram dengan Reifan. Ini cukup menghibur bagi dirinya yang sedang galau.
"Eh iya jeng, tapi kok kayaknya Nathan kenal ya sama istri pertamanya Reifan?" Tanya Weni.
Reina belum menyiapkan jawaban untuk ini. Jadi sepertinya mau tak mau ia harus jujur tentang Nathan yang tau lebih dulu dari Reina.
"Iya, bu. Sebenarnya... Nathan memang sudah tau lebih dulu dari saya tapi dia menutupinya karena ia tak mau saya jadi sedih. Sampai akhirnya saya tau sendiri karena Kartika datang kesini"
"Ooo... Ternyata Nathan sudah tau duluan ya. Baik sekali ya dia bela jeng Reina. Mungkin karena dia g*y ya jadi lebih peka dari laki-laki biasa" Ujar Winda
"Iya mungkin juga bu" Ujar Reina sambil tersenyum tipis. Reina jadi rindu dengan Nathan. Sudah dua hari mereka tidak bertemu. Walau bagaimana pun Nathan tidak sepenuhnya salah. Ia sudah membela Reina dan selama ini menutupinya karena tak ingin Reina terluka. 'Seharusnya aku malah berterima kasih kepadanya' batin Reina.
"Makanya sayang sekali ya dia g*y. Kalau dia normal, laki-laki seperti itu sudah saya suruh tinggal di rumah. Biar ga di lirik sama perempuan lain... Hihihi... " Ujar Weni sambil cekikikan. Untungnya hari masih siang. Kalau ia melakukan itu di malam hari pastinya siapapun yang mendengar jadi merinding.
"Iya, betul jeng. Bu RT aja ikutan ngefans sama Nathan. Segitu dia juga tau kalau Nathan itu g*y. Gimana kalau dia normal. Bakalan banyak deh yang ngejar dia!" Ujar Winda.
Lalu mereka bertiga tertawa. Sungguh kedatangan Weni dan Winda membuat Reina merasa lebih baik. Tapi ia jadi lupa kalau seharusnya ia memasak masakan untuk Reza.
"Waduh, udah jam berapa ini ya? Maaf ibu-ibu, sepertinya pembicaraan kita lanjut lain kali lagi ya, saya mau masak nih. Itu juga kalau keburu sih. Kalau ga keburu ya paling saya langsung jemput Reza aja deh"
"Wah, maaf ya jadi lupa waktu gini kalau udah ngobrol. Kalau gitu kita pulang dulu deh, saya juga mau masak dulu" Ujar Winda.
"Iya, saya juga. Pokoknya jeng Reina kalau ada perlu apa-apa tinggal bilang aja ke kita, nanti kita segera datang untuk bantu" Ujar Weni
"Terima kasih banyak, ibu-ibu. Saya beruntung punya tetangga baik seperti kalian. Saya ga bisa bayangin kalau kemarin kalian ga bantu saya, mungkin rambut saya sudah botak sekarang karena habis di jambak sama Kartika. Saya yakin gigitan kalian yang kemarin sampai sekarang masih membekas di tangan Kartika" Reina sambil membayangkan ekspresi wajah Kartika yang terlihat kesal ketika di gigit oleh Wina dan Wendi yang sekarang sedang tertawa cekikikan mengingat peristiwa kemarin.
"Hihihi... Yang mulai gigit duluan memang saya, terus Jeng Winda mengikuti. Itu reaksi spontan saya karena waktu mau lepaskan jambakan tangannya di rambut jeng Reina, cengkraman tangannya kuat sekali, jadinya saya gigit aja deh biar cepet" Seru Weni.
"Tapi itu seru loh jeng, di suruh ulang lagi juga saya mau aja" Ujar Winda sambil tertawa cekikikan lagi.
Setelah itu mereka benar-benar pamit pulang dan Reina bersiap untuk menjemput Reza, karena waktu sudah mendekati waktu Reza pulang jadi ia tidak keburu untuk memasak.
**
Nathan mendengar suara motor Reina keluar dari rumahnya ketika ia baru bangun tidur. Ia masuk siang hari ini. Ia kemudian ke ruang belakang untuk memeriksa apakah Reina sudah masak atau belum. Ternyata ia belum masak.
Kemudian Nathan menyempatkan diri untuk memasak untuk Reina dan Reza sebelum ia berangkat kerja. Setelah masakan matang, Nathan sengaja mengirim pesan chat kepada Reza, bukan ke Reina karena ia tahu Reina masih belum mau berbicara dengannya.
"ja, tolong bilang ke bunda jangan beli lauk matang karena om sudah masak untuk kalian"
Tak lama kemudian, Reza membalas pesan Nathan.
"Terima kasih, om peri yang baik hati"
Nathan tersenyum melihat jawaban Reza. Lalu setelah membawa hasil masakannya ke rumah Reina, ia lalu mandi dan bersiap untuk berangkat kerja.