Seorang pria yang terdampar ditengah hutan dan mengalami luka parah akibat mobilnya masuk ke dalam jurang.
saat ia tersadar, ia sudah berada didapam sebuah bilik yang ditemani oleh wanita cantik.
Siapakah Wanita itu? dan apakah ia akan selamat, serta dapat kembali ke rumahnya dan mengungkap siapa yang telah membuatnya berada didalam jurang?
Ikuti kisah selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tujuh
Kenzo mengenakan pakaiannya, meskipun ia masih diliputi rasa penasaran. Bahkan ular siluman yang baru saja menerornya masih menimbulkan rasa tanya besar didalam relung hatinya. Namun, ia harus segera pergi.
Setelah selesai mengenakan pakaian. Ia celingukan mencari keberadaan sang gadis yang mana seharusnya menjadi penunjuk arah baginya keluar dari hutan ini.
"Kemana gadis itu? Siapa dia sebenarnya? Arah mana yang harus ku tempuh?" gumannya lirih sembari celingukan ke sana kemari.
Disisi lain. Para aliansi yang selama ini menjadi sekutunya, bersiap mengirimkan para orang-orang terbaiknya untuk mencari keberadaannya dan membawa pulang untuk mendapatkan hadiah yang ditawarkan oleh Jhonatan--papanya Kenzo.
Orang-orang suruhan itu tampak begitu cepat menuruni tebing jurang dan sangat cekatan dalam pencarian mereka.
Kenzo masih kesal dengan sang gadis misterius yang menghilang begitu saja. Ia masih bingung dengan arah tujuannya.
Ia menyapu pandangannya dengan seksama. Selama tinggal digubuk tua ini, ia belum sempat keluar untuk melihat pemandangan yang ada.
Tampak pohon-pohon berukuran besar tumbuh dengan menjulang. Disisi sebelah selatan, ada padang savana yang tampak begitu indah.
Tak jauh dari barisan pohon-pohon yang berukuran besar itu, tampak sebuah anak sungai yang berair jernih, sangat menyejukkan. Ingin rasanya pemuda itu mandi dan berendam disana, untuk menghilangkan rasa lengket ditubuhnya dan juga menghilangkan rasa sakit pada tubuhnya, namun ia sepertinya tak memiliki waktu.
Akan tetapi, ia ingin merasakan sejuknya air tersebut, meski hanya membasuh wajahnya saja. Pro dan kontra dihatinya terus saja bertentangan.
Kenzo berjalan menuju anak sungai yang berair dangkal dengan bebatuan yang tampak besar menyembul melebihi tingginya air dalam anak sungai tersebut.
Ia memasukkan kakinya. Rasa sejuk menjalar begitu cepat, kemudian ia membasuh wajahnya.
Akan tetapi, sesuatu mengalihkan perhatiannya. Ia mendengar suara gemericik orang sedang mandi dibalik batu besar yang tak jauh dari tempat ia sedang membasuh wajahnya.
Perlahan ia berusaha mendekati batu tersebut dengan langkah yang sangat berhati-hati.
Saat ia tiba dibalik batu, ia melihat seorang wanita yang sedang mandi tanpa sehelai benangpun dengan tubuh yang begitu indah. Kulit putihnya berkilau saat terkena pantulan sinar mentari dan sedang memunggunginya.
Kenzo terperangah dibuatnya. Apakah wanita itu adalah sosok Adhisti yang sedang mandi, ataukah ada gadis lain yang tinggal dihutan ini selain gadis misterius tersebut.
Posisi si gadis yang memunggunginya, membuat ia terhalang melihat seperti apa rupa sang gadis.
Hingga saatnya gadis itu menyadari jika seseorang telah mengintainya, dengan gerakan cepat ia mengenakan penutup wajahnya, lalu bergerak bagaikan kilatan cahaya dan belum sempat membuat Kenzo tersadar gadis itu menghilang dengan sangat cepat.
Saat Kenzo berbalik, ia sudah disandera oleh seseorang yang terlihat sangat marah.
"Brengsek, ternyata selain lemah, kau juga memiliki hobby mengintip orang mandi," cibirnya dengan tatapan yang tidak bersahabat.
Namun, wanita itu sepertinya lupa akan tubuhnya yang tanpa mengenakan pakaian dan saat ini menempel ditubuh Kenzo yang membuat pemuda itu semakin sesak nafas akibat menahan ceki-kan dilehernya dan juga dua benda kenyal yang menempel didadanya.
Menyadari akan kecerobohannya, gadis yang tak lain adalah Adhisti bergegas melepaskan cengkramannya dari leher Kenzo, lalu menarik kain dari balik batuan besar dan melilitkan ketubuhnya.
"Uhuuuk...uhuuuk..." Kenzo terbatuk setelah berhasil menghirup oksigen yang tadi sempat terhambat.
Pemuda itu mengatur nafasnya yang tersengal akibat ceki-kan tangan Adhisti dilehernya, selain bersikap dingin dan misterius, ternyata gadis itu juga sangat cekatan dalam melumpuhkan lawannya.
"Mengapa Kau sangat kasar sekali terhadap lawan jenismu. Jika sikapmu seperti ini, maka tidak akan ada pria yang mau menikahimu!" ujar Kenzo kesal.
Seketika Adhisti berubah air mukanya, tampak kedua matanya begitu sayu. Sepertinya ada sesuatu yang begitu mengena dihatinya dengan ucapan Kenzo barusan.
"Pergilah, sebelum semuanya semakin rumit," ucapnya dengan menurunkan nada bicaranya, kemudian memutar tubuhnya dan berjalan meninggalkan Kenzo yang kini sudah bernafas lega setelah oksigen kembali memenuhi rongga dadanya.
"Heeei, tunggu," pemuda itu mencoba menahan kepergian sang gadis yang tampak akan meninggalkannya.
"Ada apa lagi?"
"Apakah Kau tidak ingin mengantarkanku, aku tidak faham akan hutan ini, bagaimana jika aku tersesat dan wajahku yang tampan harus dimakan singa lapar," ucap Kenzo asal.
Sang gadis menarik nafasnya dengan dalam. "Pergilah ke arah barat, ikuti aliran anak sungai ini, maka Kau akan menemukan satu desa disana, dan mintalah mereka untuk mengantarkanmu menuju jalan utama," titah Adhisti tanpa menoleh ke arah sang pemuda, lalu berjalan dengan cepat meninggalkan Kenzo yang masih dalam kebingungan.
"Kau benar-benar tidak ingin mengantarkanku?" tanya Kenzo lagi dengan sedikit berteriak, sebab gadis itu sudah semakin menjauh dan memasuki gubuk tua tersebut dengan gerakan langkahnya yang begitu gemulai dan membuat adik kecil pemuda itu tiba-tiba bangun.
"Hei, adik kecil, tidurlah, jangan nakal, jika tidak ingin dihajarnya!" umpat Kenzo pada sesuatu yang mengeras disana. Perlahan benda imut itu patuh, lalu mengkerut kembali.
Kenzo melihat jika sang gadis benar-benar tidak ingin mengantarkannya pulang, dan ia harus kecewa, sebab ia ingin sekali wanita itu menemani perjalanannya, bahkan sang pemuda berharap dapat membawa gadis itu ke kota.
Melihat Adhisti tak juga keluar dari gubuk tua tersebut, ia akhirnya memilih untuk segera pergi.
Saat berada sepuluh meter dari gubuk, ia menoleh ke arah belakang, dan berharap gadis itu berubah fikiran, setidaknya memandang kepergiannya.
"Sombong sekali dirinya! Apa dia tidak tahu jika aku ini banyak direbutkan oleh para wanita cantik! Lihat saja, ia akan memohon padaku suatu saat nanti!" gerutunya, lalu kembali melangkah pergi dengan perasaan yang masih terus berharap jika sang gadis akan memanggilnya.
Didepannya ada sepotong bambu berukuran satu genggaman tangan orang dewasa dengan panjang satu meter setengah yang masih tampak segar.
Sepertinya gadis itu baru saja menebang bambu tersebut, sebab tak jauh dari anak sungai tampak rimbunan rumpun bambu.
Kenzo memungutnya, lalu membawa batang bambu tersebut untuk menemaninya dalam perjalanan mencari desa yang dimaksud oleh Adhisti, dan nantinya juga akan dijadikan senjata jika saja tiba-tiba ada hewan liar yang berusaha menyerangnya.
Pemuda itu berjalan mengikuti arahan yang diberikan oleh sang gadis. Ia menoleh sekali lagi kearah gubuk tua untuk memastikan jika sang gadis benar-benar tidak ingin menemaninya.
Setelah melihat tanda-tanda sang gadis tak juga keluar dari gubuk tua, atau sekedar untuk mengucapkan selamat tinggal atas perpisahan mereka, namun ia tak juga mendapatkannya.
Ia menjadi bingung, mengapa ia begitu sangat berharap pada gadis aneh tersebut.
itu Usman di bacain Yasin aja pak yai.... dan liat reaksinya kayak gimana.. itu Usman jadi-jadian deh....
jangan-jangan tubuh nya si Kusman yg sdh di telan itu di lepeh lg tuh trs di sambungin dg kepalanya dn di hidup kan kembali ,,, dh kaya zombie donk yaa 😱😱🤣
di saat menunjukan siapa senernya lgsg ngacir dan itu membuat sang wanita jd memilih yg lain krn saat melihat penampakan wanita setwngah buaya dia g takut
nahhh tau kan kisah asih buhul gaib
masak Kusman dikeluarin lagi dari perut Sobo...?? biasanya juga kalau ada yang tertelan ular, perut ularnya yang di bedah.