My Hot and Mysterious Neighbour
Reina membuat cukup banyak bolu kukus untuk ia bagikan kepada para tetangga barunya. Anak semata wayangnya yang bernama Reza sedang mengamati Reina yang sedang menaruh satu persatu bolu kukus buatannya ke piring untuk ia bagikan ke para tetangga.
"Bunda yakin ada yang mau makan bolu buatan bunda?" Tanya Reza dengan polos
"Yakinlah. Emang kenapa? Kamu kan dari tadi nyobain dan bilang enak"
"Enak sih, tapi... "
"Tapi apa?"
"Tapi bunda janji jangan marah ya sama aku"
"Iya, bunda janji ga akan marah sama kamu, tapi uang jajan kamu bunda potong yaa... "
"Ya udah deh ga jadi bilang"
"Iiih... Jangan bikin bunda penasaran deh! Ayo bilang! Ya udah bunda janji ga akan potong uang jajan Eja, tapi bunda ga janji ga akan ga marah! Hehehe... "
"Gimana sih aku jadi bingung..." Reza sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Ya udah anterin bunda aja yuk bagi-bagi bolu kukus!"
"Kalau aku ga mau, nanti uang jajan aku di potong lagi ga?"
"Ish, kamu nih! Ya udah yuk ikut aja!" Ujar Reina sambil menggandeng tangan Reza di sebelah kiri sementara tangan kanannya membawa piring berisi bolu kukus yang akan ia bagikan.
Tetangga depan rumah dan sebelah kiri rumah Reina sedang tidak ada di rumah, jadi ia hanya menitipkan bolu kukusnya kepada Asisten rumah tangga mereka. Sekarang tinggal membagikan bolu kukus ke tetangga di sebelah kanan rumah Reina.
Reina mengetuk pintu beberapa kali tapi tidak ada jawaban dari pemilik rumah. Reina baru saja akan membalikan badannya dan kembali ke rumahnya ketika tiba-tiba pintu di buka dari dalam. Reina hampir tak bisa berkata-kata ketika melihat orang yang membuka pintu adalah seorang pria yang tampaknya baru saja habis mandi karena ia hanya memakai handuk.
Reina hampir mengeluarkan air liur melihat badan berotot pria itu yang terlihat sangat menggiurkan.
"Ya? Ada yang bisa di bantu?"
"Ah... Eh... Oh... Saya... Saya tetangga baru di sebelah" Reina hanya memberikan bolu kukus yang ia pegang setelah itu ia malah berlari ke dalam rumah sambil menggandeng tangan Reza.
Reifan, suami Reina bingung melihat istrinya yang terlihat ngos-ngosan dari luar rumah bersama Reza, anak mereka.
"Kamu kenapa? Kok ngos-ngosan kayak abis lari di kejar anjing?" Tanya Reifan kepada Reina.
"Itu bunda tadi abis liat... " Belum selesai Reza bicara, Reina malah menutup mulutnya dengan tangan. Reifan jadi tambah bingung melihat kelakuan istrinya yang kadang memang suka bertindak absurd.
"Ga... Ga ada apa-apa kok, mas... Hehehe..." Reina enggan untuk menjelaskan kepada suaminya karena takut ia marah atau cemburu jika ia bilang baru saja melihat badan tetangga barunya yang hot. Mengingat itu membuat Reina menjadi kepanasan dan mengambil air dingin di kulkas.
Beberapa lama kemudian, pintu rumahnya ada yang mengetuk. Reifan yang sedang menonton televisi bersama Reza lalu berdiri hendak membuka pintu, tetapi Reina menawarkan agar ia saja yang membuka pintu.
Sebelum membuka pintu, Reina terlebih dahulu mengintip di jendela. Ternyata yang mengetuk pintu adalah tetangga sebelah yang tadi hanya memakai handuk, tapi sekarang ia sudah memakai kaos dan celana jeans. Reina lalu membukakan pintu.
"Hai, masih ingat saya? Tadi kamu ke rumah saya lalu kabur. Kamu baru pindah kesini ya?"
Reina yang merasa gugup tidak sanggup menjawab, ia hanya bisa menganggukkan kepalanya.
"Perkenalkan, saya Nathan." Pria itu lalu menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
Reina kembali hanya menganggukkan kepalanya.
"Setidaknya bolehkah saya tahu namamu?" Tanya pria bernama Nathan itu.
"Eeeng... Saya... Saya... " Reina masih gugup dan sulit berkata-kata ketika tak lama kemudian Reifan muncul di dekat Reina.
"Ada tamu ya Bun... Kok kamu diam aja? Tamunya ga di suruh masuk?"
"Iya... Itu... Anu..." Reina kembali tergagap.
"Hai, saya Nathan, tetangga sebelah rumah" Kali ini Nathan mengulurkan tangannya kepada Reifan.
"Saya Reifan, dan ini istri saya, Reina" Ujar Reifan sambil menyambut uluran tangan Nathan.
"Mari masuk!" Ajak Reifan kepada Nathan
"Terima kasih" Nathan kemudian masuk ke ruang tamu.
Reza muncul ke ruang tamu untuk mengintip tamu yang datang.
"Ooo.. Ini om yang tadi ya yang ga pake baju?"
Ketiga orang dewasa yang berada di ruangan itu kaget mendengar ucapan Reza. Lalu Nathan berinisiatif membuka percakapan.
"Eh iya, tadi saya baru habis mandi ketika Reina datang" Ujar Nathan mencoba menjelaskan kepada Reifan yang sedang memelototi istrinya.
"Iya, makanya tadi bunda kabur sambil gandeng tangan aku!" Ujar Reza lagi dengan polosnya. Muka Reina yang sudah merah menjadi tambah merah seperti tomat baru matang dari pohon. Lalu akhirnya ia bisa mengucapkan kata-kata juga demi untuk mengalihkan perhatian.
"Duduk dulu mas, saya buatkan minum dulu ya sebentar!" Reina segera lari ke dapur untuk mencari aman.
Suasana ruang tamu berubah menjadi kaku. Di menit-menit pertama Reifan dan Nathan hanya saling diam tanpa ada satu pun yang mulai membuka percakapan.
Reza yang sedari tadi mengamati malah jadi yang pertama membuka percakapan.
"Om sama ayah kok diem-dieman aja dari tadi? Lagi marahan ya?"
"Ah, ngga apa-apa kok. Kamu namanya siapa?"
"Aku Reza, om. Tapi kadang bunda panggil aku Eja, karena waktu kecil aku belum bisa ngomong huruf R. Sekarang udah bisa dong. Nih... Rrrr.... Rrrr...."
Nathan tertawa melihat ulah Reza. Begitu pula dengan Reifan. Akhirnya suasana mencair berkat kepolosan Reza.
"Reza sekarang umur berapa?" Tanya Nathan kepada Reza.
"Mau tau aja atau mau tau banget? Hehehe... "
"Mau tau banget" Ujar Nathan sambil menyeringai, memperlihatkan gigi-giginya yang putih dan bersih.
"Aku umur tujuh tahun om, kelas 1 SD."
"Oooh... Umur tujuh tahun udah keliatan gede ya" Ujar Nathan.
"Iya anak sekarang memang lebih besar badannya di banding waktu saya kecil dulu" Ujar Reifan akhirnya menimpali obrolan Reza dan Nathan. Lalu Nathan kembali merespon ucapan Reifan.
"Iya betul, mas. Dulu waktu saya seumuran Reza, badan saya kecil dan pendek. Waktu SMP juga saya masih kecil. SMA baru mulai besar" Ujar Nathan sambil mengingat masa kecilnya sambil tersenyum.
"Kalo ayahku kata eyang waktu kecil udah tinggi, om. Tapi badannya kurus. Makanya kata eyang sekarang ayahku tambah tinggi jadi kayak tiang listrik" Ujar Reza kembali menimpali obrolan Reifan dan Nathan.
"Ah, kamu nih malu-maluin aja! Masa ayah di samain sama tiang listrik sih!" Ujar Reifan pura-pura ngambek di depan Reza.
"Ih eyang emang beneran ngomong gitu, yah! Kalau ga percaya telepon aja eyang!" Reza protes karena ayahnya tak percaya dengan ucapannya.
"Ya udah deh ayah percaya..." Reifan akhirnya pasrah. Daripada Reza ngambek, ia rela jadi tiang listrik demi Reza. Setelah itu Reifan dan Nathan sama-sama menertawakan kepolosan Reza.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments