NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Pewaris (Gleen Fernando)

Kembalinya Sang Pewaris (Gleen Fernando)

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: DF_14

Gleen Fernando, sosok pria yang selalu terlihat ceria, padahal hatinya menyimpan banyak luka. Dari kecil, dia tak pernah mendapatkan kebahagiaan, karena dia adalah korban penculikan saat dirinya masih bayi. Sehingga dia dikira telah mati.

Setelah dewasa, dia tumbuh sebagai seorang penipu ulung, memanfaatkan ketampanannya untuk mendapatkan uang dengan cara menipu para korban. Kemudian dia bergabung dengan seorang detektif dalam mengungkapkan banyak kasus.

Sebuah insiden saat dirinya dalam melakukan sebuah penyamaran, membuat dia akhirnya bertemu dengan keluarganya yang sesungguhnya.

Siapa sangka dia ternyata adalah seorang pewaris yang telah kembali, dia pasti akan menghancurkan siapapun yang telah terlibat ke dalam peristiwa penculikan atas dirinya dan juga pembunuhan terhadap ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

"Makanya lain kali jangan memasang muka jutekmu itu, gara-gara kamu, tante Mira sampai menjatuhkan mangkuk yang dia pegang. Cobalah bersikap manis sedikit saja." goda Gleen kepada Felicia, saat ini dia sedang berada di dalam mobil bersama Felicia. Tepatnya Gleen sedang mengendarai mobilnya.

Felicia meraba-raba mukanya yang lembut dan mulus itu, sama sekali tidak ada jerawat di wajahnya, mungkin semacam semut pun bisa tergelincir disana. Tapi apa mukanya begitu menakutkan sampai membuat Mira terkejut seperti itu?

Felicia menjadi teringat dengan betapa lezatnya masakan Mira, membuatnya ingin bisa menikmati lagi semua makanan yang di masak oleh Mira, baru kali ini dia bisa makan sebanyak itu, biasanya dia selalu tidak merasa berselera untuk makan, sehingga dia sering gonta-ganti koki di mansion.

Felicia pun merasa ada perasaan aneh ketika melihat tatapan Mira kepadanya, walaupun dia tidak dapat mengartikan tatapan apa itu.

Felicia lebih baik membahas pekerjaan saja bersama Gleen, "Aku ingin kita membahas masalah pekerjaan, mengapa kamu bisa berpendapat yang sama seperti aku bahwa Milea meninggal bukan karena bunuh diri?"

Gleen tidak mungkin bilang bahwa dia menyadap ponselnya Felicia. Sebenarnya Alvin sudah berusaha keras untuk menyadap ponsel Felicia, akan tetapi Felicia bukan orang yang suka menaruh ponsel sembarangan, sehingga Alvin kesulitan untuk menyadap ponselnya, apalagi dia harus menyadap ponsel tersebut menggunakan jasa anak buahnya, bukan oleh dirinya sendiri. Sehingga ponsel Felicia, hanya disadap oleh Gleen saja, saat Felicia sedang mabuk dan setelah bercinta dengan Gleen malam itu. Itulah pertama kalinya Felicia bersikap ceroboh.

"Karena aku tak sengaja mendengarkan percakapan kamu dan ayahmu yang membahas tentang kematian Milea."

Felicia hampir lupa bahwa waktu tadi siang Gleen bersembunyi di kolong meja yang ada di kantornya, dia hanya menghela nafas saja.

"Karena itu, ayo kita cari buktinya!"

Felicia langsung mendelik ke arah Gleen, "Kemana?"

"Ke rumahnya Milea lah, atau mau ke rumah aku lagi?" jawab Gleen sambil tersenyum menggoda, siapa tahu Felicia mau memaksanya lagi seperti waktu itu.

Felicia hanya mendelik sambil memperlihatkan bogem pada Gleen. Hal tersebut membuat Gleen terkekeh.

...****************...

Gleen dan Felicia sudah sampai di rumahnya Milea, Gleen sengaja memarkirkan mobilnya lumayan jauh dari rumahnya Milea. Orang tuanya Milea memang sangat sibuk di luar negeri, sehingga kini rumah Milea seperti rumah tak berpenghuni, begitu gelap gulita. Dan Gleen juga harus menyimpan sesuatu di sebuah taman yang ada di halaman depan, untuk berjaga-jaga.

"Bagaimana caranya kita masuk ke dalam? Aku gak tau password-nya." bisik Felicia. Mereka sengaja memakai sarung tangan.

Gleen tak menanggapi perkataan Felicia, dia mengeluarkan dua buah obeng dan satu alat tipis dari tas kecil yang dia bawa.

Felicia mengerutkan keningnya, "Untuk apa itu?"

"Kita bisa masuk ke dalam lewat jendela, aku akan membobolnya." jawab Gleen sedang tenang.

Felicia nampak terkejut mendengarnya, ternyata Gleen seorang pria yang serba bisa, dia bisa menjalankan profesi apa saja, termasuk dalam membobol jendela seperti maling.

Gleen memasukan obeng ke celah beading di satu sudut sebuah jendela rumah yang ada di bagian samping, lalu dia mulai membongkar sedikit demi sedikit. Ketika beading sudah melonggar sepenuhnya, dia menarik dengan tangan sampai terbuka.

"Wah!" Felicia berseru begitu melihat Gleen berhasil membongkar jendela tersebut.

Gleen segera loncat ke dalam, dia mengulurkan kedua tangannya, untuk membantu Felicia, siapa tahu Felicia mau loncat ke pangkuannya.

Namun, Felicia mengabaikan uluran tangan dari Gleen, dia segera meloncat ke dalam, membuat Gleen terpukau. Sejauh ini, dia adalah wanita yang paling beda, beda dari yang lain.

Mereka tidak mungkin menyalakan lampu, membiarkan suasana gelap gulita, karena takut ada yang curiga, siapa tahu ada tetangga yang melewati rumah tersebut.

"Dimana kamarnya Milea?" tanya Gleen dengan suara pelan.

"Dilantai atas." jawab Felicia dengan singkat.

"Kalau kamu takut, pegang tanganku saja, Felicia." ucap Gleen sambil menyalakan senter handphone dengan tangan sedikit gemetaran.

Namun, tak ada respon dari Felicia. Karena Felicia sudah berada di dekat tangga.

"Ayo cepat!" ucap Felicia, dia juga menyalakan cahaya senter dari ponselnya.

Setelah berada di dalam kamar Milea, mereka mencoba mencari barang-barang apa saja yang bisa dijadikan bukti, sayangnya mereka belum juga menemukannya, disana hanya terdapat banyak sekali boneka. Hal tersebut membuat Felicia nampak frustasi.

"Coba kamu ingat lagi mungkin saja ada barang penting yang pernah Milea ceritakan kepadamu." Gleen mencoba mengingatkan Felicia.

Felicia berpikir sejenak, tiba-tiba saja dia teringat saat itu dia dan Milea sedang berbagi cerita di kamarnya Milea.

Waktu Felicia memberikan hadiah ulang tahun sebuah boneka doraemon kepada Milea, Milea terlihat bahagia waktu itu dan langsung memeluknya, kemudian meraba sebuah kantong dibagian dada boneka. "Wah akhirnya aku punya boneka yang berguna juga. Maklumlah aku pelupa, mulai sekarang aku akan menyimpan barang-barang pentingku disini." ucap Milea sambil memasukkan tangannya ke kantong boneka doraemon tersebut.

Felicia segera mengarahkan cahaya senter ke lemari khusus boneka tersebut, dia meraih boneka doraemon pemberian darinya tiga tahun yang lalu. Kemudian Felicia mengeluarkan semua barang-barang yang ada di dalam kantong boneka tersebut, disana terdapat sepasang anting, dua arloji milik Milea, stampel kantornya, kartu memori, flashdisk, dan yang terakhir adalah sebuah kalung tengkorak.

"Kartu memori dan flashdisk kita bawa saja, siapa tahu ada petunjuk." ucap Felicia sambil memasukkan kartu memori dan flashdisk ke dalam saku celananya.

Gleen mengambil kalung tengkorak di lantai, "Apa mungkin kalung ini punya kekasihnya Milea?"

"Kalaupun iya, kalung sejenis ini pasti banyak dijual."

Gleen meraba-raba kalung tersebut, "Kalung ini memang terbuat dari titanium silver, tidak ada yang istimewa, tapi bandolnya..." Gleen mengarah cahaya senter ke bandol berbentuk tengkorak tersebut, kemudian dia sengaja menjatuhkan kalung tersebut ke keramik untuk memastikan sesuatu.

"Bandolnya terbuat dari emas, harganya pasti cukup mahal." Gleen tidak sengaja melihat ada sebuah simbol di bagian belakang bandol tengkorak tersebut. "Simbol Baphomet?"

"Simbol Baphomet? Apa artinya?" Felicia sama sekali tidak paham dengan simbol tersebut.

"Bisa dikatakan sebuah simbol penguasa kegelapan." Gleen memasukkan kalung tersebut ke dalam tas kecilnya. "Aku yakin pasti ada petunjuk dari kalung ini. Yang memiliki kalung ini pasti bukan sembarangan orang."

"Hm, ya sudah ayo kita pergi dari sini." Felicia ingin segera pergi dari tempat yang sangat gelap gulita tersebut, dia ingin membuka pintu kamarnya Milea.

Tapi tiba-tiba saja Gleen menarik Felicia, sehingga kini mereka berada di belakang pintu, membuat Felicia sangat terkejut.

Felicia ingin memprotes, tapi Gleen menutup mulutnya Felicia dengan tangannya, agar Felicia tak bersuara.

Ceklek!

Terdengar suara seseorang membuka pintu, dan kini suara langkah seseorang pun terdengar, orang tersebut sedang membawa sebilah pisau dan cahaya senter ditangannya, dan kedua earpiece terpasang di telinganya, "Aku sudah berada dikamarnya Milea, Tuan. Baiklah, aku akan mencari boneka itu."

Gleen terlonjak, dia ingat betul siapa pemilik suara itu.

1
Trisa Yulianti
minta akun dong
Trisa Yulianti
minta akun ff dong
Trisa Yulianti
min ta akun ff dong
Trisa Yulianti
bagi diamond dong
Zubaidah
saya udah nangis sesegukan ,eh trnyata di prank 😭alhamdulillah klo felicia nya masih hidup🥺
Desy Ariyanti
Luar biasa
Vea Love
/Heart/
Dwi Oktaviani
reaksi alami.. naluri anak dan ibu yah...
Dwi Oktaviani
Luar biasa
Dwi Oktaviani
Lumayan
Irwandy 16
bagus sekali ceritanya
Datu Zahra
top
Irwandy 16
seru jln ceritanya dan juga menarik ada sedihnya juga
RORO RATIH
Luar biasa
Ignatius Sumardi
Sinmong toto..
Ignatius Sumardi
Kecewa
Ignatius Sumardi
Buruk
Ignatius Sumardi
Bagus, bahasanya lugas.....
Arie Chrisdiana
jgn bodoh kmu Felicia masak seorang CEO yg paling tdk punya pendidikan tinggi bisa dibodohi dg begitu mudahnya oleh org lain
Ignatius Sumardi
Tetaplah teguh pd prinsip.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!