Dalam novel Yuna sering membaca tentang perjodohan, dari benci hingga akhirnya saling mencintai.
Namun ia tidak pernah menyaka bahwa kisah tentang perjodohan terjadi kepadanya. Ternyata rasanya campur aduk, cemas dan kebingungan karena belum pernah mengenal satu sama lain. Terlebih lagi Yuna memiliki pujaan hati yang bernama Sunoo, cinta pertamanya.
Pertemuan pertama Yuna dan laki-laki yang di jodohkan olehnya terbilang tidak baik, ada kesalahan disana.
Bagaimana pun Yuna harus menerima perjodohan tersebut, terlebih lagi mereka sudah di jodohkan sejak balita. Meski begitu ia menyadari bahwa tersimpan rahasia terdahulu antara mereka yang tidak Yuna ketahui, selain Jungkook.
Entah rahasia apa yang di sembunyikan Jungkook?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon apriliyakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Yuna meminta agar di antarkan ke tempat peristirahatan terakhir Jungkook, bagaimana pun ia masih memiliki hubungan kekerabatan. Namun mereka tidak mengizinkan Yuna pergi seorang diri melainkan di temani mereka berdua, tepat pada hari sore harinya mereka berangkat ke Amerika Serikat karena Jungkook akan di ke kremasi di malam harinya.
Mereka bertiga akhirnya sampai di Amerika Serikat dengan mata sembab karena terlalu banyak menangis.
"Sudah Yuna, jangan menangis."
Malam begitu dingin di Amerika Serikat, seperti hati Yuna yang kini sudah membeku seutuhnya. Langkah kaki pertamanya tertuju langsung pada hati milik pria tersebut. Menguatkan segenap raga yang semestinya.
Sesampainya di tempat Jungkook akan di kremasi Yuna menatap bingkai foto di depannya dengan rangkaian bunga yang membalut serta peti berbalut mawar putih.
Yuna memberikan penghormatan terakhir dengan pakaian berwarna hitam khas negara mereka Korea Selatan yang di namakan hanbok.
Cucuran air mata menetes mengalir membasahi pipi Yuna entah sampai berapa kali tidak terhitung. Orang tua Yuna meminta pihak keluarga Jungkook untuk membiarkan anaknya melihat wajah terakhir Jungkook, tapi mereka tidak mengizinkannya dengan alasan bahwa wajah milik pria itu sudah tidak dapat di kenali lagi.
"Yuna, mereka bilang wajah Jungkook sudah tidak bisa di kenali lagi sayang."
Mendengar ucapan tersebut Yuna semakin sedih, terpatung lesu hingga tersungkur tepat di depan peti mati Jungkook. Sigap mereka menenangkan Yuna yang sudah tidak berdaya lagi.
Beberapa orang datang melihat saat-saat terakhir Jungkook berada di sana karena satu jam lagi ia sudah tidak berwujud karena akan berubah menjadi abu.
Yuna menatap pilu, menghampiri peti mati itu sambil mengelus halus. Perlahan ia juga mengatakan getir hati ketika di tinggalkan pria itu, sedangkan kini ia harus menerima pahitnya hidup di tinggal mati.
"Jungkook, aku datang. Aku ada di sini bersamamu, apakah kamu bisa mendengarku?"tanya Yuna sambil tersenyum dengan air matanya.
Mereka yang melihat betapa saling mencintai dua insan tersebut segera memeluk Yuna dengan hangat seakan mengatakan bahwa ia harus kuat.
Namun ada satu wanita yang menatap sinis Yuna seakan membenci karena sudah mencari perhatian dari orang di sekitar.
"Yuna?"tanya wanita yang duduk di samping Yuna sambil menatap penuh arti.
Yuna menoleh, ia tahu wajah itu. Wanita yang seharusnya Jungkook nikahi hari ini, Alea.
"Kita harus kuat untuk Jungkook, aku yakin dia akan bahagia jika kita bahagia."ujar Alea menepuk pundak Yuna.
Seakan memberikan perhatian agar terlihat sedih Alea segera memeluk Yuna yang menjadi wanita tercinta Jungkook, menyebalkan.
Kita? Dia saja sendiri!
"Yang sabar Yuna, aku tahu bagaimana perasaanmu apalagi aku yang akan menikah dengan dia. Hari ini, ternyata malah menjadi hari pemakamannya."ujar Alea.
Sejujurnya dalam hati Yuna membenci kata-kata Alea yang seakan menyuruh untuk tidak berada di saat ia tidak dapat melihat Jungkook, itu pertanda bahwa Yuna memang harus segera pergi karena ia tidak punya hak berada di sana.
Yuna bangkit, mencium peti mati Jungkook lalu beralih pada foto terpajang di sana tampan dan berwiba.
Ternyata orang sehebat Jungkook akan meninggal dengan sadis sampai tidak dapat di kenali oleh keluarga.
Sebelum Yuna pergi Alea membisikkan sesuatu yang membuat ia tertegung.
"Jungkook tidak mencintaimu."
Yuna hanya tersenyum sambil mengangguk lesu tanpa mengatakan sepatah kata pun.
"Yuna, mereka bilang Jungkook akan di kremasi sekarang."
Kedua bola mata Yuna terbelalak sempurna, ia segera menghampiri keluarga Jungkook yang tengah berduka.
"Maafkan saya sebelumnya lancang, tapi apa bisa Jungkook tidak di kremasi tapi di kebumikan. Saya mohon, itu akan membuat martabatnya terjaga."ujar Yuna dengan sungguh.
Keluarga Jungkook terdiam, sebelum Alea menghampiri mereka dan mengatakan bahwa sebaiknya mayat pria itu di kremasi.
"Punya hak apa kamu menentang?"tanya Alea dengan kesal.
"Tapi sebaiknya Jungkook di kebumikan saja, jika di kremasi.."
"Jangan sok tahu kamu!"
Yuna menatap nanar kearah Alea,"Apa kamu tahu siapa yang dia cintai sampai mati? AKU!"
Alea memutas kedua bola matanya sinis,"Tapi yang akan dia nikahi sebelum mati yaitu aku!"
"Aku mohon, tolong percaya bahwa Jungkook ingin dirinya tetap di kenang baik di dalam hati kenangan kenangan bersama kalian atau pun rumah terakhirnya nanti."
Atas saran Yuna yang mengotot untuk tetap meminta jenazah Jungkook di kebumikan, mereka menyetujuinya karena yang wanita itu katakan benar.
Yuna bisa tenang mendengarnya, menghembuskan napas lega karena ia berhasil meminta hak Jungkook.
Ketika Yuna keluar dari ruangan seketika Jimin terlihat memperhatikannya. Ia segera menghampiri Jimin yang duduk seorang diri menekuk lututnya kebingungan. Yuna tahu bagaimana hubungan mereka sudah lebih dari saudara.
"Jimin, apa kamu.."
"Nona!"pekik Jimin bangun dari duduknya lalu menarik pergelangan tangan Yuna.
Yuna hanya bisa mengekor di belakang Jimin sampai ia tahu bahwa pria itu membawanya ke atap gedung rumah duka.
"Kenapa kamu membawaku kemari Jimin?"
"Nona ada yang mau saya ceritakan tentang Tuan."
Ucapan Jimin yang memperlihatkan mimik wajah serius membuat Yuna mencari tempat untuk mengobrol.
Sekitar tiga puluh menit lamanya akhirnya Yuna mengetahui maksud Jungkook meninggalkannya. Hati Yuna semakin teriris, akan kah ia tetap membenci Jungkook sampai mati jika ia tidak mengetahuinya sekarang.
"Kenapa Nona berpikiran bahwa Tuan tidak mencintai Nona lagi?"
"Karena awalnya aku mengira dia meninggalkan hanya karena wanita itu."
"Tuan memiliki kesulitan yang hebat antara Nona atau perusahaan. Maka dia memilih untuk menikah dengan Alea tapi tanpa sadar ia membuat keputusan yang berakhir seperti ini. Tuan pergi tanpa kekayaan yang ia punya, hanya mobil sederhana serta pakaian yang biasa. Ia sudah berjanji akan pergi dan mengganti identitas dirinya sebagai rakyat biasa agar bisa bersama dengan Nona. Malam itu kecelakaan Tuan, ia di tabrak oleh truk dari arah sebaliknya. Wajahnya sudah tidak di kenali, hanya cincin berlian yang akan Tuan berikan kepada Nona di saat kalian bertemu lagi. Tapi sekarang Tuan sudah tenang di alam sana dengan sejuta kenangan bersama Nona, apa Nona akan membenci dia?"
Yuna terdiam, menangis kembali dengan isi pikiran yang kalut."Aku tidak tahu, mungkin jika kamu tidak menceritakannya aku akan hidup dengan kekecewaan kepadanya."
"Nona suatu saat Anda juga akan mengerti sesuatu, kini Anda hanya tinggal menunggu waktu. Bersabarlah untuk saat ini, nanti beberapa tahun lagi Anda akan tahu."
"Tahu apa?"
...***************...
Pemakaman Jungook tengah di adakan di lahan indah tempat semua orang memiliki rumah terakhir yang pantas. Rumput berwarna hijau dengan beberapa pohon menjulang tinggi serta bertabur bunga di sana.
Peti mati Jungkook di kebumi kan tepat di depan mata Yuna yang tidak sanggup menahan tangis hingga harus memeluk tubuh Ibunya.
"Turut berduka cita,"banyak ucapan dari pemimpin perusahaan yang memberikan bela sungkawa.
Dalam hati Yuna akan menutup pintu hatinya hingga ia membuka rahasia di balik mereka berdua yang selalu Jungkook katakan.
Hatinya seakan terkunci ketika melihat kuburan Jungkook yang mulai tertutup tanah hingga bertabur bunga di atasnya.
"Jungkook beristirahat dengan tenang, aku akan mencari tahu tentang kenangan kita. Aku tahu kamu orang terbaik yang aku temui di dunia ini, aku akan selalu mencintaimu."kalimat terakhir yang di ungkapkan oleh Yuna sebelum ia pergi meninggalkan tempat itu.
Sementara Alea tidak menyukai apa yang Yuna ucapkan."Cih, menyebalkan."
Ketika semua pergi Alea mengatakan kalimat teka-teki dari kematian pria itu."Selamat, jika aku tidak mendapatkan dirimu maka Yuna juga. Lihatkan hasilnya seperti ini jika kamu ingin menghancurkanku maka aku akan menghancurkan dirimu terlebih dulu."
Yuna berbohong, ia tidak pergi kemana pun. Wanita itu hanya menunggu waktu berdua dengan peristirahatan terakhir Jungkook, kalian tahu bahwa Yuna akan mengatakan banyak hal jika tidak di lihat oleh orang.
Dan.. Mereka sekarang sedang mengobrol dengan dua alam yang berbeda.