NovelToon NovelToon
Anak Pembawa Berkat

Anak Pembawa Berkat

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Cintapertama
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rachel Imelda

Gracia Natahania seorang gadis cantik berusia 17 tahun memiliki tinggi badan 160cm, berkulit putih, berambut hitam lurus sepinggang. Lahir dalam keluarga sederhana di sebuah desa yang asri jauh dari keramaian kota. Bertekad untuk bisa membahagiakan kedua orang tua dan kedua orang adiknya. Karena itu segala daya upaya ia lakukan untuk bisa mewujudkan mimpinya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rachel Imelda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mau aku temenin?

"Ada-ada aja sih si Rina" kata Cia. Lalu mencuci tangannya di belakang.

Setelah itu diapun memasuki kamarnya. Tapi begitu dia hendak masuk ke kamarnya Ibu Marni memanggilnya. "Cia, Nak..tolong bersihin tempat tidurnya Rino biar Nak Juna bisa istirahat dengan nyaman" kata Ibu Marni.

"Oh iya bu" kata Cia tanpa protes dan langsung masuk ke kamar Rino untuk membersihkan dan merapikan kamar serta tempat tidur untuk Juna Istirahat. Cia gak ngerti sejak tadi dia mendengarkan perkataan "Love U" keluar dari bibir Juna untuk seseorang mood Cia jadi rusak. "Dih aku kenapa?" batin Cia sambil merapikan tempat tidur Rino.

"Sudah bersih dan rapi, bu" kata Cia.

"Makasih ya Cia" Juna yang menjawab perkataan Cia. Cia cuma menganggukkan kan kepalanya dan tersenyum tipis. Lalu berjalan memasuki kamarnya.

"Udah malam ini Pak, Bu, kalo gitu, kami pamit pulang dulu yah. Makasih sudah merawat keponakan saya dengan baik" kata Pak Lurah Hadi.

"Iya Pak Lurah. Sudah kewajiban kita sebagai sesama manusia untuk saling. menolong satu sama lain." kata Ayah Beny. Ibu Marni cuma menyimak.

"Makasih Kopi dan kuenya yah Bu. Terbaiklah pokoknya" kata Mang Tejo.

"Iya Mang Tejo makasih. Tapi gak usah berlebihan memuji nanti saya bisa terbang nih" kata Ibu Marni.

Pak Lurah dan Mang Tejo tertawa. "Bisa aja Bu, hehehe. Ya udah kami pamit yah" kata Pak Lurah.

"Iya Pak Makasih untuk kunjungannya ke gubuk kami ini, Pak" kata Ayah Beny lagi.

"Iya Pak Beny. Sama-sama. Juna Paman balik dulu yah" kata Pak Lurah.

"Iya Paman. Besok aku balik ke rumah Paman" kata Juna. Akhirnya Pak Lurah Hadi dan Mang Tejo pun benar-benar pergi meninggalkan rumah Pak Beny.

Pak Beny, Ibu Marni dan Juna juga masuk ke dalam. Kemudian Ibu Marni memeriksa jendela dan mengunci pintu.

"Nak Juna silahkan istirahat." Juna pun cuma menganggukkan kepalanya saja. Dia sudah sangat ngantuk karena efek obatnya yang sudah diminum olehnya. Ayah Beny dan Ibu Marni pun masuk ke kamar mereka.

Sedangkan di kamar Cia.." Kakak, Kak Juna itu kerja apa di kota." tanya Rina.

"Mana kk tau. Kenal aja baru sehari" kata Cia. "Kenapa kamu nanya-nanya?" kata Cia.

"Gak kenapa-kenapa. Aku cuma nanya doang" jawab Rina.

"Udah tidur, besok kan kamu sekolah" kata Rina.

"Oh iya kak, uang sekolah aku sama Rino belum dibayar. Minggu depan ujian harus udah dibayar" kata Rina lagi.

"Doain kakak biar bisa dapat berkat secepatnya supaya bisa bayarin uang sekolah kalian ya" kata Cia.

Cia adalah kakak yang sangat bertanggung jawab. Dia sangat menyayangi kedua adiknya itu. Dia bertekad untuk menyekolahkan kedua adiknya setinggi-tingginya sampai keduanya menjadi anak yang sukses.

"Iya kak" kata Rina. "Ya udah tidurlah udah malem ini" kata Cia.

"Iya kak, selamat malam" jawab Rina lalu dia memeluk guling dan tak lama kemudian dia pun tertidur pulas.

"Gampang banget Dia tertidur" kata Cia memandangi wajah adiknya. Cia pun berdoa sebelum akhirnya dia pun tertidur.

Pagi berlalu dengan cepat. Pagi ini masih pukul 03.00 Cia terbangun. Setelah berdoa diapun segera ke kamar mandi membersihkan dirinya dan tidak lupa meminum air putih. Itu adalah kebiasaannya setiap bangun tidur dia akan minum 2 gelas air hangat. Minum air putih hangat setiap bangun tidur dapat membantu menghidrasi tubuh, melancarkan metabolisme dan pencernaan, mendetoksifikasi tubuh, menjaga kesehatan kulit, serta meredakan nyeri dan stres. Kebiasaan ini membantu mengeluarkan sisa racun, menyiapkan saluran pencernaan, dan membuat tubuh lebih bugar dan produktif sepanjang hari. 

Setelah itu dia pun membantu ibunya membuat kue di dapur. "Selamat Pagi, bu" sapa Cia ketika dia melihat ibunya masuk ke dapur..

"Selamat Pagi, Nak" Kemudian mereka berdua pun sibuk membuat aneka kue yang akan di jual nanti. Beberapa saat kemudian semua jenis kue sudah tersusun rapi di dalam keranjang jualan.

Kini saatnya mereka membuat sarapan untuk mereka sekeluarga plus Juna. Ibu Marni membuat Nasi Goreng karena nasi sisa semalam masih ada. Cuma nasi goreng telur biasa. karena cuma itu yang ada. Beberapa saat kemudian semua sudah bangun. Rina dan Rino sudah siap dengan seragam sekolah mereka. Ayah Beny dan Juna juga sudah bangun.

"Selamat Pagi semua" Sapa Juna.

"Selamat Pagi Nak Juna, Gimana tidurnya nyenyak gak? Tanya Ibu Marni.

"Nyenyak bu. Nyenyak banget malah. Saya gak pernah merasakan tidur senyenyak ini" kata Juna.

"Iya itu karena pengaruh obatnya Ayah makanya bisa tidur senyenyak itu" kata Cia.

"Mungkin juga" jawab Juna.

" Mari kita sarapan dulu. Gimana rasanya, masih terasa perih kah lukanya?" tanya Ayah Beny.

"Udah gak lagi sih Pak. Udah enakan" jawab Juna.

"Nanti selesai makan baru Ayah liat lukanya" kata Ayah Juna. Juna menganggukkan kepalanya.

"Rina, Rino ayok sarapan dulu" kata Cia lalu menyendokkan nasi goreng buat kedua adiknya kembarnya.

"Wak enak nih. Nasi goreng buatan Ibu paling enak sedunia" kata Rino. Lalu tertunduk sejenak bersyukur untuk berkat Tuhan lalu menyantap nasi goreng yang sudah tersedia di depannya. Demikian juga dengan Rina. Tanpa basa-basi dia memakan nasi goreng itu.

Juna melihat dengan pandangan kagum. Walau cuma nasi goreng biasa tanpa bumbu-bumbu yang enak tapi Rina dan Rino menikmati dengan penuh sukacita. Sedangkan di rumahnya banyak makanan enak tapi kadang-kadang dia tidak bisa menikmati.

"Ayo Nak Juna, di makan dong jangan bengong aja" kata Ibu Marni.

"Apa gak suka ya dengan nasi goreng Ibu" Kata Ibu Marni.

"Eh, enggak kok bu, saya suka." Lalu memasukan suapan nasi goreng itu ke dalam mulutnya.

"Hmmm enak banget bu. Saya belum pernah makan nasi goreng seenak ini" kata Juna sambil memasukkan lagi suapan berikutnya ke dalam mulutnya. Dia begitu menikmati nasi goreng itu.

"Tuh kan apa aku bilang. Nasi goreng ibu paling enak sesunia" kata Rino.

"Iya betul No, kakak baru pernah merasakan nasi goreng seenak ini" kata Juna lagi.

"Makasih lho nak Juna. Ibu jadi tersanjung. Padahal nasi goreng ibu gak pake macam-macam" kata Ibu Marni.

"Walaupun begitu masakan ibu enak karena ibu masaknya pake hati dan pake bumbu cinta " kata Cia.

Juna menganggukkan kepalanya "Nah itu. Itulah yang membuat masakan Ibu jadi enak" kata Juna setuju dengan perkataan Cia.

"Cie cie Kakak Cia sama Kak Juna kok kompak banget sih" Ledek Rina dan membuat Cia melototkan matanya.

"Rina apa-apaan sih?" kata Cia. Juna cuma tersenyum. Senyum penuh arti. Sedangkan Ayah Beny dan Ibu Marni cuma senyum-senyum melihat tingkah anak-anaknya mereka.

"Kalo kompak gitu katanya jodoh" Sambung Rino.

"Rino., kamu gak usah ikutan" kata Cia kembali melototkan matanya pada adik laki-lakinya itu.

"Hehehee" Rino dan Rino terkekeh.

"Udah ah cepetan makannya. Ntar telat sekolahnya." kata Ibu Marni.

"Iya Bu" jawab Rino dan Rina. Setelah selesai makan Rina dan Rino pun pamit pergi ke sekolah. Sekolah mereka dekat dan bisa ditempuh dengan jalan kaki.

"Ibu, Cia juga berangkat ya" Cia sudah bersial-siap untuk pergi menjual kue-kue buatannya dan ibunya.

"Kenapa kuenya gak di titip di warung-warung aja sih Bu. Biar gak usah keliling-keliling. Cape kan kalo keliling-keliling gitu" Kata Juna. Cia memandangi ibunya.

"Takutnya pemilik warung keberatan Nak" jawab Ibu Marni.

"Emangnya udah pernah diomongin?" tanya Juna. "Belum sih" jawab Ibu Marni lagi. " Di cobain dulu lah bu. Kalo gak buka warung sendiri aja" kata Juna lagi. Ibu Marni tersenyum dan berkata semuanya butuh modal Nak. Mungkin suatu hari nanti Ibu bisa buka warung sendiri" kata Ibu Marni. Juna cuma menganggukkan kepalanya.

"Iya Bu, semoga yah" kata Juna.

"Ya Udah aku berangkat ya" kata Cia.

"Mau aku temenin?" kata Juna.

"Eh gak usah, Kamu kan masih sakit" kata Cia.

"Gak kok aku udah sehat" kata Juna.

"Nak Juna jangan jalan-jalan dulu, Ayah mau periksa lukanya" kata Ayah Beny yang sudah siap dengan peralatannya.

Akhirnya Cia pun berangkat, sedangkan Juna duduk di kursi kayu usang milik keluarga Cia. Dan Ayah Beny memeriksa lukanya.

"Lukanya udah bagus ini. Nak Juna jadi pulang ke rumah Pak Lurah?" tanya Ayah Beny.

"Jadi Pak, saya gak enak kalo lama-lama di sini. Nanti apa kata Orang. Bapak kan punya anak gadis. Takutnya jadi masalah" Kata Juna. Ayah Beny ngangguk-ngangguk.

"Baiklah nanti Bapak akan buatkan obat untuk Nak Juna bawa. Biar bisa di minum sampe benar-benar pulih" kata Ayah Beny.

"Makasih yah Pak" Kata Juna tulus.

"Ayah yang berterima kasih karena demi melindungi anak Ayah, Nak Juna sampai terluka gini. padahal mah gak saling kenal" kata Ayah Beny lagi. Kemudian Ayah Beny kembali memberi racikan obat untuk ditempeli di lukanya Juna.

Bersambung........

1
Afifah Aliana
lanjutkan semangat tor
Professor Ochanomizu
Asik banget!
Rachel Imelda: Makasih....
total 1 replies
Rachel Imelda
Makasih loh🙏. Sabar ya...
AteneaRU.
Gua setia nungguin update lo, thor! jangan bikin gua kecewa 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!