NovelToon NovelToon
Untuk Lelaki Yang Telah Kupatahkan Hatinya

Untuk Lelaki Yang Telah Kupatahkan Hatinya

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Angst / Tamat
Popularitas:37.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Ghina Fithri

Blurb :
Seseorang yang pernah hancur cenderung menyebabkan kehancuran pada orang lain.

Aku pernah mendengar kalimat itu, akan tetapi aku lupa pernah mendengarnya dari siapa. Yang jelas, aku tahu bahwa pepatah itu memang benar adanya. Aku yang pernah dihancurkan oleh rasa terhadap seseorang, kini telah menghancurkan rasa yang orang lain berikan terhadapku.

Aku sungguh menyesal karena telah membuat dia terluka. Oleh karena itu, aku menulis semua ini. Dengan harapan suatu saat dia akan membacanya dan mengetahui bahwa aku pun mempunyai perasaan yang sama.

Meskipun mungkin sudah sangat terlambat.

Hai, Lelaki yang Telah Kupatahkan Hatinya, tulisan ini untukmu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Ghina Fithri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Maafin Aku

Sesuatu yang hangat melingkupi telapak tangan kananku, rasanya menjalar hingga ke seluruh tubuh dan mengembalikan kesadaranku akan keadaan. Aku sedang berada di rumah sakit. Kemudian aku mencoba menggerakkan tangan yang masih kaku, mencoba mengeluarkan suara dari tenggorokan yang sangat kering, mencoba membuka mata yang terasa sangat pedih.

“Kayra?” Terdengar suara seseorang, mungkin seseorang yang sedang menggenggam tanganku. “Don’t push yourself too hard. Just take a little more time to rest.” Suara yang rasanya sangat kukenal, akan tetapi aku belum bisa mengingat suara itu milik siapa.

Aku kembali mendengarkan, beberapa saat kemudian pintu terbuka, ada satu langkah kaki masuk ke dalam ruangan. Dia meletakkan beberapa kantong plastik di atas meja rasanya berada di dekat tempat tidur. “You should eat. Gue beli apa yang menurut gue bisa lo makan.” Suara yang kali ini kudengar juga terasa familier. “She’ll wake up soon. She’s been so strong, it will be the same this time.”

Orang ini melepaskan genggamannya, kehangatan seketika hilang dari diriku. Jangan, jangan pergi. Tanpa sadar aku merintih. Tangan tersebut kembali menggenggamku. “I won’t go, not anymore.” Suaranya sangat kukenal. Namun, siapa mereka?

“Shxt, man. Dia gak bisa ngelepasin elo bahkan di dalam tidurnya.” Seseorang yang berdiri di sana kemudian melangkah menjauh. “Makan aja dulu. Gue mau ngecek Rian lewat telepon.”

“Ghan, thank you. And I’m sorry. Gue udah salah paham dan gak ngasih kalian kesempatan buat menjelaskan semuanya.”

Ghan? Ghani? Dan siapa orang yang satunya lagi?

“Yang penting lo pastiin mulai dari sekarang lo bakal usahakan yang terbaik buat dia, Lex. Dia udah ngasih semua yang dia punya buat lo.” Pintu dibuka. “Atau kami gak bakalan ragu buat menyiksa lo sampai lo mampus.” Pintu kemudian terdengar ditutup.

Lex. Alex? Benarkah?apakah dia kembali? Apakah itu benar-benar terjadi? Ya Tuhan, tolong bangunkan aku.

****

Aku mengerjap berulang kali, mencoba menyesuaikan penglihatan dengan terangnya lampu kamar. Suara beberapa orang yang sayup mulai terdengar jelas. Saat mataku mulai bisa terbuka, aku mencoba mengeluarkan suara yang masih terdengar seperti rintihan. Seseorang kemudian memegang tanganku. “Dek, kamu udah sadar?” Aku meliriknya, bayangan Bang Rian sedikit demi sedikit menyata. Beberapa orang kemudian mendekati tempat tidur, Mimi dan Ghani.

Bang Rian memencet sebuah tombol yang ada di dinding, tak lama muncul dokter dengan beberapa orang perawat. Untuk berapa saat mereka sibuk mengecek kondisiku. “Dia baik, hasil rontgen juga tidak menunjukkan adanya keretakan akibat jatuh. Selanjutnya Nona Kayra hanya butuh istirahat yang banyak.” Kemudian rombongan itu keluar dari kamar.

“Apa semuanya baik-baik saja, Dokter?” Terdengar suara seseorang di ujung sana, dia sepertinya mencegat dokter dan para perawat yang akan keluar.

“She just woke up.” Ghani menoleh ke belakang untuk melihat orang itu.

Terdengar langkah kaki yang tergesa menuju ke arahku. Seseorang muncul di antara Bang Rian dan Mimi. Seseorang yang aku cari dari tadi. Dia tersenyum padaku. Genggamannya terasa lebih hangat dan lebih kuat sekarang.

Suara itu. Senyum itu. Hangat itu. Alex. God, Thank You for waking me up.

Bang Rian berdeham. “Kalau gitu kita cari makan dulu ya, Lex. Lo mau makan apa?”

"Anything.” Lelaki yang masih menggenggam tanganku itu menoleh kepada Bang Rian namun tak melepaskan genggamannya dariku.

“Oke. Lo, Ghan?” Bang Rian kini gantian memandang Ghani.

“Gue ikut kalian aja.” Ghani kemudian menoleh padaku dan tersenyum. “Good job, Kay.” Dia mengelus rambutku lembut sebelum mengikuti Bang Rian dan Mimi yang sudah meninggalkan ruangan.

Alex kemudian menggeser kursi agar dia dapat duduk menghadapku. “Thank God you finally wake up.” Suaraku belum bisa keluar, aku hanya bisa memaksakan senyum di otot wajahku yang kaku. “Minum?” Dia mengambil segelas air dan sebuah sedotan agar aku bisa minum, rasanya sedikit perih saat air membasahi kerongkongan. Aku mencoba mengeluarkan suara, akan tetapi masih belum berhasil. “Take your time. Kamu udah tidur hampir tiga hari, jadi wajar aja kalau tenggorokanmu kering. Minum yang banyak, istirahat yang banyak. You’ll get better soon.” Alex merapikan selimutku. “Get more sleep. I’ll be here.” Pandangannya mencoba meyakinkanku dan aku memilih untuk mempercayainya.

****

Aku berhati-hati menggerakkan badanku agar tak mengganggu Alex yang sedang terlelap. Dengan posisi duduk di atas kursi dan merebahkan kepalanya di kasur serta tangannya yang masih menggenggam tanganku, dia pasti merasa sangat tidak nyaman.Pelan-pelan kulepaskan tanganku dari genggamannya agar aku bisa menegakkan badan.

Sudah dua minggu di rumah sakit, kini suaraku sudah keluar dan kekakuan badanku mulai menghilang. Nyeri-nyeri tersisa hanya karena suhu tubuhku yang masih tinggi. Aku mengamati Alex dalam tidur, rambut halus sudah mulai muncul di sekitar bibir dan dagunya. Entah kapan terakhir kali dia bercukur. Kuelus rambutnya lembut, dengan hati-hati agar dia tidak terbangun. Betapa bersyukurnya aku melihatnya sejak kali pertama tersadar.

....

“I’m sorry, Lex, for everything.” Suaraku masih parau, walaupun begitu dokter mengatakan kalau kondisiku semakin membaik. Alex yang sedang mengupas apel menghentikan gerakan pisaunya. Dia tersenyum padaku dan melanjutkan kupasannya.

“Gak ada yang perlu dimaafin, Kay. Aku yang seharusnya minta maaf sama kamu.” Dia meletakkan piring yang berisi potongan apel di pangkuanku. Aku mengambil satu potong dan mencoba mengunyahnya lambat. “Setelah semua yang kamu lakukan buat aku, aku gak mau mendengar kamu bilang kata itu lagi. Never.”

Aku mengerutkan kening, tidak mengerti maksud dari pembicaraan Alex. “Ghani told me everything, Kay, and I feel the worst. I’m so sorry.” Dia menjangkau tangan kananku dan menciumnya lembut. “I hope there’s something I can do to fix it.”

“Nothing.” Aku menjawabnya. “Gak ada seorang pun dari kita yang bisa memperbaiki apa yang sudah terjadi. Yang terjadi akan tetap terjadi. Gak ada yang bisa dilakukan lagi.”

Alex mengangguk. “You’re right. Tapi, aku akan berusaha agar kejadian seperti itu tidak terjadi lagi.” Dia berdiri dan kini duduk di tepi tempat tidur, di dekatku.

“Dari mana kamu tahu kalau aku ada di sini?”

Dia menyuapi sepotong apel padaku. “Ghani telepon aku. Aku langsung naik pesawat ke sini setelah itu.”

“Why?”

“Because I love you.”

“How?”

“I don’t know. Awalnya aku marah banget sama kamu, aku sakit hati. Setelah itu aku sibuk dan terdistraksi oleh pekerjaan. Ketika kamu mengirikan pesan-pesan itu, aku merasa senang karena kamu juga sakit sama kayak aku. Pas kita ketemu di acaranya Pak Seno, pas kamu bilang kalau kamu gak bakalan muncul di depan aku lagi, aku pikir itulah saat di mana aku akhirnya menyadari betapa menakutkannya hal itu. Aku kangen kamu, tapi ego di dalam diri aku tidak mengizinkan aku untuk mengakuinya pada diri sendiri, apalagi pada orang lain. Makanya aku lebih menyibukkan diri lagi karena gak mau kepikiran. Lalu, aku telepon Rian sebelum acara nikahannya dia. Aku datang dan ketemu kamu sama Ghani. Kalian berdua kelihatan sangat ... I don’t know. Aku merasa bodoh. Kemudian kamu kirim pesan itu. Aku kira kamu mau jelasin soal kamu dan dia. Karena itulah aku memutuskan untuk kabur. Aku gak mau dengar kalau kamu udah move on dari aku."

“Me and Ghani?” Aku tersenyum. “Are you jealous?” Aku mencolek dagunya. Alex menghindar dan tersenyum malu.

“Yeah, I was. Ghani kirim email ke aku, bilang dia pengen ketemu dan menjelaskan semuanya. Aku gak balas email itu, tapi kemudian dia kirim pesan ngasih tahu kamu ada di rumah sakit. Ya udah, aku langsung terbang ke sini tanpa ba-bi-bu.” Dia mengelus tanganku, aku melihat gurat-gurat sedih di wajahnya.

“Apa aku harua sekarat dulu biar kamu mau ketemu sama aku lagi, Lex?” Aku penasaran. Aku ingin tau apakah kalau situasinya berbeda dari sekarang, dia akan tetap menemuiku atau tidak. “Gimana kalau aku baik-baik aja dan Ghani kirim email itu ke kamu tanpa embel-embel aku sakit. Apa kamu tetap akan ada di sini atau enggak?”

Alex mengangkat wajah agar matanya bisa bertemu mataku. Beberapa saat kami hanya bertatapan, kata-katanya seperti menggantung di langit-langit ruangan. Entah apa yang ada dalam pikiran lelaki itu, akan tetapi kilatan sedih kentara dalam bola matanya. Aku kemudian tersenyum menyadari pertanyaan itu mungkin terlalu berat untuknya saat ini, saat yang melingkupi perasaannya hanyalah rasa bersalah. “I know you will.” Aku meremas genggamannya, berharap bisa menularkan kepercayaan yang aku rasakan padanya kini.

“Tapi, sekarang aku sadar kalau aku seharusnya melakukan itu dari jauh-jauh hari. Maafin aku, ya.”

To be continued ....

1
Ran Aulia
Bagus banget kak , 👍👍👍👍👍😍😍😍😍

terimakasih ya kak ❤️❤️❤️❤️
Sukma Dewi
bagus banget...
Sukma Dewi
ceritanya bagus banget...aku mendalami banget peran smua tokoh nya.... salut buat penulis....bisa buat aku nangis....👍👍
with_mercii
alurnya jelas ceritanya menarik.. semangat buatmu thoor.. 5 star n like buatmu!!!! 😁
ANJ
KEREN BANGET .
MouthofMexico
Mantap ceritanya thor👍 Like&5 🌟 mendarat untukmu... Semangat terus💪
Cinta Insta
Thor, aku gamau jadi arwah penasaran karena nungguin thor lanjut hiks
Widya Pertiwi
Aaaa! Author kece! Crazy up thor!
Winda Utami
seru thor... perjalan akan dimulai....
CupcakeHugs
Aku belum bisa move on dari bab sebelumnya.. tapi aku nungguin bab baru.. gimana dong..
SecretGiggle
Keren kak 🤩🤩 Semangat terus...
SoftMambo
Terdebest sihh kalau baca karya-karya author, apalagi sambil rebahan gini dan mendukung halu sebelum tidur wkwkw
Ghiie-nae: makasih, Kak🙏🙏🙏
total 1 replies
Arno Prayoggo
suka banget sama alur ceritanya..top bgt ..
Kepala Pil
sukses selalu authorr 🤗🤗 aku selalu mendukung mu
alchemyworks
Semangat menulis untuk karyanya yang luar biasa kak, sukses selalu😊💪🙏
love hunter
aaa thanks Thor ma bonus nya makin sayang author deh😘
DazzledSweetie
Hah demi apa udh sampe bab paling baru? Padahal baru baca tadi… Yuk lanjut thor!
fleurlovin
jangan baperan donk thor..cukuo kita 2 aja yg baperan bc nya..itu cm sedikit badai yakin kami tetap mendukungmu.. semangat !!!
moonjuice
Saya suka kalau alur dan ceritanya jelas kayak gini nih! Semangka! Semangat kakaaaak~
DazzledSweetie
Ceritanya gak ngebosenin, pokoknya aku dukung terus thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!