Naolin Farah Adyawarman, gadis berusia delapan belas tahun yang baru menyelesaikan pendidikan SMA-nya.
Tidak ada yang istimewa dari hidup Naolin, bahkan dia hampir tidak pernah melihat dunia luar.
Karena Naolin adalah anak yang harus disembunyikan, dari khalayak luas. Sebab Naolin adalah anak har*m, sang Papi kandung dengan entah siapa Mami kandungnya.
Hal itu terjadi karena Naolin, diberikan secara sukarela oleh Mami kandungnya yang merupakam gund*k, dari Papinya.
Menurut cerita keluarga Papi, Mami kandungnya Naolin ingin hidup bebas dan belum siap memiliki anak.
Tapi entahlah itu benar atau tidak. Yang jelas, keputusan Maminya itu justru menjerumuskan Naolin ke lembah kesengsaraan!
Karena Naolin akhirnya hidup dengan Mama dan Kakak tiri yang jah*t. Sementara Papi kandungnya selalu berusaha untuk tutup mata, karena katanya merasa bersalah sempat menduakan sang istri sah.
Tapi saat Naolin telah menyelesaikan SMA-nya secara homeschooling, dia dibebaskan dari rumah yang iba
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss D.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Tapi ternyata lama-lama Pak Anton muak pada Kayla, jadi dia ingin menceraikan ibl*s, itu! Saat itulah, saya menawarkan bantuan. Padahal sebenarnya, saya mau melenyapkan mereka berdua!"
"Karena saya benci dengan pengkhianat, bahkan saya juga membenci diri saya sendiri!" teriak Pak Andi, seperti sedang kesurupan!
"Bapak Andi, apa yang anda lakukan pada Pak Anton dan Ibu Kayla? Kenapa mereka berdua, bisa seperti korban ker*cunan?" tanyaku.
"Karena saya memang mer*cuni, mereka berdua! Saya berbohong pada Anton, kalau hanya vitamin kehamilan Kayla yang sudah saya berikan dosis tinggi."
"Padahal sebenarnya, saya juga sudah menaburkan rac*n, di makanan yang telah dipesan oleh Pak Anton. Itu karena dia bod*h, sampai percaya sekali kepadaku!"
"Saya bilang pada Pak Anton, berikan vitamin khusus Ibu hamil ini kepada Kayla. Lalu ajak dia makan di rumah makan khas Sunda, yang sebenarnya juga milik saya!"
"Jadi saya bisa bebas menaburkan rac*n, di makanan yang telah dipesan oleh Pak Anton! Lalu saya juga menjanjikan akan membantu mengubur Kayla, di perkebunan kopi milik keluarga saya."
"Makanya sesuai dengan rencana saya, Pak Anton membawa mobil melewati jalanan yang bawahnya adalah jurang!"
"Sebelum melewati turunan, Pak Anton dan Kayla sudah meninggal dunia. Makanya mobil terus meluncur, sampai berakhir di jurang!"
"Sudah puas Miss N, kamu telah mendengar sendiri pengakuan saya! Seorang pria tidak setia, pembunbun, dan sekarang masih ingin kabur juga dari penangkapan polisi!" teriak Pak Andi.
Braakkk ...
Aku tersenyum sinis, saat akhirnya Pak Andi berhasil dibekuk dari belakang oleh petugas kepolisian.
Sementara Ibu Vira langsung aku bantu berdiri, karena beliau jatuh tertelungkup saat Pak Andi dibekuk oleh Pak polisi.
"Alhamdulillah, terima kasih Miss N. Akhirnya semua masalah ini benar-benar bisa selesai. Ya Allah, yang saya ingat hanya Cynthia dan Clarisa saja dari tadi."
"Alhamdulillah, saya masih dikasih umur panjang. Jadi bisa terus merawat dan menjaga kedua putri kembar saya," ucap Ibu Vira, di sela tangisannya.
Aku langsung memeluk Ibu Vira, dan mengelus punggungnya. Sementara Pak Andi tampak terus berteriak-teriak heboh!
"Lepas, lepaskan saya Pak polisi! Saya ini orang kaya, nanti saya akan bayar kalian semua ya! Karena saya sangat suka menjadi Dokter!"
"Saya ini sangat dihormati, dan dicintai oleh semua orang! Kalau tidak percaya, tanya saja pada semua orang di rumah sakit ini! Tanya Pak!"
Ihh, kenapa tidak di dorr !!!
"Ibu Vira, tugas saya sudah selesai ya. Saya pamit pulang, dan semoga hidup anda serta si kembar bisa bahagia terus setelah ini," pamitku.
"Amin. Terima kasih banyak Miss N, karena berkat kamu jadi ada tiga korban pembunbunan, yang akhirnya mendapatkan keadilan," jawab Ibu Vira.
Aku menganggukkan kepala, dan segera berjalan menuju parkiran mobil.
Tapi saat akan membuka pintu mobil ...
"Naolin, ayo kita mengobrol dulu di rumah makan Padang dekat sini."
Aku langsung mendesah kesal, karena itu adalah Papi!
"Mau apalagi sihhh, Om! Nggak cukup apa, kemarin anak dan istri Om sudah mempermalukan saya di minimarket!" balasku.
Papi yang berdiri di depanku entah kenapa, malah terlihat lebih frustasi dari diriku sendiri!
"Ini Papi nak, kenapa kamu panggil Om? Tolong jangan seperti ini Naolin, karena sebenarnya Papi sayang sekali sama kamu," ucap pria aneh ini!
Karena tidak mau ribet dan drama, akhirnya aku menganggukkan kepala.
Aku masuk ke dalam mobil, lalu menghubungi Bang Rian yang merupakan pelatih MMA.
"Hallo, kamu dimana Naolin? Saya sudah tunggu selama satu jam lho. Memang kamu nggak sayang sama uangnya?" tanya Bang Rian.
"Sayanglah Bang, tapi aku lagi ada urusan penting sekali. Bisa dijadwalkan ulang nggak Bang, latihan kita?" tanyaku.
"Bisa, nanti malam jam delapan ya Nao. Tapi kasih tahu Abang, kalau kamu nggak bisa datang seperti sekarang."
"Karena sebenarnya tempat gym ini, hanya sampai jam tujuh malam saja bukanya. Jadi Abang akan pinjam kunci pada keamanan gym. Oke?"
"Oke Bang, terima kasih banyak," jawabku.
"Ya, sama-sama Nao."
Aku langsung mematikan sambungan telepon, dan segera melajukan mobil menuju rumah makan Padang yang dimaksud oleh Om Papi.
Sesampainya di rumah makan Padang, tampak Om Papi juga sudah menungguku di parkiran. Kami masuk bersama, karena aku sebenarnya tidak tahu cara memesan makanan di rumah makan sebesar ini.
Tapi ternyata makanan di sini tidak perlu dipesan, karena langsung dihidangkan dengan cara membawanya yang unik.
Karena ada banyak piring ditumpuk-tumpuk, di tangan Mas pelayannya.
Lalu dengan cepat dan rapi, para Mas pelayan menghidangkan satu persatu piring-piring berisi lauk pauk itu! Keren sekali!
"Terima kasih ya Mas, pertunjukan bawa piring dan menghidangkannya bagus sekali," pujiku.
"Ya, sama-sama Mbak," jawab Masnya ramah.
Aku mengambil nasi duluan, lalu mulai mengisi piringku dengan berbagai lauk.
Saat aku lihat ke meja sebelah, ternyata kuah kuningnya itu dicampurkan dengan nasi dan sambal.
Jadi aku ikuti juga, dan makan pakai tangan seperti orang-orang di meja lain.
"Hmmm, enak sekali," pujiku, saat suapan pertama sudah berhasil aku telan.
"Kamu suka Naolin?" tanya Om Papi.
Aku mengangguk, dan kembali makan dengan penuh semangat.
"Nao, tolong kamu jangan tuntut Ibu Suryati dan Kak Nuri ya? Karena sebenarnya di surat perjanjian sudah dituliskan, siapapun yang melanggar salah satu point, bisa dituntut hukuman penjara atau sejumlah uang."
Seketika rasa makanan ini menjadi hambar, dan aku langsung berhenti makan. Om Papi tampak salah tingkah, dan dia kembali mencoba membujukku.
"Ma-maaf Naolin, maksud Papi bukan tidak sayang kepadamu. Ta-tapi, ini demi nama baik perusahaan Papi juga. Kan kamu tetap mendapatkan uang bulanan dari Papi."
"Tenang saja Om, saya punya banyak uang kok. Saya bisa bekerja sendiri, lalu masalah istri dan anak Om, saya tidak perduli pada mereka!"
"Karena saya muak, dengan Om, Istri Om, dan juga anak kalian yang sok cantik itu! Paham Om!"
Aku langsung mencuci tangan, dan segera pergi. Padahal sayang sekali, karena harus meninggalkan makanan seenak itu!
Tapi aku janji pada diri sendiri, akan kembali lagi ke rumah makan Padang ini setelah selesai latihan MMA!
Karena sekarang aku hanya ingin pulang, dan memenangkan diri. Ternyata menjadi anak yang tidak diinginkan, sangat menyakitkan ya?
Tidak ada yang memelukku saat ini, padahal aku hanya membutuhkan hal itu saja. Mami, sebenarnya kamu siapa dan berada di mana?
Sesampainya di rumah, aku langsung masuk ke kamar dan berbaring di tempat tidur.
Setelah merasa tenang, aku kembali membuka DM. Karena aku butuh uang banyak, untuk meneruskan hidup seorang diri!
"Selamat malam Miss N."
"Perkenalkan saya Naura, dan saya adalah seorang istri serta Mama dari satu orang putra yang baru berusia dua bulan."
"Saya menikah muda Miss, karena sudah hamil duluan. Usia saya dan suami berbeda jauh, delapan belas tahun."
"Dan sekarang saya baru berusia dua puluh tahun. Tapi suami saya bersikap aneh, dia sering ..."