7 tahun bertahan, lalu ditinggal tanpa alasan. Hanna pikir, cinta sudah cukup menyakitkan untuk dicoba lagi dan mungkin sudah saatnya ia memilih dirinya sendiri.
Namun jika bukan karena cinta yang pergi tanpa pamit itu.. mungkin dia tidak akan bertemu dengan dr. Hendra.
Sayangnya, dr. Hendra seperti mustahil untuk digapai, meski setiap hari mereka berada di bawah atap yang sama.
Kali ini, akankah Hanna kembali memilih dirinya sendiri? Entahlah..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deborah_mae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DOKTER BARU?
Dua bulan berlalu, Hanna dan rekannya Angela diarahkan untuk segera pindah ke ruangan baru yang sudah selesai direnovasi. Disana, Hanna mulai berinteraksi dengan banyak orang.
Di ruangan barunya akan ditempati empat orang wanita yang terdiri dari Hanna, Angela, Febi dan Yati.
Hari itu mereka mulai menata meja masing-masing dengan bersemangat karen ruangan baru mereka sangat sejuk dan dekat dengan kantin, minimarket dan ATM.
Hanna yang awalnya seorang wanita introvert justru mulai belajar menjadi wanita introvert yang gak terlalu introvert amat. Maksudnya gimana nih? Hahaha.
Hanna seorang wanita yang pendiam. Tidak mengerti memulai sebuah percakapan bahkan takut untuk menyapa duluan. Namun, di ruangan barunya dia dipertemukan dengan rekan-rekan ekstrovertnya.
Kalau bahasa gen-z: “Terimakasih para ekstrovert sudah bersedia mengadopsi kami para introvert”. Kurang lebih begitu isi kepala Hanna.
Adaptasi baru berarti harus belajar sifat-sifat baru bagi Hanna. Di dunia kerja dia harus waspada apalagi tidak semua yang terlihat baik, akan selalu baik di belakang kita. Dan ia benar-benar menjaga hal itu.
Sudah tiga bulan berlalu, Hanna sudah mahir mengemban tugas dan tanggung jawabnya. Tugasnya tak begitu banyak namun cukup menyulitkan. Apalagi dalam tugasnya ia harus teliti membaca setiap resep obat yang dituliskan dokter jaga yang bertugas di klinik. Jika salah baca, maka Hanna bisa salah menagih jumlah obat ke perusahaan yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Graha Sehat.
Untungnya dokter yang bertugas itu sangat baik dan mudah untuk diajak bekerja sama. Namanya dr. Zidan. Beliau seorang General Practicioner yang ditugaskan di klinik perusahaan sawit yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Graha Sehat.
Hanya saja yang membuat Hanna kesal, tulisan dari dr. Zidan yang cukup sulit untuk dibaca. Namun seiring berjalannya waktu Hanna mulai terbiasa dan sudah mahir membaca resep obat.
“Dok, sorry nih. Boleh complain ga?” Tanya Hanna melalui pesan singkat Whatsapp.
“Waduh, ada apa tuh kakak ku?😟🫣” Jawab dr. Zidan
“Gini dok. Sekedar saran🙏” Canda Hanna. Ia sedikit ragu untuk menyampaikan pendapatnya.
“Saran apeee?”
“Wkwkwk bisa kali dok tulisannya agak mudah dipahami sama mata yang sangat awam ini?🥺🙏” Jawab Hanna yang sangat terkekeh saat itu.
“Oalaaaah oke oke. Besok aku benerin lagi deh tulisannya kalo inget yak wkwkwkwk🙏🗿” Jawab dr. Zidan
“Mantap. Terimakasih. Surga untukku, dok🙏” Canda Hanna lagi.
“Karena aku orang tua yang bijak, maka aku maafkan ya kak”
Kemudian, dr. Zidan menambahkan “Oh iya. Kayanya bulan depan bukan aku deh yang tugas disini. Ada dokter baru kayanya.”
Hanna bingung. Dia mengira bahwa hanya dr. Zidan saja yang bertugas di klinik itu. Ternyata, akan ada dokter lain yang bergantian dengan dr. Zidan namun belum tahu pasti siapa dokter baru itu.
Tak ambil pusing, Hanna mengabaikan kabar itu dan tetap fokus dengan pekerjaannya.
Tapi siapapun itu, semoga bisa diajak bekerja sama dengan baik seperti dr. Zidan yang tidak sulit untuk diajak bekerja sama bahkan di saat ada masalah di pekerjaan mereka bisa kompak menyelesaikan dengan baik tanpa adu argumen atau saling menyalahkan satu sama lain.
Dan karena itu, Hanna selalu berharap untuk selalu diberi kemudahan dalam pekerjaannya dan selalu dihampiri oleh orang-orang yang baik dan yang paling penting: tidak menyusahkan dan tidak menyebalkan.